Waktu Motong Kuku Yang Sunnah

▫▪▫▪▫▪▫▪

 PERTANYAAN:

Saya ingin bertanya lagi uztad tentang sunnah memotong kuku, ada yang mngatakan sunnahnya senin, kamis, jum’at.. Selain hari itu akan terkena musibah.. Apakah benar demikian ustad? (+62 858-6999-xxxx)

 JAWABAN

Bismillahirrahmanirrahim ..

Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizahullah mengutip dari Imam As Sakhawiy, seorang pakar hadits, dan murid dari Imam Ibnu Hajar Rahimahullah:

لم يثبت في كيفيته ولا في تعيين يوم له عن النبي صلى الله عليه وسلم شيء

Tidak ada yang shahih dari Nabi ﷺ sedikit sedikit pun tentang tatacara menggunting kuku pada hari-hari tertentu.

Syaikh Abdullah Al Faqih mengatakan:

ولكن لم يصح عن النبي صلى الله عليه وسلم شيء في تحديد يوم معين لقص الأظفار من أيام الأسبوع فضلا عن أن من لم يفعل ذلك في هذا اليوم تعرض لحادث، بل هذا ممّا لا شك في بطلانه، وأنه لا تجوز نسبته إلى الشريعة

Tetapi tidak ada yang Shahih sedikitpun dari Nabi ﷺ tentang pembatasan hari-hari tertentu untuk memotong kuku dihari-hari dalam sepekan.

(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 123792)

Namun, para ulama salaf menganjurkan memotongnya dihari Jumat.

Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:

وقد نص الشافعي والأصحاب رحمهم الله على أنه يستحب تقليم الأظفار والأخذ من هذه الشعور يوم الجمعة

Imam Asy Syafi’iy dan para sahabatnya Rahimahumullah mengatakan bahwa hal yang disukai (Sunnah) memotong kuku dan rambut dihari Jumat.

(Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 1/287)

Al Hafizh Ibnu Hajar Al’Asqalani Rahimahullah mengatakan:

وسئل أحمد عنه فقال يُسَنُّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ قَبْلَ الزَّوَالِ وَعَنْهُ يَوْمَ الْخَمِيسِ وَعَنْهُ يَتَخَيَّرُ وَهَذَا هُوَ الْمُعْتَمَدُ

Imam Ahmad ditanya tentang hal itu, Beliau menjawab: “Disunnahkan memotongnya di hari Jumat sebelum tergelincir matahari,” dan riwayat darinya “pada hari Kamis”, dan riwayat darinya “bebas memilih”, dan inilah pendapat yang mu’tamad (resmi). (Fathul Bari, 1/346)

Sehingga dalam masalah ini dikembalikan kepada kondisi masing-masing orang dan kebutuhannya. Imam Ibnu Hajar berkata:

وَكَذَا قَالَ النَّوَوِيُّ الْمُخْتَارُ أَنَّ ذَلِكَ كُلَّهُ يُضْبَطُ بِالْحَاجَةِ وَقَالَ فِي شَرْحِ الْمُهَذَّبِ يَنْبَغِي أَنْ يَخْتَلِفَ ذَلِكَ بِاخْتِلَافِ الْأَحْوَالِ وَالْأَشْخَاصِ

Demikian pula berkata An Nawawi: pendapat yang dipilih adalah semua ini dipatok oleh kebutuhan.

Beliau juga mengatakan dalam Syarh Al Muhadzdzab, bahwa hal ini hendaknya dibedakan sesuai perbedaan kondisi dan masing-masing orang. (Ibid)

Demikian. Wallahu a’lam


▫▪▫▪▫▪▫▪

 PERTANYAAN:

Bagaimana urutan memotong kuku yang sesuai sunnah dan kapan waktunya?

