Hampir bisa dipastikan setiap manusia pernah ditimpa musibah. Entah itu kehilangan harta benda, kecelakaan, ditimpa penyakit dan lain-lain. Meski sudah menjadi suratan takdir, secara naluri, tak ada manusia yang ingin ditimpa musibah, terutama di luar kemapuannya.
“Ya Allah jangan Engkau bebankan kepada kami sesuatu (musibah) yang kami tidak mampu menanggungnya.” (Al-Baqarah: 286)
Namun jika sudah terjadi dan tertimpa musibah, maka seorang mukmin harus menerimanya dengan ridla, tidak boleh mengeluh atau marah. Harus tetap sabar. Sebab di balik setiap bencana dan musibah selalu ada hikmah. Allah ingin agar dengan musibah itu, manusia tetap kokoh dengan keimanannya. Keimanan akan teruji kualitasnya di antaranya dengan musibah. Dengan musibah itu Allah ingin menuliskan pahala buat hamba-Nya yang tertimpa dan menggugurkan dosa-dosanya.
“Apakah manusia mengira bahwa manusia itu akan mengatakan “kami beriman” sementara mereka tidak diuji?. Sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah mengetahui orang-orang yang benar keimanannya dan orang-orang yang dusta” (Al-Ankabut: )
Meski sudah menjadi takdir, manusia tetap tidak tahu selama belum terjadi. Kewajiban manusia adalah berusaha (al-akhdzu bil asbab) agar terhindar.
Lebih penting dari itu adalah mendekat diri kepada Allah dengan cara-cara berikut agar terhindar dari musibah dan bala.
Daftar Isi
Pertama, Berdoa
Kenapa meski berdoa? Sebab Allah yang memerintahkan dan berjanji akan memenuhinya. Selain itu, doa juga akan menolak takdir. Selain itu, dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ، وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ الله بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ يُعَجِّلَ لَهُ دَعْوَتَهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَكُفَّ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا قَالُوا: إِذًا نُكْثِرُ قَالَ: الله عَزَّ وَجَلَّ أَكْثَرُ
“Tidaklah seorang hambar berdoa kepada Allah dengan satu doa yang tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahim, kecuali Allah memberinya salah satu dari tiga; menyegerakan pengabulan doanya di dunia, atau balasannya akan disimpan untuk di akhirat, atau dia akan dihindarkan dari mara bahaya dan keburukan.” Mereka bertanya, “Jika kami memperbanyak doa?” Beliau menjawab, “Allah lebih banyak” (HR. Ahmad, Baihaqi)
Kedua, Sedekah Menolak Bala’
داووا مرضاكم بالصدقة
Rasulullah bersabda, “Obati orang sakit dengan sedekah.” (HR. Baihaqi, dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih Aljami)
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
إن الصدقة تطفئ غضب الرب، وتدفع ميتة السوء
“Sedekah itu memadamkan amarah Allah dan menolak kematian yang buruk.” (HR. Ibnu Hibban)
Ketiga, Shalat Sunnah, Terutama Shalat Malam
Rasulullah bersabda,
عليكم بقيام الليل فإنه دأب الصالحين من قبلكم وقربة إلى الله تعالى ومنهاة عن الإثم وتكفير للسيئات ومطردة للداء عن الجسد
“Lakukanlah shalat malam karena ia adalah jalan orang-orang shalih sebelum kalian, mendekatkan kalian kepada Allah, mencegah dari dosa, menghapus kesalahan dan keburukan, dan mengusir penyakit dari tubuh” (HR. Tirmidzi)
وكان رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم إذا حزبه أمر فزع إلى الصلاة
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam apabila menghadapi sesuatu maka beliau melakukan shalat. (HR. Al-Baghawi)
Keempat, Memperbanyak Istigfar
Ini termasuk penyebab terpenting dalam menolak balak dan menyelesaikan masalah dan problema.
“Maka aku katakan kepada mereka: `Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (Nuh: 10-12)
Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda,
من لزم الاستغفار جعل الله له من كل ضيق مخرجاً، ومن كل هم فرجاً، ورزقه من حيث لا يحتسب
“Barangsiapa yang selalu menjaga (mengucapkan) istigfar, Allah akan menjadika baginya bagi setiap kesempitan ada jalan keluar dan setiap kesedihan ada kegembiraan dan Allah akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
Kelima, Banyak Bersalawat atas Nabi
Dalam sebuah hadits disebutkan, apabila dua pertiga malam pertama sudah berlalu maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
يا أيها الناس : أذكروا الله ، اذكروا الله ، جاءت الراجفة تتبعها الرادفة ، جاء الموت بما فيه جاء الموت بما فيه قال أبي قلت يا رسول الله إني أكثر الصلاة عليك فكم أجعل لك من صلاتي ؟ فقال : ما شئت ، قال : قلت الربع ، قال : ما شئت فإن زدت فهو خير لك ، قلت :النصف قال : ما شئت ، فإن زدت فهو خير لك ، قال : قلت فالثلثين ، قال : ما شئت فإن زدت فهو خير لك قلت : أجعل لك صلاتي كلها قال إذا تُكفى همك ويُغفر لك ذنبك .
