Pilih-Pilih Ustadz dalam Mengikuti Kajian Islam

✉️❔PERTANYAAN

Assalamualaikum ustadz.. ijin bertanya.

Apakah boleh Jamaah memilih-milih ustadz dalam kajian?

Misalnya di Masjid kami, melakukan Kajian 4 kali setiap bulan, tapi beberapa Jamaah tidak hadir jika kajian dengan Ustadz A, dengan alasan sering memberikan jawaban berdasarkan pendapat pribadi dan tidak dari Hadits.

Demikian ustadz

✒️❕JAWABAN

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Ada dua sisi;

– Sisi Ustadznya, hendaknya memperbaiki metodenya. Agar jangan terlalu sering dengan pandangan sendiri tapi hendaknya merujuk juga dengan para ulama.

– Sisi jamaahnya, jika ada nara sumber yg tidak disukai karena 1-2 hal carilah kebaikan atau kelebihan lain padanya agar keberkahan bemajelis tetap bisa didapatkan. Mencari yang sempurna tidak akan pernah dijumpai.

Rasulullah ﷺ bersabda:

ِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ

“Apabila kalian melewati taman Surga, maka perbanyaklah dzikir!” Aku katakan; “Apakah taman Surga itu wahai Rasulullah?” Beliau mengatakan: “Halaqah-halaqah dzikir.”

(HR. At Tirmidzi no. 3510, kata Imam At Tirmidzi: hasan gharib)

Imam Abu Bakar Al Hishniy Ad Dimasyqiy Rahimahullah memberikan nasihat:

وَهَذَا لمن طلبه للتفقه فِي الدّين على سَبِيل النجَاة لا قصد الترفع على الأقران وَالْمَال والجاه، قَالَ رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم: ” من تعلم علما مِمَّا يبتغى بِهِ وَجه الله تَعَالَى لَا يتعلمه إِلَّا ليصيب بِهِ غَرضا من الدُّنْيَا لم يجد عرف الْجنَّة يَوْم الْقِيَامَة”

Kedudukan ini adalah bagi yang menuntut ilmu agama untuk kesuksesan akhirat, bukan bermaksud persaingan, harta, dan kedudukan. Sebab Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barangsiapa yang menuntut ilmu yang padanya seharusnya dia mencari ridha Allah, dia tidak mencarinya melainkan menginginkan target dunia, maka dia tidak dapat mencium surga pada hari kiamat nanti.”

(Kifaayatul Akhyar, Hal. 4)

Jadi, tetap semangat untuk hadir di majelis-majelis ilmu, mengaji dan mengkaji Islam, berkumpul dengan orang-orang baik, dan keberkahan majelis, walaupun nara sumber ada kekurangan dalam kemampuan narasi, retorika atau komunikasi, yang penting apa yang disampaikannya adalah kebaikan dan kebenaran.

Wallahu A’lam

✍️ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top