PERTANYAAN:
Assalammu’alaikum ust, Afwan izin bertanya dari titipan teman :
Apa boleh kita menggunakan penghasilan yg didapat dari jalan yg sudah dilarang oleh ulama seperti pekerjaan TKW diluar negeri yg oleh Fatwa MUI hukum nya adalah haram ??
Mohon pencerahannya ust ,
Jazakallah khaiiran
JAWABAN
Wa’alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh
Ya MUI pernah memfatwakan haramnya pengiriman TKW dalam fatwa tahun 2005, keharaman ini berlaku buat TKW-nya dan semua lembaga yang terkait.
Alasan pengharaman karena ketiadaan mahram yang dapat melindungi mereka, atau tanpa keluarga, atau tanpa ditemani wanita lain yang terpercaya. Artinya, jika dia ditemani mahram, atau keluarga, atau keberangkatannya bersama para wanita terpercaya maka tidak diharamkan, ditambah lagi jika ada jaminan keamanan dari negara.
Sehingga keharaman bekerja sebagai TKW ini tidak bisa dipukul rata, melainkan jika terpenuhi unsur di atas.
Jika ada TKW yang tidak memenuhi unsur tersebut, maka penghasilannya pun haram baginya. Tapi, tidak bagi orang lain yang menerima penghasilan itu dengan jalan mubah seperti hadiah dan jual beli, ..
Dzar bin Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhuma bercerita:
جاء إليه رجل فقال : إن لي جارا يأكل الربا ، وإنه لا يزال يدعوني ،
فقال : مهنأه لك ، وإثمه عليه
Ada seseorang yang
mendatangi Ibnu Mas’ud lalu dia berkata:
“Aku punya tetangga yang suka makan riba, dan dia sering mengundangku untuk makan.”
Ibnu Mas’ud menjawab; Untukmu bagian enaknya, dan dosanya buat dia.
(Imam Abdurrazzaq, Al Mushannaf, no. 14675)
Salman Al Farisi Radhiyallahu ‘Anhu berkata:
إذا كان لك صديق
عامل، أو جار عامل أو ذو قرابة عامل، فأهدى لك هدية، أو دعاك إلى طعام، فاقبله، فإن مهنأه لك، وإثمه عليه
“Jika sahabatmu, tetanggamu, atau kerabatmu yang pekerjaannya haram, lalu dia memberi hadiah kepadamu atau mengajakmu makan, terimalah! Sesungguhnya, kamu dapat enaknya, dan dia dapat dosanya.” (Ibid, No. 14677)
Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid menjelaskan:
وأما المحرم لكسبه فهو الذي اكتسبه الإنسان بطريق محرم كبيع الخمر ، أو التعامل بالربا ، أو أجرة الغناء والزنا ونحو ذلك ، فهذا المال حرام على من اكتسبه فقط ، أما إذا أخذه منه شخص آخر بطريق مباح فلا حرج في ذلك ، كما لو تبرع به لبناء مسجد ، أو دفعه أجرة لعامل عنده ، أو أنفق منه على زوجته وأولاده ، فلا يحرم على هؤلاء الانتفاع به ، وإنما يحرم على من اكتسبه بطريق محرم فقط
Harta haram yang dikarenakan usaha memperolehnya, seperti jual khamr, riba, zina, nyanyian, dan semisalnya, maka ini haram hanya bagi yang mendapatkannya saja. Tapi, jika ada ORANG LAIN yang mengambil dari orang itu dengan cara mubah, maka itu tidak apa-apa, seperti dia sumbangkan untuk masjid dengannya, bayar gaji pegawai, NAFKAH buat anak dan istri, hal-hal ini tidak diharamkan memanfaatkan harta tersebut. Sesungguhnya yang diharamkan adalah bagi orang mencari harta haram tersebut. (Al Islam Su’aal wa Jawaab no. 75410)
Wallahu A’lam
Farid Nu’man Hasan