“Wahai manusia, dzikirlah kepada Allah, dzikirlah kepada Allah. Telah datang hari ketika tiupan pertama menggoncang alam, tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua, telah datang kematian dengan segala isinya dan datang kematian dengan segala isinya. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah, “Aku perbanyak salawat kepadamu berapa yang aku jadikan untuk dalam salawatku?” beliau menjawab, “Terserah engkau.” Dia berkata: Seperempat. Beliau menjawab, “Terserah dirimu, jika engkau tambah itu lebih baik bagimu.” Dia berkata: Separuh. Beliau berkata, “Terserah engkau. Jika engkau tambah itu lebih baik bagimu.” Dia berkata: Dua pertiga. Beliau berkata, “Terserah engkau jika engkau tambah itu lebih baik.” Dia berkata: Aku jadikan untuk salawatku semuanya. Beliau bersabda, “Kalau begitu kesedihanmu akan diselesaikan dan dosa-dosamu diampuni.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
Keenam, Kebajikan dan Amal Shalih
Rasulullah bersabda,
صنائع المعروف تقي مصارع السوء والآفات والهلكات، وأهل المعروف في الدنيا هم أهل المعروف في الآخرة
“Perbuatan-perbuatan baik itu menjaga dari kematian-kematian buruk, bencana dan musibah. Orang-orang yang senantiasa melakukan kebajikan di dunia adalah orang-orang ahli kebajikan di akhirat.” (HR. Thabrani, dishahihkan Albani)
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (An-Nahl: 128)
Dalam hadits disebutkan ada tiga orang yang terjebak dalam sebuah gua. Pintu gua itu tertutup oleh batu yang jatuh. Mereka tidak bisa keluarga. Lantas letiganya lalu bertawasul dengan amal shalih mereka masing-masing. Maka Allah membukannya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketujuh, Membantu dan Meringankan Orang Muslim
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
من كان في حاجة أخيه كان الله في حاجته، ومن فرج عن مسلم كربة فرج الله عنه كربة من كرب يوم القيامة
“Barangsiapa yang membantu menutupi kebutuhan saudaranya maka Allah akan menutupi kebutuhannya. Barangsiapa yang meringankan dan membebaskan seorang muslim dari bencana maka Allah akan membebaskannya dari bencana dan kesulitan di hari kiamat.” (HR. Muslim dan Tirmidzi)
Kedelapan, Memperbanyak Tasbih (membaca subhanallah)
Allah menjelaskan kisah Nabi Yunus ketika ditelan ikan besar. Kemudian Allah mengeluarkannya karena di antaranya Nabi Yunus banyak membaca tasbih (mensucikan Allah).
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” (Ash-Shaffat: 141-142)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
دعوة ذي النون إذ دعا وهو في بطن الحوت: لاإله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين) فإنه لم يدع بها رجل مسلم في شيء قط إلا استجاب الله له
“Doa Dzun Nuun (nabi Yunus) pada saat di dalam perut ikan besar adalah: (artinya: tidak ada tuhan kecuali Engkau ya Allah, Engkau Maha Suci dan aku termasuk orang zhalim). Tidaklah seorang mukmin selalu membacanya dalam suatu hal melainkan Allah akan mengabulkan baginya.” (HR. Tirmidzi) wallahu a’lam.
Oleh: Ahmad Tarmuli LC. MHI
🍃🌺 Musibah Terbesar 🌺🍃
🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾
Imam Abdullah bin Al Mubarak Rahimahullah berkata:
«من أعظم المصائب للرجل أن يعلم من نفسه تقصيرًا ثم لا يبالي، ولا يحزن عليه!»
Di antara musibah terbesar bagi seseorang adalah dia tahu bahwi dirinya memiliki kekurangan, kemudian dia tidak peduli, dan tidak bersedih atas hal itu.
📚 Jawaahir min Aqwaal As Salaf No. 90
🌸☘🌺🌴🌻🌾🌷🍃
✍ Farid Nu’man Hasan