Ayo Meriahkan Dunia Dengan Banyak Anak

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Allah Ta’ala berfirman:

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ

Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?” (QS. An Nahl: 72)

Dari Ma’qil bin Yasar Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّى مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ

Nikahilah wanita yang penyayang dan subur, sebab aku akan berbangga dengan banyaknya jumlah pengikut di antara umat-umat lainnya. (HR. Abu Daud No. 2052, An Nasa’i No. 3227, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 5099, Ahmad No. 12613, 13569, dll. Shahih)

Para ulama mengartikan Al Waluud adalah katsiiratul wilaadah (banyak melahirkan). (Subulus Salam, 3/111. Taysir bisyarhi Al Jami’ Ash Shaghir, 1/806. Hasyiyah As Sindi ‘Alan Nasa’i, 6/66. ‘Aunul Ma’bud, 6/33. Faidhul Qadir, 3/137)

Umar bin Al Khathab Radhiallahu ‘Anhu berkata:

إِنِّي لأََتَزَوَّجُ الْمَرْأَةَ وَمَا لِي فِيهَا حَاجَةٌ ، وَأَطَؤُهَا وَمَا أَشْتَهِيهَا ، قِيل لَهُ : وَمَا يَحْمِلُكَ عَلَى هَذَا يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ ؟ قَال : حُبِّي أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنِّي مَنْ يُكَاثِرُ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّبِيِّينَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Aku menikahi wanita walau aku sedang tidak membutuhkannya dan aku menggaulinya walau aku sedang tidak bersyahwat kepadanya. Ada yang bertanya: “Kenapa kau lakukan itu wahai Amirul Mu’minin?” Beliau menjawab: “Aku suka jika Allah mengeluarkan dariku keturunan, yang dengan itu membanggakan Nabi ﷺ dihadapan para nabi lainnya pada hari kiamat nanti.” (Al Mausu’ah Al 41/210)

So, perbanyaklah anak dan didik mereka dgn baik, … dengan banyak anak yang shalih, banyak investasi akhirat bagi kedua orangtuanya ..

Wallahu A’lam

🍃🌸🌾🌻🌴🌺☘🌷

✍ Farid Nu’man Hasan

Jagalah Hati Jangan Kau Kotori!

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Dari An Nu’man bin Bisyiir Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أ أَلا وإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلا وَهيَ القَلْبُ)

Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging jika dia baik maka baiklah seluruh jasad itu, jika dia rusak maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah itu adalah hati.” (HR. Bukhari No. 52, 1946, dan Muslim No. 1599)

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

«إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ» {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ} [المطففين: 14].

Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan satu kesalahan maka ada tanda hitam di hatinya, jika dia menghapusnya, beristighfar dan bertaubat maka kembali bersih. Jika kembali mengulangi kesalahan dan menambahkannya, maka kembali menghitam dan memenuhi hatinya, inilah roon (karat yang menutupi hati) yang Allah Ta’ala sebutkan dalam firmanNya:

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (Qs. Al Muthafifin: 14). (Hr. At Tirmidzi No. 334, katanya: hasan shahih. An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra No. 11594, Ibnu Hibban dalam Mawarid Azh Zham’an, No. 1771)

Malik bin Dinar Rahimahullah berkata:

إن الأبرار لتغلي قلوبهم بأعمال البر ، وإن الفجار تغلي قلوبهم بأعمال الفجور ، والله يرى همومكم ، فانظروا ما همومكم رحمكم الله

Orang-orang baik akan memenuhi hatinya dengan kebaikan, orang-orang jahat akan memenuhi hatinya dengan kejahatan. Allah melihat hasrat hati kalian. Maka, lihatlah apa yang menjadi hasrat kalian, semoga Allah merahmati kalian. (Jawaahir min Aqwaal As Salaf No. 17)

Umar bin Abdil Aziz Rahimahullah berkata:

لو فارق ذكر الموت قلبى لفسد

Seandainya mengingat kematian memisahkan diri dari hatiku, maka hatiku akan rusak. (Ibid, No. 50)

🌷☘🌺🌴🍃🌸🌾🌻

✍ Farid Nu’man Hasan

Akibat Jauh dari Al-Qur’an

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Banyak kerugian yang akan dialami oleh orang yang melupakan Al Quran, di antaranya:

1⃣ Diberikan Penghidupan yang sempit

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا

Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit (QS. Thaha (20): 124)

Makna dzikri di sini adalah Al Quran, Imam Ibnu Katsir mengatakan:

أي: خالف أمري، وما أنزلته على رسولي، أعرض عنه وتناساه وأخذ من غيره

Yaitu menyelisihi perintahKu, dan apa yang Aku turunkan kepada RasulKu, dia berpaling darinya dan melupakannya dan mengambil dari selainnya. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 5/322)

Mereka akan diberi penghidupan yang sempit, jika kita melihat mereka mengalami kemudahan dalam ma’isyah (penghasilan), maka kesempitan itu akan diberikan di kuburnya berupa azabNya.

