Shalat Di Kubur dan di Masjid Yang Halamannya Ada Kuburnya

💥💦💥💦💥💦

📨 PERTANYAAN:

Ustadz .. Ada yang lagi ribut-ribut shalat menghadap kubur tuh, emangnya gimana sebenarnya?

📬 JAWABAN

Bismillah wal Hamdulillah ..

Langsung aja ya ..

🌸 Jika Shalat Langsung Menghadap Kubur

▪ Imam An Nawawi Rahimahullah :

( فرع ) في مذاهب العلماء في الصلاة في المقبرة :
– قد ذكرنا مذهبنا فيها , وأنها ثلاثة أقسام , قال ابن المنذر روينا عن علي وابن عباس وابن عمر وعطاء والنخعي أنهم كرهوا الصلاة في المقبرة
– ولم يكرها أبو هريرة وواثلة بن الأسقع والحسن البصري
– وعن مالك روايتان أشهرهما لا يكره ما لم يعلم نجاستها
– وقال أحمد: الصلاة فيها حرام , وفي صحتها روايتان وإن تحقق طهارتها
– ونقل صاحب الحاوي عن داود أنه قال : تصح الصلاة وإن تحقق نبشها)اه

Pandangan beragam pendapat ulama tentang shalat di kubur: Kami telah menyebutkan madzhab kami (Syafi’iyah)  adanya tiga pendapat.

– Berkata Ibnul Mundzir, kami meriwayatkan dari Ali, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Atha’, An Nakha’iy, bahwa mereka memakruhkan shalat di kubur.

– Tapi Abu Hurairah, Watsilah bin Al Asqa’, dan Hasan Al Bashri tidak memakruhkan.

– Sedangkan Imam Malik ada dua riwayat darinya, yang paling tenar adalah tidak makruh selama tidak diketahui adanya najis

– Imam Ahmad mengatakan haram shalat di kubur, ada pun tentang sahnya, selama terpenuhi kesuciannya (maka sah).

– Pengarang Al Hawi meriwayatkan dari Daud (Azh Zhahiri) bahwa shalatnya sah jika dilakukan pembongkaran.(Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab,  3/166)

Masih Imam An Nawawi Rahimahullah:

اتفقت نصوص الشافعي والأصحاب على كراهة بناء مسجد على القبر سواء كان الميت مشهورا بالصلاح أو غيره , لعموم الأحاديث
قال الشافعي والأصحاب : وتكره الصلاة إلى القبور , سواء كان الميت صالحا أو غيره قال الحافظ أبو موسى : قال الإمام أبو الحسن الزعفراني رحمه الله : ولا يصلى إلى قبره , ولا عنده تبركا به وإعظاما له للأحاديث والله أعلم

Telah terjadi kesamaan kata antara Imam Asy Syafi’i dan para sahabatnya, tentang makruhnya membangun masjid di atas kubur baik kubur orang shalih atau bukan sama saja berdasarkan keumuman haditsnya.

Imam Asy Syafi’i dan para sahabatnya mengatakan: makruh shalat menghadap kubur, baik kubur orang shalih atau selainnya sama saja.

Berkata Al Hafizh Abu Musa: berkata Imam Abul Hasan Az Za’faraniy:  “Janganlah shalat menghadapnya atau shalat di sisinya, baik karena mencari berkah atau memuliakannya, berdasarkan hadits-hadits  yang melarangnya. Wallahu A’lam. (Ibid,  5/280)

▪Imam Al Malibari Rahimahullah menjelaskan tentang syarat sahnya nadzar:

في شروط صحة النذر : ( وخرج بالقربة المعصية كصوم أيام التشريق وصلاة لا سبب لها في وقت مكروه فلا ينعقدان, وكالمعصية المكروه كالصلاة عند القبر والنذر لأحد أبويه أو أولاده فقط )

Telah keluar dari batas qurbah (aktifitas ibadah) dengan melakukan maksiat seperti berpuasa di hari tasyriq, shalat tanpa sebab di waktu waktu makruh, maka janganlah keduanya dilakukan, dan juga seperti maksiat yang makruh seperti shalat di sisi kubur, atau bernadzar kepada salah satu orang tuanya atau salah satu anak-anaknya saja. (Fathul Mu’in, 2/360)

▪Imam Ibnu Hajar Al ‘Asqalani Rahimahullah:

( قوله: (وما يكره من الصلاة في القبور) يتناول ما إذا وقعت الصلاة على القبر أو إلى القبر أو بين القبرين وفي ذلك حديث رواه مسلم من طريق أبي مرثد الغنوي مرفوعا: (لا تجلسوا على القبور ولا تصلوا إليها أو عليها) قلت: وليس هو على شرط البخاري فأشار إليه في الترجمة وأورد معه اثر عمر الدال على أن النهي عن ذلك لا يقتضي فساد الصلاة

Perkataannya “Apa-apa yang dimakruhkan berupa shalat di kubur”, hal ini meliputi jika shalat di atas kubur atau menghadap kubur atau di antara dua kubur.

Dalam hal ini terdapat hadits Shahih Muslim, dari Abu Martsad Al Ghanawi secara marfu’ secara marfu’: “Janganlah duduk di atas kubur dan janganlah shalat menghadapnya atau di atasnya.”

