▪▫▪▫▪▫▪▫
(Salah satu pertanyaan yang sering masuk selama dua pekan ini)
Membagikan hewan qurban dalam keadaan masak (siap saji) atau mentah, tidak masalah. Tidak ada ketentuan khusus tentang itu.
Dalam Al Lajnah Ad Daimah :
والأمر في توزيعها مطبوخة أو غير مطبوخة واسع، وإنما المشروع فيها أن يأكل منها، ويهدي، ويتصدق
Perintah dalam penyalurannya baik dalam keadaan sudah matang atau mentah adalah perkara yang lapang, sebab yang disyariatkan adalah makan darinya, menghadiahkan, dan menyedekahkan. (Selesai)
Tidak ada ketentuan khusus pula tentang aqiqah. Lapang aja, mentah dan matang boleh.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al’Utsaimin mengatakan:
ولا حرج أن يطبخها ويوزع هذا المطبوخ ، أو يوزعها وهي نية ، والأمر في هذا واسع “
Tidak apa-apa jika dia membagikan aqiqah yg sudah matang atau membagikan masih mentah, masalah ini lapang saja.
(Syarhul Mumti’, 25/206)
Imam Ahmad ditanya tentang aqiqah yang sudah dimasak dengan air putih, dia menjawab: “Hal itu disukai (mustahab).” Jika dicampur dengan yang lain, dia menjawab: “Tidak apa-apa.”
Kondisi ini lebih memudahkan bagi orang faqir miskin dan tetangga, dan merupakan bentuk lebih mensyukuri nikmat, dan bertambahnya kebaikan. (Imam Ibnul Qayyim, Tuhfatul Maudud, Hal. 53)
Jadi, pilih saja yang paling ringan bagi panitia qurban atau keluarga yang aqiqah. Sebab, jika Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dihadapkan dua pilihan maka Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam akan pilih yg paling ringan selama tidak berdosa. Saat ini aqiqah relatif mudah, sebab sudah jasa penyedia hewan aqiqah sudah dgn jasa memasaknya dengan beragam menu.
Demikian. Wallahu A’lam
📙📘📕📒📔📓📗
🖋 Farid Nu’man Hasan