Hukum Mengubur Ari-Ari

🌸🏹🌸🏹🌸🏹

📨 PERTANYAAN:

Apakah ada dasarnya mengubur ari-ari bayi?

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃

Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah … wa ba’d.

Masalah mengubur ari-ari bayi, memang tidak kita dapati secara khusus dalam syariat. Tetapi, para ulama telah menyebutkan di antara adab-adab terhadap anggota badan yang sudah terputus, seperti kuku, rambut, atau apa saja yang terpotong dari tubuh manusia, adalah dengan dikubur. Itulah cara memuliakannya dan menghormatinya, bukan dikomersialkan, bukan pula dimanfaatkan tanpa udzur syar’i. Hal ini agar bagian-bagian itu tidak dipermainkan oleh hewan pemangsa.

Berkata Imam An Nawawi Rahimahullah:

…ولأنه يحرم الانتفاع بشعر الآدمي وسائرأجزائه لكرامته بل يدفن شعره وظفره وسائر أجزائه

… Karena diharamkan memanfaatkan rambut manusia dan seluruh bagian-bagian tubuhnya karena manusia memiliki kehormatan, justru seharusnya dikuburkan; rambut, kuku, dan semua bagian tubuh manusia. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 7/236)

Para ulama menjelaskan:

صرح جمهور الفقهاء بأنه يستحب أن يدفن ما يزيله الشخص من ظفر وشعر ودم ؛ لما روي عن ميل بنت مشرح الأشعرية ، قالت : رأيت أبي يقلم أظفاره ، ويدفنه ويقول : رأيت النبي صلى الله عليه وسلم يفعل ذلك وعن ابن جريج عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : كان يعجبه دفن الدم. وقال أحمد : كان ابن عمر يفعله . وكذلك تدفن العلقة والمضغة التي تلقيها المرأة

Para ulama, mayoritas menyunnahkan mengubur apa-apa yang lepas dari tubuh seseorang, baik kuku, rambut, dan darah. Berdasarkan riwayat Mil binti Misyrah Al Asy’ariyah, dia berkata: “Aku melihat ayahku memotong kuku, dia menguburkannya, dan berkata: “Aku melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukan hal itu.” Dan dari Ibnu Juraij, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dia berkata: “Dia suka mengubur darah.” Imam Ahmad berkata: “Ibnu Umar melakukannya.” Demikian juga (sunnahnya) menguburkan segumpal daging yang keluar dari wanita [maksudnya ari-ari]. (Nihayatul Muhtaj, 1/341, Asnal Mathalib, 1/313, Raudhatuth Thalibin, 2/117)

Adapun penguburan ari-ari dibarengi dengan beberapa ritual seperti ditutup pakai ember, diberi lilin, buku tulis dan pensil, dengan keyakinan-keyakinan tertentu semua ini adalah tradisi yang tidak ada dasarnya dalam Sunnah dan tuntunan ulama. Seyogyanya ditinggalkan.

Demikian. Wallahu A’lam.

🍃🌾🌸🌻🌴☘🌷🌺

✏ Farid Nu’man Hasan

Hukum Shalat Menggunakan Daster

▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫

📨 PERTANYAAN:

Assalamu’alaikum ustad
Mau nanya,klu sholat dengn pakaian rumah (daster yg tanpa lengan) tpi bersih ga ada najisx tpi bju itu bentukx seksi.
Apa kh sholatx sah aj kh
Syukron(+62 821-5832-xxxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh ..

Terbuka auratnya? Tidak sah. Tidak ada perbedaan pendapat para ulama bahwa syarat sahnya shalat adalah menutup aurat. Sehingga jika shalat hanya pakai daster, yg menampakkan lengannya atau betisnya, rambutnya, adalah tidak sah. Ada pun kaki bagian bawah (punggung kakinya) diperselisihkan para ulama boleh atau tidak jika nampak.

Allah Ta’ala berfirman:

يا بني آدم خذوا زينتكم عند كل مسجد

Wahai anak-anak Adam, pakailah ZIINAH (perhiasan/pakaian) kalian setiap kali ke masjid (shalat). (QS. Al A’raf: 31)

Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah menjelaskan:

والمراد بالزينة ما يستر العورة، والمسجد: الصلاة، أي استروا عورتكم عند كل صلاة. وعن سلمة بن الاكوع رضي الله عنه قال: قلت يا رسول الله. أفأصلي في القميص؟ قال: (نعم زرره ولو بشوكة) رواه البخاري في تاريخ وغيره

Yang dimaksud dgn ZIINAH adalah pakaian yang menutup aurat. Yang dimaksud dengan MASJID adalah shalat. Jadi maknanya tutuplah aurat kalian setiap kali kalian shalat.

