Daftar Isi
I. Definisi
Asy’ariyah dinisbatkan kepada pemikiran/pemahaman Imam Abul Hasan Al Asy’ari, khususnya pemikiran setelah tobat dari Mu’tazilah. Ada pun para pengikutnya disebut Asya’irah.
II. Selintas Aqidah Tentang Imam Abul Hasan Al Asy’ari
Beliau lahir 260 H wafat 330 H. Selama 40 th menganut Mu’tazilah, karena pengaruh ayah tirinya: Ali Al Juba’i. Lalu tobat darinya, dan mengumumkan pertobatannya di masjid Jami’ di Bashrah setelah shalat Jumat. (Lihat Mukadimah Maqalat Islamiyin, (Beirut: Al Maktabah Al ‘Ashriyah, 2015), vol. 1, h. 10)
Sebagian ulama menyebutkan ada tiga fase kehidupan Imam Al Asy’ari, sebagian lain mengatakan hanya dua fase. Imam Ibnu Katsir menceritakan 3 fase tsb dari sebagian ulama:
1. Fase Mu’tazilah (mengingkari sifat)
2. Fase menetapkan 7 sifat aqliyah, yaitu: hayah, ‘ilmu, qudrah, iradah, sam’u, bashar, dan kalam. Tapi mentakwil sifat khabariyah seperti wajah, tangan, kaki, betis, dan semisalnya. Fase ini Beliau mengikuti Imam Ibnu Kullab.
3. Fase menetapkan semua sifat tanpa takwil, takyif (menanyakan bagaimana), dan tasybih. Dgn ditulis kitabnya yg terakhir, Al Ibanah. (Ibnu Katsir, Thabaqat Al Fuqaha Al Syafi’iyyin, (Maktabah Tsaqafah ad Diniyah, 1993), h. 210)
Begitu pula yang dikatakan Syaikh Utsaimin. (Dikutip oleh Abdullah Mu’allim ‘Abd, Al Budur azh Zhahirah fil Thabaqat Al Asya’irah, (tanpa penerbit, 1429H), h. 11)
Tetapi, Imam Ibnu Hajar mengatakan fase Imam Al Asy’ari mengikuti Ibnu Kullab adalah fase terakhir yang ada di kitab Al Ibanah (kitab terakhir). (Lisan Al Mizan, (Darul Basyair Al Islamiyah, 2003), vol. 4, h. 486)
Artinya, menurut Ibnu Hajar hanya ada dua fase, fase Mu’tazilah dan fase Ibnu Kullab. Menurut Ibnu Khaldun, Ibnu Kullab adalah pengikut salaf dan sunnah. (Muqadimah, (tanpa penerbit, tt), vol. 2, h. 142) Begitu pula dikatakan Syaikh Hamd as Sinan dan Syaikh Fauzi Al ‘Anjazi bahwa Ibnu Kullab berada di jalan salaf dan sunnah. (Ahlus Sunnah Al Asya’irah Syahadah Ulama Al Ummah, (tanpa penerbit, tt), h. 38)
Menurut disertasi Syekh Abdurrahman Al Mahmud di Jami’atul Imam Muhammad bin Su’ud, Riyadh, bhw pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Hazm, Ibnu Abi Al ‘Izz, Ibnu Taimiyah, dan Ibnul Qayyim, fase pemikiran Imam Al Asy’ari hanya DUA FASE, yaitu fase Mu’tazilah dan fase mengikuti Ibnu Kullab. (Mauqif Ibnu Taimiyah min Al Asya’irah, (Riyadh: Maktabah Rusyd, 1990), vol. 1, h. 394)
Hal serupa juga dikatakan Syaikh Abdullah Mu’allim ‘Abd, bahwa hanya dua fase, bahkan Ibnu Katsir juga mengatakan demikian dalam Al Bidayah wan Nihayah. (Al Budur azh Zhahirah fil Thabaqat Al Asya’irah, (tanpa penerbit, 1429H), h. 11-13)
III. Imam Al Asy’ari Tidak Membawa Mazhab Baru
Para ulama -seperti Imam Tajuddin Al Subki- mengatakan, Imam Al Asy’ari tidak membawa Mazhab aqidah baru, tapi menegaskan kembali aqidah salaf. (Thabaqat Al Syafi’iyyah Al Kubra, (Hajr Lithiba’ah wal Nasyr wat Tauzi’, 1413H), vol. 3, h. 365)
Syaikh Muh Hasan Hito juga menegaskan aqidah yang dilalui Imam Al Asy’ari adalah aqidahnya Ahmad, Syafi’i, Malik, Abu Hanifah dan para salaf. (Ahlus Sunnah Al Asya’irah Syahadah Ulama Al Ummah, (tanpa penerbit, tt), h. 6)
