Di antara Doa-Doa Nabi Setelah Selesai Shalat

Pertama:

عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ
كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْبَبْنَا أَنْ نَكُونَ عَنْ يَمِينِهِ يُقْبِلُ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ قَالَ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ أَوْ تَجْمَعُ عِبَادَكَ

Dari Al Barra katanya; __”Jika kami shalat di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka kami menyukai jika berada di sebelah kanan beliau, sehingga beliau menghadap kami dengan wajahnya.”__ Al Barra mengatakan; “Aku mendengar beliau mengucapkan doa “RABBI QINII ‘ADZAABAKA YAUMA TAB’ATSU AW TAJMA’U IBADAADAKA (Ya Tuhanku, jagalah aku dari siksa-Mu ketika Engkau bangkitkan atau ketika Engkau kumpulkan hamba-hamba-Mu).”

(HR. Muslim no. 709)

Kedua:

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ إِذَا صَلَّى الصُّبْحَ حِينَ يُسَلِّمُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

Dari Ummu Salamah berkata, “Ketika salam dalam shalat SUBUH, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan; “ALLAHUMMA INNI AS`ALUKA ILMAN NAAFI’AN WA RIZQAN THAYYIBAN WA ‘AMALAN MUTAQABBALAN (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima). ”

(HR. Ibnu Majah no. 925, Ahmad no. 25506, dalam sanadnya ada perawi yang majhul, namun dikuatkan oleh hadits Ath Thabarani dalam Ash Shaghir dgn sanad jayyid. Lihat Tamamul Minnah, hal. 233)

Hadits ini oleh Imam Ibnu Majah, dibuat bab berjudul Maa Yuqaal Ba’da Tasliim (Apa yang dibaca setelah salam).

Ketiga:

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata kepada Mu’adz bin Jabal Radhiallahu ‘Anhu:

َا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فَقَالَ أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

“Wahai Muadz, Demi Allah saya benar-benar mencintaimu, Demi Allah saya benar-benar mencintaimu.” Beliau bersabda: “Saya wasiatkan kepadamu, wahai Muadz, janganlah kamu tinggalkan ucapanmu pada setiap akhir shalat: Allahumma A’inni ‘ala dzikrika wasy syukrika wa husni ‘ibadatik – Ya Allah tolonglah aku dalam berdzikir kepadaMu dan bersyukur kepadaMu, dan kebaikan ibadah kepadaMu.”

*(HR. Abu Daud no. 1522, Ahmad no. 22119, Dishahihkan oleh Imam Ibnu Hibban, Imam Ibnu Khuzaimah, Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam Tahqiq Musnad Ahmad no. 22119)

Penjelasan:

Ini menunjukkan sunnahnya berdoa setelah shalat, dan itu merupakan pendapat mayoritas ulama.

Dalam Al Mausu’ah disebutkan:

ذَهَبَ جُمْهُورُ الْفُقَهَاءِ إِلَى أَنَّ مَا بَعْدَ الصَّلاَةِ الْمَفْرُوضَةِ مَوْطِنٌ مِنْ مَوَاطِنِ إِجَابَةِ الدُّعَاءِ

“Pendapat MAYORITAS fuqaha adalah bahwa waktu setelah shalat fardhu merupakan waktu di antara waktu-waktu dikabulkannya doa.”

(Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 39/227)

Syaikh Abul ‘Ala Abdurrahman Al Mubarakfuri Rahimahullah mengatakan:

لا ريب في ثبوت الدعاء بعد الانصراف من الصلاة المكتوبة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قولاً وفعلاً

“Tidak ragu lagi, kepastian adanya berdoa setelah selesai shalat wajib dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam baik secara ucapan atau perbuatan” (Tuhfah Al Ahwadzi, 2/197)

Sebagian ulama, seperti Imam Ibnu Taimiyah, Imam Ibnul Qayyim, Syaikh ‘Utsaimin berpendapat tidak ada doa setelah shalat wajib, yang ada hanya dzikir saja.

Imam Al Bukhari, dalam kitab Shahih-nya, – jauh sebelum zaman Imam Islam Ibnu Taimiyah, Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah, dan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin – telah menulis BAB AD DU’A BA’DA ASH SHALAH (Bab Tentang Doa Setelah Shalat)

Al Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berkata tentang Bab itu:

قوله: “باب الدعاء بعد الصلاة” أي المكتوبة، وفي هذه الترجمة رد على من زعم أن الدعاء بعد الصلاة لا يشرع

“Ucapannya (Al Bukhari), “Bab Tentang Doa Setelah Shalat” yaitu shalat wajib. Pada bab ini, merupakan sanggahan atas siapa saja yang menyangka bahwa berdoa setelah shalat tidak disyariatkan.” (Sanggahan lengkap beliau terhadap Imam Ibnul Qayyim, lihat di Fathul Bari, 11/133-135. Darul Fikr)

Salah satu tabi’in senior, Imam Mujahid Rahimahullah berkata:

إِنَّ الصَّلَوَاتِ جُعِلَتْ فِي خَيْرِ الأَْوْقَاتِ فَعَلَيْكُمْ بِالدُّعَاءِ خَلْفَ الصَّلَوَاتِ

“Sesungguhnya pada shalat itu, dijadikan sebagai waktu paling baik bagi kalian untuk berdoa, (yakni) setelah shalat.” (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 39/227)

Imam Ja’far Ash Shadiq Rahimahullah -salah satu guru Imam Abu Hanifah Rahimahullah- berkata:

الدعاء بعد المكتوبة أفضل من الدعاء بعد النافلة كفضل المكتوبة على النافلة.

“Berdoa setelah shalat wajib lebih utama dibanding berdoa setelah shalat nafilah, sebagaimana kelebihan shalat wajib atas shalat nafilah.” (Fathul Bari, 11/134)

Para ulama di Al Lajnah Ad Daimah, kerajaan Arab Saudi, juga menyatakan berdoa setelah shalat di benar adanya. Hanya saja mereka menyatakan tanpa mengangkat kedua tangan.

Mereka mengatakan:

أما الدعاء بدون ذلك فلا بأس به ، لورود بعض الأحاديث في ذلك

Ada pun berdoa (setelah shalat) tanpa hal itu (mengangkat tangan dan berjamaah), adalah tidak apa-apa, karena adanya sebagian hadits tentang itu.

(Fatawa Al Lajnah Ad Daimah, 7/103)

Demikian. Wallahu a’lam

Wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa’ ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam

✍ Farid Numan Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top