Shalihnya seorang anak tidak muncul begitu saja hanya karena orang tuanya shalih.
Sebagaimana seorang binaragawan tidak lantas melahirkan anak yang langsung berotot, keras, dan six pack.
Semuanya mesti diusahakan dan diupayakan. Kita berjalan bersama sunnatullah kehidupan, dan sunnatullah itu mesti dilalui pula oleh orang-orang beriman.
Rasulullah ﷺ sendiri telah mengisyaratkan dalam haditsnya:
وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ، لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
Siapa yang lambat amalnya maka tidaklah bisa dipercepat oleh nasabnya. (HR. Muslim no. 2699)
Artinya, amal yang dapat mewujudkan dan memperkuat keshalihan pada seorang anak adalah hal yang diusahakan.
Setiap manusia akan mendapatkan poin sesuai dengan apa yang dia usahakan.
Allah ﷻ berfirman:
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
Dan manusia tidaklah mendapatkan hasil kecuali sesuai apa yang diusahakannya. (QS. An Najm: 39)
Lelahnya orang tua dalam mendidik anak agar menjadi anak yang berkualitas adalah jihad.
Jangan sekali-kali meremehkannya. Rata-rata ulama besar yang menorehkan sejarah dengan tintanya, dan para pahlawan jihad yang menorehkan sejarah dengan darahnya, adalah hasil madrasah keluarganya terlebih dahulu sebelum lainnya.
Wallahu A’lam
Wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa’ ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam
✍ Farid Nu’man Hasan