IV. Asy’ariyah adalah Bagian Dari Keluarga Besar Ahlus Sunnah wal Jama’ah
Imam Al Safarini mengatakan Ahlus Sunnah Ada tiga:
1. Al Atsariyah, imamnya adalah Ahmad bin Hambal
2. Al Asy’ariyah, imamnya adalah Abul Hasan Al Asy’ari
3. Al Maturidiyah, imamnya adalah Abu Manshur Al Maturidi. (Lawami’ al Anwar Al Bahiyah, (Damaskus: Muasasah Al Khafiqin, 1982), vol. 1, h. 73)
Hal serupa dikatakan para Imam Hanabilah (Atsariyah), bahwa Asy’ariyah adalah Ahlus Sunnah, seperti:
– Imam Ibnu Al Syathi
– Imam Ahmad Al Mardawi
– Imam Abdul Baqi
– Syaikh Abdullah ad Dayhan
(Lihat At Tajsim wal Mujassimah, (Markaz Al Khairat, 2018), h. 272-273. Juga At Taufiq Al Jalli Bainal Asy’ari wal Hambali, (tanpa penerbit, 1436 H), h. 45)
Syaikh Bin Baaz juga menyebut Asya’irah termasuk Ahlus Sunnah dalam mayoritas perkara, walau ia mengkritik Asya’irah dalam masalah takwil Sifat. (Majmu’ Fatawa, (tanpa penerbit, tt), vol. 28, h. 257) Hal serupa dikatakan Al Lajnah Ad Daimah kerajaan Arab Saudi. (Fatawa Al Lajnah Ad Daimah, vol. 3, h. 239)
Imam Ibnu Taimiyah juga mengatakan Asy’ariyah adlh Ahlus Sunnah ketika di dalam sebuah negeri bercokol syiah, Mu’tazilah, dll, maka mereka adalah Ahlus Sunnah. (Bayan Talbis Al Jahmiyah, (Majma’ Malik Fahd, 1426H), vol. 5, h. 538)
Namun demikian, memang ada yg tidak sepakat Asya’irah dimasukan ke dalam Ahlus Sunnah, seperti Ibnu Khuwais Mandad, As Sijzi, Ibnu Qudamah, dan lainnya. (Lihat Jami’ Al Bayan Al ‘Ilmi Wa Fadhlih, vol. 2, h. 942, lihat juga Risalah As Sijzi Ila Ahli Zabid fil Radd ‘ala Man ankara Al Harf wal Shout, h. 343-346, lihat juga Munazharah fil Quran, h. 35)
V. Tokoh-tokoh Asya’irah
Mereka adalah tokoh-tokoh besar ulama dan umat diberbagai bidang di masanya masing-masing. Seperti:
Al Baqilani, Ibnu Furak, Syahrastani, Asy Syirazi, Abu Muhammad Al Juwaini, Abul Ma’ali Al Juwaini (Imam Haramain), Al Ghazali, Ibnu Abdissalam, Ibnush Shalah, An Nawawi, Ibnu Hajar Al Asqalani dan Al Haitami, As Suyuthi, Al Baijuri (Al Bajuri), dll
Menurut Ibnu Abdissalam rata-rata ulama Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah, dan fudhala (org2 utama) Hanabilah adalah Asy’ariyun. (Thabaqat asy Syafi’iyah al Kubra, vol. 3, h. 373) Al Maqrizi mengatakan begitu luas pengaruh Asya’irah di dunia Islam sampai-sampai orang-orang tidak tahu ada Mazhab lainnya, ini karena ditopang dukungan penguasa dan ulama. (Al Mawa’izh wal I’tibar, (Beirut: Dar Al Kutub Al ‘Ilmiyah, 1418), vol. 4, h. 192)
Namun sebagian ulama Saudi zaman ini seperti Syaikh Safar Al Hawali menolak keras klaim bahwa Asy’ariyah adalah mayoritas. (At Ta’liqat Al Mufidah ‘ala Risalah Manhaj Al Asya’irah fil Aqidah, (Darul Mawaddah, 2008), h. 10)
Begitu juga Syaikh Utsaimin, Beliau mengatakan bagaimana mungkin Mazhab Batil menjadi mayoritas umat sampai 95%? (Lihat ceramah Beliau di youtube dengan judul:
الرد على من يقول كيف تضللون الأشاعرة وهم 95 % من المسلمين
(Lihat detik 20 s.d 41)
Wallahu A’lam
✍ Farid Nu’man Hasan