 JAWABAN

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Tidak ada satu pun hadits shahih yang menerangkan hal ini, sebagaimana dikatakan Imam Ibnu Hajar Al ‘Asqalani berikut:

وَلَمْ يَثْبُتْ فِي تَرْتِيبِ الْأَصَابِعِ عِنْدَ الْقَصِّ شَيْءٌ مِنَ الْأَحَادِيثِ

Tidak ada hadits yang shahih sama sekali dalam masalah urutan jari jemari yang dipotong kukunya. (Fathul Bari, 10/345. Lihat juga Imam Badruddin Al ‘Aini, ‘Umdatul Qari, 22/45)

Tetapi Imam An Nawawi menyatakan disukai dengan cara berikut:

وَيُسْتَحَبّ أَنْ يَبْدَأ بِالْيَدَيْنِ قَبْل الرِّجْلَيْنِ فَيَبْدَأ بِمُسَبِّحَةِ يَده الْيُمْنَى ، ثُمَّ الْوُسْطَى ثُمَّ الْبِنْصِر ثُمَّ الْخِنْصَر ثُمَّ الْإِبْهَام ثُمَّ يَعُود إِلَى الْيُسْرَى فَيَبْدَأ بِخِنْصَرِهَا ثُمَّ بِبِنْصِرِهَا إِلَى آخِرهَا ثُمَّ يَعُود إِلَى الرِّجْلَيْنِ الْيُمْنَى فَيَبْدَأ بِخِنْصَرِهَا وَيَخْتِم بِخِنْصَرِ الْيُسْرَى . وَاللَّهُ أَعْلَم

Disunahkan memulai memotong kuku kedua tangan sebelum kuku kedua kaki. Dimulai dari kuku jari telunjuk kanan, lalu tengah, manis, kelingking, lalu jempol. Kemudian, tangan kiri dimulai dari jari kelingking, manis, sampai selesai semua, lalu pindah ke kaki kanan, dimulai dari kelingking kanan dan diakhiri kelingking kiri. Wallahu A’lam. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 1/414)

Ada pun mengkhususkan memotong kuku pada hari Jumat atau hari-hari tertentu, tidak ada yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sebagaimana dikatakan Al Hafizh As Sakhawi (murid Imam Ibnu Hajar), tapi memilih hari Jumat itu dilakukan para salaf sebagaimana riwayat dari Imam Asy Syafi’i dan Imam Ahmad.

Imam An Nawawi Rahimahullah menjelaskan:

أَمَّا وَقْت حَلْقِهِ فَالْمُخْتَارِ أَنَّهُ يُضْبَط بِالْحَاجَةِ وَطُوله ، فَإِذَا طَالَ حُلِقَ ، وَكَذَلِكَ الضَّبْط فِي قَصّ الشَّارِب وَنَتْف الْإِبْط وَتَقْلِيم الْأَظْفَار . وَأَمَّا حَدِيث أَنَس الْمَذْكُور فِي الْكِتَاب ( وَقَّتَ لَنَا فِي قَصَّ الشَّارِب وَتَقْلِيم الْأَظْفَار وَنَتْف الْإِبْط وَحَلْق الْعَانَة لَا يُتْرَك أَكْثَر مِنْ أَرْبَعِينَ لَيْلَة ) فَمَعْنَاهُ لَا يُتْرَك تَرْكًا يَتَجَاوَز بِهِ أَرْبَعِينَ لَا أَنَّهُمْ وَقَّتَ لَهُمْ التَّرْك أَرْبَعِينَ . وَاَللَّه أَعْلَم

Ada pun waktu mencukurnya, pendapat yang dipilih adalah bahwa batasannya itu sesuai kebutuhan dan ukuran panjangnya, jika sudah panjang maka mesti dicukur, demikian juga batasan dalam memotong kumis, mencabut rambut ketiak, dan memotong kuku. Ada pun hadits Anas yang disebutkan dalam kitab ini: “Kami diberikan waktu dalam memotong kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur rambut kemaluan, agar tidak membiarkannya melewati 40 hari.” Maknanya adalah jangan biarkan sampai melewati 40 hari, bukan bermakna mereka mesti membiarkan sampai 40 hari.” Wallahu A’lam (Ibid)

Demikian. Wallahu A’lam

 Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top