Dari Salamah bin Al-Akwa’ dia berkata; Saya pernah bertanya; “Ya Rasulullah, apakah saya shalat dengan gamis?” Beliau menjawab: “Ya, dan ikatlah dia walau hanya dengan duri.” (HR. Bukhari dalam Tarikh-nya dan lainnya)

(Fiqhus Sunnah, 1/125)

Haditsnya:

لَا تُقْبَلُ صَلَاةُ الحَائِضِ إِلَّا بِخِمَارٍ

“Allah tidak menerima shalat wanita yang telah haid, kecuali dengan memakai Khimar/penutup aurat (saat shalatnya). ”

(HR. Abu Daud no. 641, At Tirmidzi no. 377, Ibnu Khuzaimah no.775, Shahih)

Imam At Tirmidzi Rahimahullah menjelaskan:

وَالعَمَلُ عَلَيْهِ عِنْدَ أَهْلِ العِلْمِ: أَنَّ المَرْأَةَ إِذَا أَدْرَكَتْ فَصَلَّتْ وَشَيْءٌ مِنْ شَعْرِهَا مَكْشُوفٌ لَا تَجُوزُ صَلَاتُهَا ” وَهُوَ قَوْلُ الشَّافِعِيِّ قَالَ: «لَا تَجُوزُ صَلَاةُ المَرْأَةِ وَشَيْءٌ مِنْ جَسَدِهَا مَكْشُوفٌ»، قَالَ الشَّافِعِيُّ: ” وَقَدْ قِيلَ: إِنْ كَانَ ظَهْرُ قَدَمَيْهَا مَكْشُوفًا فَصَلَاتُهَا جَائِزَةٌ

Para ulama telah mengamalkan hadits ini, bahwasanya wanita yang telah sdh haid lalu dia shalat dan rambutnya tersingkap maka itu TIDAK BOLEH shalatnya. Ini dikatakan oleh Imam Asy Syafi’iy. Beliau berkata: “Tidak boleh bagi wanita shalat dan ada bagian tubuhnya (aurat) yang terbuka.”

Imam Asy Syafi’iy mengatakan: “Dikatakan bahwa jika yang terbuka ada punggung kakinya maka itu boleh.”

(Sunan At Tirmidzi no. 377)

Demikian. Wallahu a’lam

📙📘📕📒📔📓📗

🖋 Farid Nu’man Hasan

Menghormati Pendapat Ulama dan Jangan Rendahkan Mereka

💦💥💦💥💦💥

Imam Ibnu ‘Asakir memberikan nasihat buat kita, khususnya orang yang merendahkan ulama (mungkin karena merasa sudah jadi ulama sehingga merendahkan mereka):

يا أخي وفقنا الله وإياك لمرضاته وجعلنا ممن يغشاه ويتقيه حق تقاته أن لحوم العلماء مسمومة وعادة الله في هتك أستارمنتقصيهم معلومة وأن من أطلق لسانه في العلماء بالثلب ابتلاه الله تعالى قبل موته بموت القلب فليحذر الذين يخالفون عن أمره أن تصيبهم فتنة أو يصيبهم عذاب أليم

Wahai saudaraku –semoga Allah memberikan taufiq kepada saya dan anda untuk mendapatkan ridhaNya dan menjadikan kita termasuk orang yang bertaqwa kepadaNYa dengan sebenar-benarnya- dan Ketahuilah, bahwa daging–daging ulama itu beracun, dan sudah diketahui akan kebiasaan Allah dalam membongkar tirai orang-orang yang meremehkan mereka, dan sesungguhnya barang siapa siapa yang melepaskan mulutnya untuk mencela ulama maka Allah akan mengujinya dengan kematian hati sebelum ia mati: maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya (Rasul) takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (Imam An Nawawi, At Tibyan, Hal. 30. Mawqi’ Al Warraq)

Syaikh Abdul Aziz bin Baaz Rahimahullah berkata:

