Apakah Boleh Memegang HP Saat Tawaf atau Sa’i?

 PERTANYAAN:

Assalamualaikum Ustadz. Ijin bertanya. Apakah saat Tawaf atau Sa’i boleh sambil memegang HP dan membuat video Dokumentasi? Seperti banyak dilakukan oleh Jamaah Indonesia belakangan ini.


 JAWABAN

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah

Jika yang dipersoalkan adalah batal atau tidak, maka tidak. Rangkaian ibadah umrah (baik thawaf dan sa’i) berbeda dengan shalat yang memang tidak diperkenankan gerakan dan pembicaraan selain shalat.

Bahkan seandainya sejak awal niat di miqot, thawaf, sa’i, lalu tahallul, seseorang hanya diam bibirnya tidak baca apa-apa juga sah umrahnya. Doa-doa yang ada pada semua aktivitas ini adalah sunnah. Atau kebalikannya dia ngobrol juga tetap sah.

Tapi, tentu tidak seperti itu yang kita inginkan. Itu tidak afdol, tidak utama, dan tidak sempurna. Maka, alangkah baik jamaah umrah melaksanakannya dengan khidmat dan khusyu’, lalu membaca dzikir dan doa di semua rangkaian baik yang ma’tsur atau yang umum.

Imam An Nawawi mengatakan:

يجوز الكلام في الطواف ولا يبطل به ولا يكره لكن الأولى تركه إلا أن يكون كلاما في خير كأمر بمعروف أو نهي عن منكر أو تعليم جاهل أو جواب فتوى ونحو ذلك.

Dibolehkan berbicara saat thawaf dan itu tidak membatalkannya, tidak makruh juga, tapi lebih utama ditinggalkan, kecuali berbicara kebaikan seperti amar ma’ruf nahi munkar atau mengajar org bodoh atau menjawab fatwa, dan sebagainya. (Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 8/47)

Syaikh Abdullah Al Faqih mengatakan:

وعليه، فيجوز الكلام المباح في الطواف والسعي، سواء كان في الهاتف أو في غيره، والأولى تركه، وعدم الإكثار منه إلا لحاجه، وينبغي للطائف أن ينشغل بالذكر وقراءة القرآن ونحو ذلك

Oleh karenanya, boleh berbicara perkara yang mubah saat thawaf dan sa’i, baik lewat telepon atau lainnya, namun lebih utama meninggalkannya, dan tidak memperbanyak hal itu kecuali ada keperluan, hendaknya bagi orang yang thawaf sibuk dengan dzikir, baca Al Quran, dan sebagainya. (Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyah no. 29451)

Kesimpulannya, boleh memegang HP saat tawaf atau sa’i tapi lebih utama meninggalkannya.

Wallahu A’lam

Baca juga: Thawaf Wada, Wajib Atau Sunnah?

☘

✏ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top