Aku (Ibnu Hajar) berkata: “Hadits ini bukanlah atas standarnya Imam Al Bukhari, hal itu diisyaratkan pada biografinya.” Bersama itu juga terdapat atsar dari Umar yang menunjukkan bahwa hal Itu tidak berdampak pada rusaknya (batal) shalatnya. (Fathul Bari, 1/524)

Al Hafizh Ibnu Hajar juga berkata:

استنبط من قوله في الحديث ولا تتخذوها قبورا أن القبور

ليست بمحل للعبادة فتكون الصلاة فيها مكروهة…
قال ابن التين: تأوله البخاري على كراهة الصلاة في المقابر وتأوله جماعة على أنه إنما فيه الندب إلى الصلاة في البيوت إذ الموتى لا يصلون كأنه قال لا تكونوا كالموتى الذين لا يصلون في بيوتهم وهي القبور, قال: فأما جواز الصلاة في المقابر أو المنع منه فليس في الحديث ما يؤخذ منه ذلك

Telah ditetapkan dari sabdanya pada hadits: “Janganlah jadikan kubur sebagai masjid”, bahwasanya kuburan bukanlah tempat untuk ibadah. Maka, shalat di kuburan itu makruh.

Ibnu At Tin berkata: “Al Bukhari memaknai bahwa makruhnya shalat di kubur.” Ada segolongan ulama memaknai hadits ini sebagai anjuran untuk shalat di rumah, sebab mayit itu tidak shalat di kuburnya, seolah dia mengatakan: “Janganlah kamu seperti mayit yang tidak shalat di rumahnya yaitu kuburnya.” Ada pun pembolehan shalat di kubur dan juga larangannya, maka hadits tersebut tidak bisa dijadikan dalil. (Ibid, 1/529)

Dengan kata lain, dari penjelasan akhir Imam Ibnu Hajar, hadits tersebut bukan dasar untuk membolehkan dan mengharamkannya. Menurut Al Hafizh Ibnu Hajar yang benar adalah makruh.

Jadi, umumnya ulama mengatakan SAH shalat dikubur, tapi umumnya me-MAKRUHkan, sebagian membolehkan dan sebagian mengharamkan.

🌸 Shalat di Masjid Yang Ada Kuburnya

Tidak apa-apa alias boleh shalat di masjid yang dihalamannya terdapat kubur, baik samping atau depannya, selama ada dinding yang membatasinya sehingga kubur tersebut sudah keluar dari area tempat shalat.

▪ Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah:

وذكر الآمدي وغيره : أنه لا تجوز الصلاة فيه – أي : المسجد الذي قبلته إلى القبر – حتى يكون بين الحائط وبين المقبرة حائل آخر ، وذكر بعضهم هذا منصوص أحمد

Al Amidiy dan lainnya menyebutkan: tidak boleh shalat di dalamnya -yaitu di masjid yang kiblatnya menghadap kubur- sampai di antara kubur itu dan tembok  masjid ada tembok lainnya. Mereka menyebutkan bahwa ini perkataan Imam Ahmad. (Al Mustadrak ‘alal Majmu’ Al Fatawa, 3/75)

▪ Syaikh Muhammad bin Abdul Lathif bin Abdurrahman dan Syaikh Sulaiman bin Sahman berkata:

إذا جُعل بين القبر وبين المسجد جدار يرفع يُخرج القبر عن مسمى المسجد : فلا تكره الصلاة فيه
انتهى

Jika dibuatkan dinding yang tinggi  antara kubur dan masjid, yang membuat kubur keluar dari area masjid maka tidak makruh shalat di dalamnya. (Selesai)

▪ Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah berkata:

إذا صلَّى الإنسان في مسجد أمامه مقبرة : فإن كان هناك فاصل شارع – مثلاً – أو جدار تام بحيث يكون المصلون لا يشاهدون المقبرة : فلا بأس بذلك ، أما إذا كان قريباً يلي المسجد مباشرة ، وليس فيه جدار ، أو فيه جدار قصير بحيث يشاهد المصلون هذه القبور : فإنه لا يجوز ؛ لأن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال ( لا تصلوا إلى القبور ولا تجلسوا عليها ) – رواه مسلم –

Jika manusia shalat di masjid yang di depannya ada kuburan: jika di situ ada pemisah berupa jalanan misalnya atau dinding yang sempurna yang membuat jamaah shalat tidak melihat kuburan maka itu tidak apa-apa. Ada pun jika berdekatan langsung, tanpa adanya dinding pemisah atau dindingnya pendek, sehingga jamaah shalat dapat melihat kuburan tersebut maka tidak boleh. Sebab Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Janganlah shalat kepada kuburan dan jangan duduk di atasnya.” (HR. Muslim). (Liqa Bab Al Maftuh,  1/137)

Jadi, jika ada tembok pemisah antara kubur itu dan masjid sehingga tidak tampak dari pandangan mata jamaah shalat, atau terpisah oleh jalan, maka boleh dan sah.

Demikian. Wallahu A’lam

🌴🍄🌷🌱🌸🍃🌾🌵

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top