وما وجد من اجتهاد لبعض العلماء وطلبة العلم فيما يسوغ فيه الاجتهاد، فإن صاحبه لا يؤاخذ به ولا يثرب عليه إذا كان أهلاً للاجتهاد، فإذا خالفه غيره في ذلك كان الأجدر أن يجادله بالتي هي أحسن، حرصاً على الوصول إلى الحق من أقرب طريق ودفعاً لوساوس الشيطان وتحريشه بين المؤمنين، فإن لم يتيسر ذلك، ورأى أحد أنه لا بد من بيان المخالفة فيكون ذلك بأحسن عبارة وألطف إشارة، ودون تهجم أو تجريح أو شطط في القول قد يدعو إلى رد الحق أو الإعراض عنه، ودون تعرض للأشخاص أو اتهام للنيات أو زيادة في الكلام لا مسوغ لها، وقد كان الرسول صلى الله عليه وسلم يقول في مثل هذه الأمور: ما بال أقوام قالوا كذا وكذا

والله أعلم

Apa-apa yang terdapat pada ijtihad sebagian  ulama dan penuntut ilmu pada perkara yang diperkenankan untuk berijtihad, maka janganlah dihalang-halangi dan jangan dicela jika dia seorang yang ahli dalam berijtihad. Jika pihak lain ada yang tidak sependapat dengannya dalam masalah itu maka sepantasnya diperdebatkan dengan cara yang terbaik, demi menginginkan sampainya kepada kebenaran dari jalan yang paling dekat dan untuk membendung was-was dari syetan yang menipu kaum beriman, lalu jika hal itu tidak mudah, dan salah seorang memandang bahwa harus ada penjelasan yang berlawanan, maka hendaknya hal itu dilakukan dengan kalimat yang paling baik dan petunjuk yang paling halus, tanpa menyerang, menyakiti, atau melampaui batas dalam  berkata-kata, maka dia telah mengajak kepada sanggahan  atau penolakan yang benar, tanpa usah menolak pribadi orangnya atau menuduh pada niatnya, atau menambah-nambah dengan perkataan yang  tidak ada sebabnya. Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda pada perkara-perkara semisal ini: “Ada apa kaum yang mengatakan begini begitu.” Wallahu A’lam

(Mufti: Markaz Al Fatwa, pembimbing: Dr. Abdullah Al Faqih)

🍃🌻🌸🌾☘🌷🌿🌳🍁

✏ Farid Nu’man Hasan

Hasad (Iri dan Dengki)

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Mukadimah

Biasanya hati yang hasad lahir dari hati yang kurang bersyukur. Selalu memandang orang lain lebih dari kita, dan kita melupakan nikmat Allah yang sudah kita miliki. Lalu kita berharap memiliki yang orang lain miliki baik berupa harta, kedudukan, dan jabatan, dan berharap orang lain kalah dengan kita bahkan berharap nikmat dalam hidup mereka lenyap. Ini adalah sifat yang sangat terlarang dalam agama.

Larangan Hasad

Allah Ta’ala berfirman:

وَلا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. an Nisa’: 32)

Nabi ﷺ bersabda:

لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ

Janganlah saling membenci, saling hasad, saling membelakangi (cuek), dan jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga hari. (HR. Al Bukhari No. 6065)

Dalam hadits lain:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ أَوْ قَالَ الْعُشْبَ

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat memakan kabaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Daud no. 4903, dhaif)

Hasad adalah salah satu perangai tercela. Orang yg hasad hatinya selalu tertekan melihat keqdaan orang lain yang lebih darinya. Ileh karena itu ini terlarang karena membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Hasad yang Dibolehkan

Hanya saja tidak semua hasad itu terlarang, Nabi ﷺ menyebutkan beberapa hasad yang diperbolehkan.
Nabi ﷺ bersabda:

لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌٍ آتَاهُ اللهُ مَالًا فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٌٍ آتَاهُ اللهُ الْحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا

Tidak boleh hasad kecuali dalam dua hal, yaitu kepada seseorang yang Allah ﷻ berikan harta dan dia menghabiskan hartanya di atas kebenaran, dan kepada seseorang yang Allah ﷻ berikan hikmah (ilmu) lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya.

