PERTANYAAN:
Assalamualaikum Ust
Ada titipan pertanyaan
Terkait wanita yg hamil lantas krn ada sesuatu hal sehingga janinnya harus dikeluarkan. Dikurek (Istilah dlm kesehatannya). Apakah wanita tsb dihukumi sama dgn wanita yg melahirkan dimana mengalami masa 40 hari (tdk boleh sholat dan kegiatan ibadah lainnya)
Syukron sebelumnya. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh (+62 852-4140-xxxx)
JAWABAN
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh
إذا اسقطت المرأة في الشهر الثاني من حملها فإن هذا الدم دم فساد ليس حيضاً ولا نفاس ، وعلى هذا فيجب عليها أن تصوم وصومها صحيح ويجب عليها أن تصلي وصلاتها صحيحة ويجوز لزوجها أن يجامعها ولا إثم عليه لأن أهل العلم يقولون من شروط النفاس أن يكون الولد قد خلق يعني قد تبينت أعضاءه ونبتت رجله ويده ورأسه فإذا وضعته قبل أن يخلق فإن دمها ليس دم نفاس
Jika seorang wanita keguguran dibulan KEDUA di usia kehamilannya, maka yg keluar adalah darah yang rusak, bukan haid bukan pula nifas.
Oleh karena itu, wajib baginya tetap berpuasa dan puasanya sah, wajib baginya shalat dan shalatnya sah, dan boleh bagi suaminya menggaulinya dan tidak berdosa. Sebab, para ulama mengatakan syarat dikatakan nifas jika bayinya sudah tercipta dan berbentuk jelas anggota tubuhnya, seperti kaki, tangan, kepalanya. Maka, keguguran disaat sebelum terciptanya ini maka bukan darah nifas. (selesai)
Jadi, patokannya seperti itu .. jika darah kuret/kiret karena keguguran, dan janinnya sudah berwujud lengkap, maka nifas. Berarti tidak wajib shalat dan puasa. Tapi, kalau belum berbentuk sempurna maka belum nifas, sehingga tetap wajib puasa dan shalat.
Kasus yang ditanyakan, lihat saja kondisi bayinya saat dikuret apakah sudah berbentuk lengkap atau masih gumpalan daging atau darah saja.
Wallahu a’lam
Farid Nu’man Hasan

