▪▫▪▫▪▫
📌 Dalam dunia ilmu, “ilmu”-lah yang menjadi target utamanya
📌 Lebih utama adalah mendapatkannya dari guru, walau bukan salah jika mendapatkannya dari buku, jurnal, majalah, dan grup medsos, selama rujukannya kredibel
📌 Polarisasi berkelompok tidak bisa dihindari, ini sunnatullah kehidupan, termasuk dalam berfiqih
📌 Hari ini, kita saksikan adanya sinisme antar golongan
📌 Kebenaran tidak dilihat dari dalil dan bagusnya uraian, tapi dilihat dari “siapa dia?”
📌 Ada manusia yang bermuram wajah, saat kita mengutip dari Ibnu ‘Abidin madzhab Hanafi, Al Hathab madzhab Maliki, Al Qalyubi madzhab Syafi’i, dan Al Mardawi madzhab Hambali.
📌 Lalu mereka menuduh para imam madzhab adalah pemecah belah Islam, cukuplah Al Qur’an dan As Sunnah katanya
📌 Lucunya mereka sendiri sangat fanatik terhadap syaikh-syaikh zaman now pujaannya
📌 Tidak sadar, mereka menjelma menjadi madzhab baru, madzhab “tanpa madzhab”
📌 Ada pula kebalikannya, yang juga sama-sama kerasnya
📌 Tidak kalah muram wajahnya jika kita mengutip dari Ibnu Baaz, Utsaimin, Shalih Fauzan, dan Al Albani
📌 Sama sekali tidak akan dilirik, semua pendapat tokoh-tokoh ini tidak ada harganya. Mendengar nama saja sudah langsung menjaga jarak dan vulgar ketidaksukaannya
📌 Sikap mereka sama-sama tercela dan berbahaya; kebencian dan fanatisme mematikan akal sehat dan ukhuwah Islamiyah
📌 Banyak sekali kebaikan dan faidah ilmu menjadi korban karena sinisme fiqih dan kelompok
📌 Seharusnya ilmu itu menyatukan, buka memecahkan
📌 Tapi, kadang yg menjadi masalah buka masalah ilmu, tapi “dengki” yang membara dan berkobar-kobar ..
Wallahul Musta’an !
🌻☘🌿🌸🍃🍄🌷💐
✍ Farid Nu’man Hasan