(HR. Al Bukhari No. 73, dari Abdullah bin Mas’ud)

Hadits lain:

لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَتْلُوهُ (يَقُومُ بِهِ) آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالًا فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ

Tidak boleh hasad kecuali dalam dua hal, yaitu kepada seseorang yang Allah ﷻ berikan Al Quran dan dia membacanya (mengamalkannya) di sepanjang malam dan siang, dan kepada seseorang yang Allah ﷻ berikan harta lalu dia menginfakannya sepanjang siang dan malam. (HR. Al Bukhari No. 7529, dari Abdullah bin Umar)

Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:

قَالَ الْعُلَمَاءُ الْحَسَدُ قِسْمَانِ حَقِيقِيٌّ وَمَجَازِيٌّ فَالْحَقِيقِيُّ تَمَنِّي زَوَالِ النِّعْمَةِ عَنْ صَاحِبِهَا وَهَذَا حَرَامٌ بِإِجْمَاعِ الْأُمَّةِ مَعَ النُّصُوصِ الصَّحِيحَةِ وَأَمَّا الْمَجَازِيُّ فَهُوَ الْغِبْطَةُ وَهُوَ أَنْ يَتَمَنَّى مِثْلَ النِّعْمَةِ الَّتِي عَلَى غَيْرِهِ مِنْ غَيْرِ زَوَالِهَا عَنْ صَاحِبِهَا فَإِنْ كَانَتْ مِنْ أُمُورِ الدُّنْيَا كَانَتْ مُبَاحَةً وَإِنْ كَانَتْ طَاعَةً فَهِيَ مُسْتَحَبَّةٌ

Berkata para ulama: Iri hati itu ada dua; hakiki dan majazi. Iri hati yang hakiki adalah berharap lenyapnya nikmat dari seseorang, maka ini haram menurut ijma’ umat dan dalil-dalil yang shahih. Iri hati yang majazi adalah ghibthah, yaitu mengharapkan dapat nikmat yang sama yang ada pada orang lain, tanpa menginginkan nikmat itu lenyap dari orang tersebut. Jika pada urusan dunia maka itu iri yang dibolehkan, jika pada urusan ketaatan maka itu iri yang disukai (sunnah).

(Imam An Nawawi, Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 10/98. Cet. 2, 1392H. Daar Ihya’ At Turats. Beirut)

Bagaimana obatnya?

Obat dari penyakit ini adalah hendaknya menumbuhkan sikap qana’ah (merasa puas) dan syukur atas apa yang sudah kita miliki, agar hati kita lapang dan luas atas apa yang dimiliki orang lain.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ

Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Pandanglah orang yang berada dibawah kalian, jangan memandang yang ada di atas kalian, itu lebih layak agar membuat kalian tidak mengkufuri nikmat Allah.” (HR. Muslim no. 2963)

Demikian. Wallahu A’lam


🍃🌸 Hasad Atawa Dengki 🌸🍃

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

📌 Warung klontong sebelah bilang, “Jangan beli barang ke warung Anu, barangnya jelek-jelek, mahal lagi.”

📌 Kenyataannya warung si Anu murah dan berkualitas bagus.

📌 Tukang obat bilang, “Jangan beli obat di toko sebelah, sudah banyak expired, bukan sembuh malah mati nanti kamu!”

📌 Kenyataannya toko sebelah, tetap ramai karena resik, harga bersaing, pelayanan cepat, dan obat masih fresh

📌 Jamaah Al Gosipiyah bilang, “Jangan ikut pengajian jamaah A, B, C, D …, karena semuanya Ahlul Bid’ah, dan pemecah belah umat.”

📌 Kenyataannya para ulama memberikan kesaksian positif kepada A, B, C, D, .. di lapangan justru Al Gosipiyah ini yang paling rajin membuat onar dan susah diajak bersatu.

📌 Ust Abu Al Gosipiy mentahdzir, “Jangan ikut kajian si fulan, si Alan, si Zaid, dan semuanya, .. semua manhaj mereka menyimpang. Ya .. pokoknya jaga diri antum semua .. kalau mau ngaji ama kita-kita aja.”

📌 Kenyataannya manhaj mereka begitu destruktif, bengis, lidah mereka tajam, perut mereka penuh daging bangkai para da’i yang menjadi korban mereka. Memproteksi jamaahnya dengan cara menjelek-jelekkan yang lainnya. Jamaahnya ikut mentaatinya.

Begitulah … Hasad adalah di antara penyakit hati paling mematikan pelakunya. Dia bisa dihinggapi oleh siapa pun termasuk para da’i dan ulama. Iri hati dan dengki plus demam melihat yang lainnya disukai banyak orang, kajiannya ramai dan disesaki manusia.

Ya .. Jika memang sudah tidak ada rasa malu, maka lakukan apa pun sesuka hatimu …

Wallahul Muwafiq ila Aqwamith Thariq …

🌷☘🌺🌴🍃🌸🌾🌻

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top