Murji’ah: Definisi, Bahaya, dan Cirinya

🍃🌸 🌸🍃

📌 Definisi

Faham Al Irja’, secara bahasa (etimologi) artinya ta’khirul ‘amal wal Imhaal (mengakhirkan amal dan menundanya).

Imam Abu Manshur Al Baghdadiy Rahimahullah berkata:

إنما سموا مرجئة لأنهم أخروا العمل عن الإيمان، والإرجاء بمعنى التأخير

Mereka dinamakan Murji’ah, karena mereka mengakhirkan amal dari iman, dan al Irja’ maknanya adalah ta’khir (mengakhirkan/menunda).

(Al Farqu Bainal Firaq, Hal. 230)

Secara terminologi, mereka adalah -seperti yang dikatakan Imam Sufyan bin ‘Uyainah:

فَأَمَّا الْمُرْجِئَةُ الْيَوْمَ فَهُمْ قَوْمٌ يَقُولُونَ: الْإِيمَانُ قَوْلٌ بِلَا عَمِلٍ

Murji’ah hari ini adalah kaum yang mengatakan iman itu ucapan saja, tanpa amal perbuatan.

(Tahdzibul Atsar, 2/659)

Dengan kata lain, mereka tidak menjadikan amal perbuatan sebagai unsur penting iman seseorang, cukup di hati dan perkataan saja, tanpa amal.

Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid Hafizhahullah mengatakan:

أي إخراج الأعمال من مسمى الإيمان ، وأن الإيمان لا يزيد ولا ينقص

Yaitu mengeluarkan amal perbuatan dari penamaan iman, dan iman tidaklah bertambah dan tidak berkurang.

(Al Islam Su’aal wa Jawaab no. 227276 )

Sehingga bagi mereka iman manusia selama dihati dan dilisannya mengakui iman, tetaplah stabil. Tidak bertambah iman itu karena ketaatan, dan tidak bertambah iman itu karena maksiat.

📌 Bahaya-bahayanya

Pemikiran ini sangat berbahaya. Sebab, berdampak pada tidak menganggap penting amal perbuatan manusia. Pada akhirnya, iman ahli maksiat disamakan dengan iman para ahli ibadah. Iman para pemabuk disamakan dengan iman mujahidin. Karena perbuatan-perbuatan mereka, baik yang positif dan negatif sama sekali tidak “ngefek” kepada kondisi iman mereka.

Para pembesar salaf pun memposisikan mereka sebagai kaum yang memiliki pemikiran paling berbahaya.

Syarik Rahimahullah mengatakan:

هم اخبث قوم و حسبك بالرافضة خبثا ولكن المرجئة يكذبون على الله تعالى

Mereka adalah kaum yang paling buruk, cukuplah bagimu keburukan rafidhah (syiah), tetapi murjiah berdusta atas nama Allah Ta’ala.

(Abdullah bin Ahmad, As Sunnah, Hal. 312)

Ibrahim An Nakha’iy Rahimahullah mengatakan:

لأنا لفتنة المرجئة أخوف على هذه الأمة من فتنة الأزارقة

Benar-benar fitnah yang dimunculkan oleh murjiah lebih aku takuti dibanding fitnah yang dimunculkan azariqah (salah satu sekte dalam khawarij).

(Ibid, Hal. 313)

Al Auza’iy Rahimahullah mengatakan:

كان يحي بن أبي كثير وقتادة يقولان: ليس من الأهواء شيء أخوف على هذه الأمة من الإرجاء

Yahya bin Abi Katsir dan Qatadah berkata: “Tidak ada pada hawa nafsu suatu yang lebih aku takuti pada umat ini dibandingkan: Al Irja’.”

(Imam Ibnu Taimiyah, Majmu’ Al Fatawa, 7/395)

Az Zuhriy Rahimahullah mengatakan:

ما ابتدعت في الإسلام بدعة أضر على الملة من هذه، يعن: الإرجاء

Tidak ada bid’ah yang lebih berbahaya atas agama dibanding bid’ah ini, yaitu Al Irja’.

(Ibid)

📌 Beberapa contoh perilaku mereka

Contoh perilaku mereka adalah dekat dengan penguasa zalim, bahkan membelanya dan menjadi “bumper” dengan memelintir teks-teks agama. Ini terjadi karena keyakinan mereka bahwa dosa-dosa besar penguasa zalim tidaklah berpengaruh atas iman penguasa tersebut. Penguasa zalim selalu dibela dengan alasan “selama mereka masih shalat”. Murji’ah zaman now pun juga demikian.

Para imam salaf telah menggambarkan sekte murji’ah ini, seperti Imam Yahya bin Ma’in Rahimahullah.

Kata Beliau, tentang Yunus bin Bakir:

ثقة إلا أنه مرجئ يتبع السلطان

Dia orang terpercaya, hanya saja dia seorang murji’ah, mengekor penguasa.

(Siyar A’lam An Nubala, 9/247)

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menceritakan, dari An Nadhr bin Syamil, katanya:

سألني المأمون: ما الإرجاء؟ فقلت: “دين يوافق الملوك، يصيبون به من دنياهم، وينقصون به من دينهم

Al Ma’mun bertanya kepadaku: “Apakah Al Irja’?” Aku menjawab: “Agama yang menyepakati para penguasa, dengannya mereka mendapatkan kekayaan dunia mereka, dan dengannya pula mereka mengurangi agama mereka.”

(Al Bidayah wan Nihayah, 14/221)

Ruqbah bin Mushqalah -salah satu perawi yang dipakai Imam Al Bukhari- dia berkata:

وأما المرجئة فعلى دين الملوك

Ada pun Murji’ah, mereka di atas agamanya para penguasa.

(Imam Ibnu Baththah, Al Ibanah Ash Shughra, Hal. 163)

Imam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan:

المرجئة وأمثالهم ممن يسلك مسلك طاعة الأمراء مطلقاً وإن لم يكونوا أبراراً

Murji’ah dan yang semisalnya, yaitu orang-orang yang menempuh jalan ketaatan kepada penguasa secara muthlaq walaupun penguasa itu tidak pada kebaikan.

(Majmu’ Al Fatawa, 28/508)

Diperparah lagi, sikap mereka yang menuduh “khawarij” kepada Ahlus Sunnah yang mengkritisi dan menasehati penguasa zalim. Mereka dengan lugu menyamakan kritikan itu dengan pemberontakan (bughat).

Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan dalam Syairnya:

ومن العجائب أنهم قالوا لمن * قد دان بالآثار والقرآن
أنتم بذا مثل الخوارج إنَّهم *  أخذوا الظواهر ما اهتدوا لمعاني

Di antara hal-hal aneh mereka, mereka berkata kepada orang yang dekat dengan atsar (sunnah) dan Al Qur’an: “Dengan itu kalian serupa dengan khawarij”, yaitu mereka yang mengikuti dalil secara tekstual, sehingga mereka tidak mendapatkan petunjuk makna-maknanya.

(Al Kaafiyah Ash Syaafiyah, Hal. 560)

Demikian. Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thariq

📙📘📕📒📔📓📗

🖋 Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top