Pertanyaan
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ustadz saya mau bertanya, membaca surat al-Fatihah bagi makmum itu cukup dengan menggerakkan bibir saja atau sampai terdengar suara?
Jawaban
و عليكم السلام و رحمة الله و بركاته
– Dalam konteks mazhab Syafi’i, makmum tetap wajib baca Al-Fatihah
– Dalam mazhab Hanafi, tidak perlu baca Al-Fatihah baik dishalat sirr atau jahr
– Dalam mazhab Hambali dan Maliki, Al-Fatihah tetap dibaca jika shalatnya sirr, dan tidak dibaca jika shalatnya Jahr
– Bacanya bukan hati, sebab itu bukan membaca tapi merenung.
– Bacanya tetap mesti dilisankan, lisan digerakan, batasan minimal adalah hak-hak sifat hurufnya terpenuhi dengan mulut yang komat kamit, baik suara lirih untuk diri sendiri atau tidak bersuara..
Al Kharrasyi menjelaskan:
وَاعْلَمْ أَنَّ أَدْنَى السِّرِّ أَنْ يُحَرِّكَ لِسَانَهُ بِالْقِرَاءَةِ، فَإِنْ لَمْ يُحَرِّكْ لِسَانَهُ لَمْ يَجْزِهِ، لِأَنَّهُ لَا يُعَدُّ قِرَاءَةً بِدَلِيلِ جَوَازِهَا لِلْجُنُبِ، وَأَعْلَاهُ أَنْ يُسْمِعَ نَفْسَهُ فَقَطْ. انتهى
Ketahuilah, sirr yang paling minimal adalah menggerakkan lisan saat membaca, jika tidak bergerak maka itu tidak boleh sebab itu tidak dinamakan “qiro’ah” (membaca), dalilnya orang junub masih boleh baca dihati. Ada pun sirr yang paling maksimal adalah terdengar oleh diri sendiri saja. (Syarh Al Kharrasyi ‘ala Mukhtashar Al Khalil, 1/275)
Wallahu a’lam.
✍ Farid Nu’man Hasan