🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾
Takut tersendat rezeki gara-gara banyak anak? Hmm .. baca dulu deh ayat ini …
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
“…… dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya” (QS. Huud: 6).
Juga ayat ini:
وَاللَّهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Dan Allah adalah sebaik-baiknya pemberi rezki. (QS. Al Jumu’ah: 11)
Dalam Tafsir Al Muyassar disebutkan:
والله- وحده- خير مَن رزق وأعطى، فاطلبوا منه، واستعينوا بطاعته على نيل ما عنده من خيري الدنيا والآخرة
Dan Allah satu-satunya yang terbaik dalam memberi rezeki dan pemberian, maka mintalah dariNya, dan memohonlah pertolonganNya dengan ketaatan kepadaNya untuk memperoleh apa-apa yang ada di sisiNya, baik kebaikan dunia dan akhirat. (Tafsir Al Muyassar, 10/137)
Ayat yang lain:
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka.” (QS. Al An’am: 151)
Setiap manusia sudah ada jatah dan alamat rezekinya, sehingga masing-masing anak sudah membawa pos-pos rezekinya sendiri, sebagaimana sabda Nabi ﷺ :
إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما ثم يكون في ذلك علقة مثل ذلك ثم يكون في ذلك مضغة مثل ذلك ثم يرسل الملك فينفخ فيه الروح ويؤمر بأربع كلمات بكتب رزقه وأجله وعمله وشقي أو سعيد
“Sesungguhnya tiap kalian dikumpulkan ciptaannya dalam rahim ibunya, selama 40 hari berupa nutfah (air mani yang kental), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama itu juga, lalu menjadi mudghah (segumpal daging) selama itu, kemudian diutus kepadanya malaikat untuk meniupkannya ruh, dan dia diperintahkan mencatat empat kata yang telah ditentukan: rezekinya, ajalnya, amalnya, kesulitan atau kebahagiannya. … (QS. Al Bukhari No. 3036, 3151, 6221, 7016, Muslim No. 2643)
Nabi ﷺ juga menganjurkan banyak anak:
تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّى مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ
Menikahlah kalian dengan wanita yang penyayang dan subur, karena aku bangga dengan jumlah kalian yang banyak dihadapan umat-umat lainnya. (HR. Abu Daud No. 2052. Syaikh Al Albani mengatakan: hasan shahih)
Anak itu qurrata a’yun (penyedap pandangan), pendoa bagi kedua orangtuanya yang wafat, penyambung silaturrahim kedua orangtuanya yang terputus, dan penerus sejarah keluarganya yang baik. Maka, semarakkanlah dunia dengan banyak anak.
Tapi, jangan lupa .. anak juga fitnah, ujian, bahkan bisa membawa miskin dan celaka di dunia dan menjadi musuh di akhirat, jika orang tua tidak mendidiknya dengan didikan agama yang benar. Maka, perbanyaklah anak dan didiklah mereka, bukan memperbanyak anak lalu menyia-nyiakan dan membiarkan, sebab yang seperti itu bukan kebanggaan.
Wallahu A’lam
🍃🌾🌿🌷🌳🌻☘🌸
✍ Farid Nu’man Hasan