Hati-Hati Dengan Ketenaran

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

📌 Orang yang takut terhadap ketenaran dan tersebarnya citra baik dirinya serta kualitas agamanya, khususnya jika ia termasuk orang yang gemar memberi, berilmu, kaya, hendaknya meyakini bahwa amal yang diterima Allah ‘Azza wa Jalla adalah yang tersembunyi tidak dipamerkan (riya).

📌 Bahwasanya manusia jika tertutup ketenarannya, ia hanya meniatkan amalnya untuk Allah semata, Dialah yang akan mencukupkannya, bukan manusia.

📌 Karena itu, zuhud terhadap kemegahan, ketenaran, dan citra diri, adalah lebih agung (berat) dari zuhud terhadap harta, syahwat perut, dan kemaluan. Imam Ibnu Syihab Az Zuhri berkata: Tidak ada yang kami pandang berat selain zuhud kepada jabatan.

📌 Seseorang bisa zuhud terhadap makan, minum, dan harta, maka sudah seharusnya ia ketika diberi jabatan, menjaga dan berhati-hati terhadapnya.

📌 Inilah yang menyebabkan banyak ulama terdahulu dan orang-orang shalih, takut jika hati mereka tertimpa fitnah ketenaran, tipuan kemegahan, dan citra diri. Mereka memperingatkan hal itu kepada murid-muridnya.

📌 Telah banyak karya-karya tentang perilaku yang memperingatkan hal itu, seperti Abul Qasil Al Qusyairi dalam kitabnya Ar Risalah, Abu Thalib Al Makky dalam Qutul Qulub, dan Imam Al Ghazaly dalam Al Ihya’-nya, Imam Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin, dan Imam Ibnul Jauzi dalam Talbis Iblis.

📌 Seorang zahid terkenal Ibrahim bin Ad-ham berkata: Allah tidak membenarkan orang-orang yang mencintai ketenaran.

📌 Dia juga berkata: Tidak ada hari yang menyedapkan pandanganku terhadap dunia kecuali sekali saja, yaitu ketika aku bermalam pada suatu malam di sebuah Mesjid di negeri Syam.Saat itu aku sakit perut, lalu datanglah juru adzan, dia menyeret kakiku hingga aku keluar mesjid.

📌 Itulah yang yang membuatnya senang, yaitu laki-laki tersebut tidaklah mengenalnya (walau ia seorang yang tenar), itulah yang menyebabkan juru adzan itu melakukan tindak kekerasan dengan menarik kakinya seolah-olah ia penjahat. Itulah Ibrahim bin Ad-ham, yang meninggalkan wilayah dan harta kekayaannya karena Allah Ta’ala.

📌 Ketenaran, secara dzat bukanlah hal tercela. Tidak ada yang lebih tenar dibanding para nabi, khulafa’ur rasyidin, dan para imam mujtahid.

📌 Tetapi yang tercela adalah jika ketenaran, kekuasaan, dan kemegahan adalah sesuatu yang dicari dan dikejar. Adapun jika ketenaran itu lahir tanpa dikejar dan dicari, maka itu tidak masalah. Hal itu – sebagaimana kata Imam Al Ghazaly- menjadi fitnah bagi orang-orang lemah, tidak bagi orang-orang yang kuat.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إن الله يحب العبد التقي الغني الخفي

Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa, kaya, dan tersembunyi. (HR. Muslim No. 2965)

Wallahu A’lam

(Diinspirasikan dari kitab Hawla Rukn Ikhlash, karya Syaikh Yusuf Al Qaradhawi, Darut Tauzi’ wan Nasyr Al Islamiyah. 1993 M)

💢💢💢💢💢💢

Imam Ibnul Atsir Rahimahullah berkata:

إن الشهوة الخفية: حب اطلاع الناس على العمل

Sesungguhnya syahwat tersembunyi itu adalah menampakkan amal di hadapan manusia. ( Washaya As Salaf wal Fuqaha No. 62)

Bisyr bin Al Harits Rahimahullah berkata:

ما اتقى الله من أحب الشهرة

Tidaklah takut kepada Allah orang yang suka ketenaran. (Ibid No. 63)

💢💢💢💢💢💢💢💢💢

📌 Tenar itu boleh-boleh saja, sebab para nabi, para sahabat nabi, wali Allah, ulama, shalihin, pahlawan, para pemimpin .. Mereka semua terkenal.

📌 Ada yang tenar karena ilmunya, keberaniannya, karya tulisnya, kemampuan orasinya, kepemimpinannya ..

📌 Tapi, ada juga terkenal karena kejahatannya. Bahkan ada yang terkenal baik, lalu berubah menjadi jahat.

📌 Ada seorang salaf ditanya, kapankah dia merasa sangat bahagia? Dia menjawab, “Saat Aku aku tidur di masjid, lalu penjaga masjid menyeretku ke luar.” Apa artinya? Dia bahagia karena penjaga masjid itu tidak mengenali dirinya sebagai ulama besar.

