Jika kita renungkan hakikat kehidupan, maka kita akan paham bahwa hidup adalah kumpulan dua sisi yang saling bertolak belakang.
Susah dan senang, jahat dan baik, sukses dan gagal, maju dan mundur, menang dan kalah, Jaya dan terpuruk, muslim dan kafir, dan sebagainya. Terus seperti itu, sebab itu sunnatullah kehidupan.
Untuk tingkat individu atau komunitas, Allah ﷻ juga membuat periode sukses dan gagal, bangkit lalu Jaya juga mundur lalu terpuruk bahkan bubar.
Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya mengalami keduanya. Episode Badar yang jaya, dan masa Uhud yang menyesakkan dada.
Allah ﷻ berfirman:
إِن يَمۡسَسۡكُمۡ قَرۡحٞ فَقَدۡ مَسَّ ٱلۡقَوۡمَ قَرۡحٞ مِّثۡلُهُۥۚ وَتِلۡكَ ٱلۡأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيۡنَ ٱلنَّاسِ وَلِيَعۡلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَيَتَّخِذَ مِنكُمۡ شُهَدَآءَۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ
Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zhalim. (QS. Ali ‘Imran, Ayat 140)
Adanya kemenangan dan kesuksesan itu agar kita bersyukur, bahwa semuanya dari Allah ﷻ.
Adanya kekalahan dan kegagalan itu agar kita bersabar, bahwa semuanya itu juga dari Allah ﷻ. Lalu muhasabah dan perbaiki diri.
Kadang Allah ﷻ memberikan kemenangan yang berlapis-lapis, kadang kekalahan juga beruntun..
Bagi orang beriman keduanya adalah sama, sama-sama untuk semakin dekat dengan Allah ﷻ baik dengan bersyukur atau dengan bersabar.
Jika menang kembalilah kepada Allah.. Ucapkanlah Alhamdulillah, atau hadza min fadhli rabbi… Jika gagal dan terpuruk, juga kembali kepada Allah ﷻ dan ucapkanlah inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun..
Oleh karena itu, Rasulullah ﷺ bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh mengagumkan urusan orang mumin itu, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mukmin, bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya, dan bila tertimpa musibah ia bersabar dan sabar itu baik baginya.” (HR. Muslim no. 2999)
Maka, tetaplah pandang kehidupan dengan optimisme, kerja positif, dan tawakkal kepada Allah ﷻ.
Sebab, di mata orang yang selalu berpikir positif, di mata para pejuang, semua keadaan itu baik baginya walau dibalik sebuah musibah dan kekalahan.
Wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘Ala aalihi wa Shahbihi wa Sallam
✍ Farid Nu’man Hasan