Dijelaskan dalam Tafsir Al Muyassar:

فإن له في الحياة الأولى معيشة ضيِّقة شاقة -وإن ظهر أنه من أهل الفضل واليسار-، ويُضيَّق قبره عليه ويعذَّب فيه

Maka sesungguhnya baginya pada kehidupan yang pertama (di dunia) berupa penghidupan dan sempit dan sulit –jika nampak bahwa dia termasuk orang banyak karunia dan kemudahan- maka dia akan disempitkan dan diazab di dalam kuburnya. (Tafsir Al Muyassar, 5/408)

2⃣ Dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan buta

Allah Ta’ala menjelaskan:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan akan Kami kumpulkan pada hari kiamat nanti dalam keadaan buta. (QS. Thaha (20): 124)

Abu Shalih, Mujahid, dan As Suddi mengatakan makna “buta” adalah mereka tidak memiliki hujjah dihadapan Allah. ‘Ikrimah mengatakan bahwa mereka buta dari segala hal, kecuali neraka jahanam. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 5/324)

3⃣ Hidupnya tersesat

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ

“Telah aku tinggalkan untuk kalian dua hal yang jika kalian berpegang teguh pada keduanya maka kalian tidak akan pernah tersesat: Kitabullah dan Sunah NabiNya.”

(HR. Malik dalam Al Muwatha’ No. 1594, secara mursal. Syaikh Al Albani menyatakan: hasan. Lihat Misykah Al Mashabih No. 186)

Mafhum mukhalafah/makna implisit-nya, jika berpegang pada Al Quran dan As Sunnah tidak akan tersesat maka, menjauhinya akan tersesat. Hal ini juga ditegaskan dalam Al Quran:

أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلإِسْلامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ

Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. Az Zumar (39): 22)

4⃣ Mendapatkan azab yang buruk

Allah Ta’ala berfirman:

أَوْ تَقُولُوا لَوْ أَنَّا أُنْزِلَ عَلَيْنَا الْكِتَابُ لَكُنَّا أَهْدَى مِنْهُمْ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَّبَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَصَدَفَ عَنْهَا سَنَجْزِي الَّذِينَ يَصْدِفُونَ عَنْ آيَاتِنَا سُوءَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يَصْدِفُونَ

Atau agar kamu (tidak) mengatakan: “Sesungguhnya jikalau kitab ini diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka.” Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksa yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling. (QS. Al Maidah (5): 157)

5⃣ Terus menerus dalam kegelapan

Orang yang berpaling dari Al Quran akan terus menerus dalam kegelapan (Az Zhulm). Allah Ta’ala berfirman:

الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إ

ِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS. Ibrahim (14): 1)

6⃣ Kehidupan yang merugi

Allah Ta’ala berfirman:

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاوَتِهِ أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. Al Baqarah (2): 121)

Dan masih banyak bahaya-bahaya lainnya, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Semoga Allah Ta’ala teguhkan kita untuk hidup bersama Al Quran.

Wallahu A’lam

🌷☘🌺🌴🍃🌸🌾🌻

✍ Farid Nu’man Hasan

Tinggalkan Yang Tidak Bermanfaat Walau Halal, Agar Meninggi Derajat

💢💢💢💢💢💢

Diceritakan tentang Luqmanul Hakim:

فَرُوِيَ أَنَّهُ لَقِيَهُ رَجُلٌ وَهُوَ يَتَكَلَّمُ بِالْحِكْمَةِ فَقَالَ: أَلَسْتَ فُلَانًا الرَّاعِيَ فَبِمَ بَلَغْتَ مَا بَلَغْتَ؟ قَالَ: بِصِدْقِ الْحَدِيثِ، وَأَدَاءِ الْأَمَانَةِ، وَتَرْكِ مَا لَا يَعْنِينِي

Diriwayatkan bahwa seseorang menemuinya (Luqmanul Hakim) dan dia berbicara dengan penuh hikmah, orang itu bertanya :

“Bukankah engkau si fulan sang penggembala, dengan apa yang membuat engkau mencapai derajat yang kamu capai sekarang?”

Jawabnya :

1⃣ Berkata benar,
2⃣ Menunaikan amanat,
3⃣ dan meninggalkan apa saja yang tidak berguna bagi diriku

📚 Imam Ath Thabari, Jami’ul Bayan, 21/68. Imam Al Baghawi, Ma’alim At Tanzil, 6/278. Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 6/334. Imam Al Qurthubi, Jami’ul Ahkam, 14/60-61. Imam As Suyuthi, Ad Durul Mantsur, 6/512. Imam Ibnu Daqiq Al ‘Id menyebutnya sebagai riwayat dari Imam Malik tentang Luqmanul Hakim, Syarhul Arbain, Hal. 62

Imam Hasan Al Bashri Rahimahullah berkata:

ما زالت التقوى بالمتقين حتى تركوا كثيراً من الحلال مخافة الحرام

Ketaqwaan akan senantiasa ada pada orang-orang bertaqwa sehingga mereka meninggalkan perkara yang halal karena khawatir terjerumus pada keharaman.

📚 Hikam wa Aqwaal Al Hasan Al Bashri No. 10

🌿☘🍃🌻🌸🌻🌺🌾

✍ Farid Nu’man Hasan

scroll to top