📌 Seorang zahid, wira’i, yaitu Ibrahim bin Adham, sangat terkenal di masanya, pernah ditampar seorang prajurit istana. Prajurit itu tidak mengetahui bahwa yang ditampar itu adalah Ibrahim bin Adham. Ibrahim pun tidak memperkenalkan dirinya: “Aku Ibrahim bin Adham.”

📌 Inilah manusia-manusia hebat. Tidak silau dengan ketenaran. Tidak lupa diri karena kemasyhuran.

📌 Wahai para da’i, para muballigh, para ulama.. Waspadalah, hati-hatilah.. Ketergelinciranmu adalah runtuhnya dunia…

📌 Wahai manusia, cintailah dan kagumilah para ulama, para da’i sesuai haknya. Tidak berlebihan hingga mengkultusnya. Jangan.

📌 Betapa banyak orang yang sangat cinta berubah membenci, saat dia tergelincir.. Maka sederhanalah dalam cinta dan benci.

Karena Cinta abadi itu milik Allah, dan cinta sejati itu hanya layak kepada Allah..

Sungguh, kita akan berhadapan dengan keadaan dimana harta, keluarga, jabatan, ketenaran, dan kedudukan, sama sekali tidak berguna.. Persiapkanlah!

Wallahu A’lam

🌷☘🌺🌴🍃🌸🌾🌻

✍ Farid Nu’man Hasan

Ilmu Laduni

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

📨 PERTANYAAN:

Ilmu laduni itu apa ya ?
Dan bagaimana penjelasannya didalam Al-Qur’an & Hadits
Mohon dijabarkan ..Syukran🙏🏻

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillah wal Hamdulillah ..

Ladunniy artinya dari sisiKu. Jadi, Ilmu Ladunniy adalah ilmu dari sisi Allah ﷻ.

Sebagian kalangan ada yang mengatakan ini khusus bagi para nabi saja. Ada yang mengatakan bahwa ini berlaku umum baik para nabi, waliya, dan cerdik cendekia.

Dalam Syarh Al Hikam disebutkan:

وقال بعضهم العلم اللدني هو أسرار الله يبديها إلى أنبيائه وأوليائه وسادات النبلاء من غير سماع ولا دراسة

Sebagian mereka mengatakan, Ilmu Ladunniy adalah rahasia-rahasia Allah yang ditampakkan kepada para nabiNya, para waliNya,dan para tokoh-tokoh mulia, tanpa mendengar dan mengkaji. (Syarh Al Hikam Al Atha’iyyah, Hal. 205)

Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah menjelaskan:

يشير القوم بالعلم اللدني إلى ما يحصل للعبد من غير واسطة بل بإلهام من الله وتعريف منه لعبده كما حصل للخضر عليه السلام يغير واسطة موسى قال الله تعالى : آتيناه رحمة من عندنا وعلمناه من لدنا علما الكهف : 65

Segolongan kaum mengisyaratkan bahwa ilmu laduni adalah apa yang diperoleh seorang hamba dengan tanpa perantara, tetapi melalui ilham dari Allah dan ma’rifah hamba kepadaNya, seperti yang didapatkan oleh Khidhir ‘Alaihissalam tanpa perantara Musa ‘Alaihissalam. Allah ﷻ berfirman:

“yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (QS. Al Kahfi: 65).

(Madarijus Salikin, 2/475)

Jadi, ilmu Ladunniy adalah ilmu yang diperoleh seorang hamba langsung dari Allah ﷻ. Tentunya hal ini tidak sembarangan dan serampangan, sebagaimana klaim orang-orang yang jauh dari syariat, yang malas menuntut ilmu, dengan enteng mereka katakan kami tidak belajar kepada yang pasti mati (manusia) tapi langsung dari yang Maha Hidup (Allah ﷻ). Ini adalah talbis Iblis buat mereka.

Yang benar, Ilmu Laduniy merupakan ilmu yang berasal dari Allah ﷻ yang dihasilkan karena buah peribadatan, mujahadah, dan talaqqi keilmuan. Tidak ujug-ujug turun kepada para pemalas, pemikir nyeleneh, sufi menyimpang, apalagi ahli maksiat.

Imam Ibnul Qayyim kembali menjelaskan:

و العلم اللدني ثمرة العبودية والمتابعة والصدق مع الله والإخلاص له وبذل الجهد في تلقي العلم من مشكاة رسوله وكمال الانقياد له فيفتح له من فهم الكتاب والسنة

Ilmu Ladunniy merupakan buah peribadatan, mengikuti sunah, benar bersama Allah, ikhlas kepadaNya, dan bersungguh-sungguh dalam mendapatkan ilmu dari pelita RasulNya, kesempurnaan ketundukan kepadaNya, maka dibukakanlah untuknya pemahaman Al Quran dan As Sunnah. (Ibid)

Maka, mujahadah (bersungguh-sungguh) dalam ibadah, berma’rifah kepada Allah, mengikuti sunnah, dan juga mentalaqqi ilmu, akan menjadi jalan baginya turunnya ilmu-ilmu Allah kepadanya. Itulah ilmu Ladunniy.

