Kontribusi Terhadap Perjuangan Islam

Allah ﷻ berfirman:

{ لَّا يَسۡتَوِي ٱلۡقَٰعِدُونَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ غَيۡرُ أُوْلِي ٱلضَّرَرِ وَٱلۡمُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡۚ فَضَّلَ ٱللَّهُ ٱلۡمُجَٰهِدِينَ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ عَلَى ٱلۡقَٰعِدِينَ دَرَجَةٗۚ وَكُلّٗا وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ وَفَضَّلَ ٱللَّهُ ٱلۡمُجَٰهِدِينَ عَلَى ٱلۡقَٰعِدِينَ أَجۡرًا عَظِيمٗا }

Tidaklah sama antara orang yang beriman yang duduk (yang tidak turut berjihad) tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berjihad tanpa halangan). Kepada masing-masing, Allah menjanjikan (pahala) yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar. [Surat An-Nisa’: 95]

– Ayat ini menceritakan kelebihan dan ketinggian derajat orang-orang mukmin yang memperjuangkan agamanya, dibandingkan orang-orang yang beriman namun tidak ikut berjuang tanpa alasan.

– Imam Al Bukhari meriwayatkan bahwa ketika awal ayat ini turun – Abdullah bin Ummi Maktum, seorang sahabat yang tuna netra – mengadu kepada Rasulullah ﷺ bahwa dirinya tuna netra, sehingga tidak bisa ikut jihad walau sangat menginginkan, maka turunlah kalimat: Tidaklah sama antara orang mukmin yang duduk (tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah. (An-Nisa: 95)

– Artinya, jika ketidaksertaan dalam perjuangan didasari alasan (uzur) yang syar’i, padahal mereka sangat menginginkan ikut berjuang maka kedudukan mereka tetap mulia dan dimaafkan.

– Substansi ayat ini adalah mengajarkan umat Islam agar berlomba-lomba memberikan sumbangsih apa pun potensi yang dimiliki untuk kejayaan Islam.

– Tidak ada yang dianggap remeh dari sumbangsih tersebut; baik kontribusi waktu, pemikiran, ilmu, tenaga, dana, sampai nyawa. Semua ini bernilai tinggi jika dipersembahkan utk ‘Izzul Islam wal Muslimin. Inilah yang membedakan antara orang yang berjuang dan duduk-duduk saja.

Wallahu A’lam wa Lillahil ‘Izzah

☘

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top