Ayat Tentang Bayang-Bayang

PERTANYAAN:

Ustadz bagaimana memahami ayat ini :

أَوَلَمۡ يَرَوۡاْ إِلَىٰ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ مِن شَيۡءٖ يَتَفَيَّؤُاْ ظِلَٰلُهُۥ عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَٱلشَّمَآئِلِ سُجَّدٗا لِّلَّهِ وَهُمۡ دَٰخِرُونَ

Dan apakah mereka tidak memperhatikan suatu benda yang diciptakan Allah, bayang-bayangnya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri, dalam keadaan sujud kepada Allah, dan mereka (bersikap) rendah hati (Surat An-Nahl, Ayat 48)

Di sini di sebutkan bayangan berbolak-balik ke kanan & ke kiri, padahal posisi kanan kiri bayangan tergantung posisi bendanya?

JAWABAN

Bismillahirrahmanirrahim… Wal hamdulillah, washsholatu wassalaamu ‘alaa Rasulillah.. wa ba’d..

Ayat tersebut pada intinya menegaskan tentang ketundukan segala makhluk kepada kehendak dan kekuasaan Allah SWT, ketundukan itu ditandai dengan penegasan bahwa segala sesuatu yang memiliki bayangan, pasti bersujud kepada Allah SWT sesuai dengan caranya masing-masing.

Hal ini senada misalnya dengan firman Allah SWT di ayat yang lain :

وَلِلّٰهِ يَسْجُدُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ طَوْعًا وَّكَرْهًا وَّظِلٰلُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ ۩ ١٥

Hanya kepada Allahlah siapa saja yang ada di langit dan di bumi bersujud, baik dengan kemauan sendiri maupun terpaksa. (Bersujud pula kepada-Nya) bayang-bayang mereka pada waktu pagi dan petang hari. (QS Ar-Ra’d: 15)

Mengapa Allah SWT menggunakan ungkapan bayang-bayang? Jika kita renungkan, ini mengisyaratkan dua hikmah utama :

1. Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT dan terlihat secara kasat mata, pasti memiliki bayang-bayang, dan segala yang memiliki bayang-bayang adalah makhluk, semua makhluk tanpa terkecuali tunduk dan bersujud kepada Allah swt. Tidak ada yang keluar dari garis kehendak dan aturan Allah SWT.

Lalu bukankah ada makhluk yang diciptakan Allah dan tidak terlihat bayang-bayangnya? Seperti hal-hal yang ghaib? Ya betul, namun pengkhususan penyebutan makhluk yang berbayang dimaksudkan agar manusia mengambil pelajaran ketundukan dari segala makhluk yang ada di sekitarnya dan mudah dilihat secara kasat mata.

2. Penyebutan bayang-bayang sebagai subjek (fa’il) dari ungkapan يتفيؤ ظلاله عن اليمين والشمائل““ sebenarnya mengisyaratkan akan keadaan para makhluk tersebut yang terus menerus dalam keadaan beribadah dan bersujud kepada Allah swt, seiring dengan perubahan waktu baik itu pagi, siang, petang, maupun malam. karena pada dasarnya keberadaan bayang-bayang makhluk sangat dipengaruhi oleh pergerakan sinar matahari. Matahari bergerak maka posisi bayang-bayang pun akan berubah, dan sepanjang waktu itu pula seluruh makhluk akan bersujud kepada Allah SWT.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata menafsirkan ayat ini :

يُخْبِرُ تَعَالَى عَنْ عَظَمَتِهِ وَجَلَالِهِ وَكِبْرِيَائِهِ الَّذِي خَضَعَ لَهُ كُلُّ شَيْءٍ، وَدَانَتْ لَهُ الْأَشْيَاءُ وَالْمَخْلُوقَاتُ بِأَسْرِهَا: جَمَادُهَا وَحَيَوَانَاتُهَا، وَمُكَلَّفُوهَا مِنَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ وَالْمَلَائِكَةِ، فَأَخْبَرَ(١) أَنَّ كُلَّ مَا لَهُ ظل يتفيأ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ، أَيْ: بُكْرَةً وَعَشِيًّا، فَإِنَّهُ سَاجِدٌ بِظِلِّهِ لِلَّهِ تَعَالَى

“Allah Ta’ala mengabarkan tentang keagungan, kebesaran, dan ketinggianNya, segala sesuatu tunduk kepadaNya, seluruh makhluk patuh padaNya; baik benda mati dan hidup, termasuk makhluk yang mendapatkan Taklif (pembebanan) dari kalangan manusia, jin dan malaikat. DIA menegaskan bahwa segala sesuatu yang bayangannya bergerak ke kanan dan ke kiri, yakni : di pagi dan petang, maka sejatinya ia sedang bersujud diiringi bayangannya itu, kepada Allah Ta’ala”.

Wallahu a’lam

Ustadz Faris Jihady

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top