Wallahu A’lam

🌷☘🌺🌴🍃🌸🌾🌻

✍ Farid Nu’man Hasan

Perangkap Syetan Untuk Ahli Fiqih

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

📌 Manusia yang dianugerahi ilmu dan pemahaman (fiqih) tidak berarti mereka selamat dari kesalahan

📌 Tidak sedikit ilmu yang mereka miliki menjadi batu ujian yang mencelakakan

📌 Ada yang menjadikan ilmunya sebagai sarana menuju ketenaran dan kekayaan

📌 Ada yang menjadikannya sebagai bahan ajang perdebatan

📌 Ada yang menjadikannya sebagai alat unjuk gigi kehebatan

📌 Ada yang menjadikannya untuk menjatuhkan dan melecehkan kawan dan lawan

📌 Iri hati saat ada ahli fiqih lainnya banyak yang mendengar pendapatnya, dan sangat berbunga ketika yang lain terjatuh

📌 Persaingan pengaruh dan eksistensi diri duniawi menjadi tujuan kajian ilmiahnya

📌 Menuding yang lain tidak paham dan tidak pantas, dia sendiri lupa atas kekurangannya yang banyak

📌 Merasa hebat saat menuntaskan masalah yang rumit, yang para ulama pun lebih suka melempar masalah itu ke ulama yang lebih ‘alim

📌 Kadang berlisan tajam kepada ahli hadits, yang dianggapnya hanya sibuk dengan urusan sanad, padahal itu disebabkan dia sendiri yang lemah terhadap ilmu hadits

📌 Menutup telinga dari petuah para da’i, para ulama, karena ke sombongannya

📌 Kesibukannya dalam fiqih melupakannya pada urusan umat Islam, penderitaan, pengusiran, pemurtadan, dan kezaliman para diktator

📌 Inilah Talbis Iblis bagi sebagian para pemangku fiqih yang telah di-warning para ulama

🌷☘🌺🌴🍃🌸🌾🌻


🍃🌸 Fiqih Itu Tidak Hanya Menukil Pendapat🌸🍃

🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Imam Sa’id bin Muhammad Al Ghasaniy – dikenal dengan. Ibnu Al Hadaad Al Malikiy- Rahimahullah berkata:

(ليس الفقه حمل الفقه، وإنما الفقه:
– معرفة الفقه.
– والفطنة فيه.
– والفهم بمعانيه

Fiqih itu bukan sekedar membawakan fiqih, tapi fiqih itu adalah:

✅ Mengenali Fiqih Dengan Baik
✅ Cerdas terhadapnya
✅ Faham dengan makna-maknanya

📚 Abu Bakar Al Malikiy, Riyadhun Nufus, 2/69

📓📕📗📘📙📔📒📓📗📕

✍ Farid Nu’man Hasan

Perangkap Syetan Untuk Pemerhati Hadits

🐾🐾🐾🐾🐾🐾

📌 Perangkap syetan juga ada pada pemerhati hadits Nabi ﷺ

📌 Dibuatnya bangga ketika mampu mengumpulkan banyak sanad, seolah dia sebagai al bahaatstsah (peneliti ulung)

📌 Kebanggaan itu berlebih saat dia mendapatkan sanad yang tidak dimiliki oleh ahli hadits lainnya

📌 Dia habiskan umurnya untuk pindah-pindah majelis sima’an hadits, seolah dia sudah mengembara di banyak tempat, apalagi jika hanya ingin mendapatkan hadits-hadits yang sangat jarang didengar

📌 Kutubut Tis’ah (9 Kitab Hadits) baginya sudah tidak level, dia ingin melebihi itu. Bukan karena ilmu semata, tapi perhatian manusia

📌 Kesibukannya terhadap sanad, melupakannya pada pemahaman dan pengamalan hadits itu sendiri, sehingga hidupnya begitu kaku

📌 Sering mereka menuduh Ahli Fiqih adalah pencari kayu bakar di malam hari, yaitu orang yang tidak pandai memisahkan hadits shahih dan tidak

📌 Padahal seharusnya tidak boleh terpisah seorang ahli fiqih yang juga seharusnya ahli hadits

📌 Sehingga Sufyan bin ‘Uyainah mengatakan, akan aku pukul orang yang tahu hadits tapi tidak paham fiqih, dan orang yang tahu fiqih tapi tidak paham hadits

📌 Zaman ini lebih unik lagi, tidak sedikit yang sudah merasa jadi ahli hadits, hanya bermodal Maktabah Syamilah, atau ikut forum diskusi Multaqa Ahlul Hadits di Internet

📌 Bahkan ada yang hanya bermodal menyalin catatan kaki sebuah buku, sudah merasa jadi muhaddits

📌 Seyogyanya yang dia lakukan itu hanyalah menyalin sanad dan matan saja, serta kesimpulan hukum dan statusnya, tp dia bukan ahlinya dan hendaknya harus tahu diri dan posisi

🌷☘🌺🌴🍃🌸🌾🌻

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top