💢💢💢💢💢💢
📨 PERTANYAAN:
assalamu’alaikum Ustadz Faridz,
mau tanya,
apakah hadits larangan meniup air yg mau kita minum juga dimaksudkan melarang kita untuk meniup makanan yang masih panas?
Atas jawabannya saya ucapkan terima kasih.
jazakalloh khoiron katsir (08569581xxxx)
📬 JAWABAN
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah ..
Ya, hal itu dilarang, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, katanya:
نهى أن يتنفس في الإناء أو ينفخ فيه
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang bernafas di bejana atau meniupnya (saat minum). (HR. At Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, shahih)
Imam Al Munawi Rahimahullah menjelaskan hikmah larangan ini:
والنفخ في الطعام الحار يدل على العجلة الدالة على الشَّرَه وعدم الصبر وقلة المروءة
Meniup makanan panas menunjukkan ketergesa-gesaannya, yang menunjukkan kejelekannya, tidak sabar, dan sedikitnya muru’ah.
(Faidhul Qadir, 6/346)
Imam Asy Syaukani Rahimahullah juga menjelaskan:
أي في الإناء الذي يشرب منه ، والإناء يشمل إناء الطعام والشراب، فلا ينفخ في الإناء ليذهب ما في الماء من قذارة ونحوها ، فإنه لا يخلو النفخ غالباً من بزاق يستقذر منه ، وكذا لا ينفخ في الإناء لتبريد الطعام الحار ، بل يصبر إلى أن يبرد ، ولا يأكله حاراً ، فإن البركة تذهب منه ، وهو شراب أهل النار”
Yaitu larangan meniup di tempat air minum, dan ini mencakup tempat makanan dan minuman.
Maka, janganlah meniup air supaya hilang kotoran dan semisalnya, sebab hal itu umumnya tidak akan lepas tertiup pula air ludah yang akan mengotorinya, begitu pula jangan meniup makanan panas supaya dingin, tetapi hendaknya dia bersabar.
Dan jangan minum saat masih panas, sebab keberkahan akan hilang, dan itu minuman penghuni neraka.
(Nailul Authar, 8/221)
Lalu, apa implikasi hukum larangan ini? Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid Hafizhahullah menjelaskan:
وهذا النهي عن الأمرين للكراهة ، فمن فعلهما أو أحدهما لا يأثم إلا أنه قد فاته أجر امتثال هذه التوجيهات النبوية، كما فاته أيضاً التأدب بهذا الأدب الرفيع الذي تحبه وترضاه النفوس الكاملة
Larangan dua hal ini (bernafas dan meniup bejana) adalah makruh, siapa yang melakukan keduanya atau salah satunya dia tidak berdosa. Tapi dia kehilangan mendapatkan pahala dari mengikuti arahan kenabian dalam masalah ini. Sebagaimana dia juga kehilangan nilai pendidikan dari adab yang mulai ini, yang disukai dan diridhai oleh jiwa yang sempurna. (Selesai)
Bagaimana jika memang waktu sempit, sehingga dia harus makan saat itu juga dan makanan masih panas?
Imam Al Mardawiy Rahimahullah menjelaskan:
قال الآمدي : لا يكره النفخ في الطعام إذا كان حاراً . قلت (المرداوي) وهو الصواب ، إن كان ثَمَّ حاجة إلى الأكل حينئذ
Berkata Al Amidiy: tidak dimakruhkan meniup makanan jika makanan itu panas. Aku (Al Mardawiy) berkata: Ini benar, jika di sana memang ada kebutuhan yang membuatnya harus makan saat itu juga.
(Al Inshaf, 8/328)
Demikian. Wallahu a’lam
🍄🌴🌷🌱🌸🍃🌵🌾
✍ Farid Nu’man Hasan