Keutamaan Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu

💦💥💦💥💦💥💦💥

Imam An Nawawi Rahimahullah menceritakan tentang keutamaan para sahabat secara umum dan khusus:

وَاتَّفَقَ أَهْل السُّنَّة عَلَى أَنَّ أَفْضَلهمْ أَبُو بَكْر ، ثُمَّ عُمَر . قَالَ جُمْهُورهمْ : ثُمَّ عُثْمَان ، ثُمَّ عَلِيّ . وَقَالَ بَعْض أَهْل السُّنَّة مِنْ أَهْل الْكُوفَة بِتَقْدِيمِ عَلِيّ عَلَى عُثْمَان ، وَالصَّحِيح الْمَشْهُور تَقْدِيم عُثْمَان . قَالَ أَبُو مَنْصُور الْبَغْدَادِيّ : أَصْحَابنَا مُجْمِعُونَ عَلَى أَنَّ أَفْضَلهمْ الْخُلَفَاء الْأَرْبَعَة عَلَى التَّرْتِيب الْمَذْكُورَة ثُمَّ تَمَام الْعَشَرَة ، ثُمَّ أَهْل بَدْر ، ثُمَّ أُحُد ، ثُمَّ بَيْعَة الرِّضْوَان ، وَمِمَّنْ لَهُ مَزِيَّة أَهْل الْعَقَبَتَيْنِ مِنْ الْأَنْصَار ، وَكَذَلِكَ السَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ ، وَهُمْ مَنْ صَلَّى إِلَى الْقِبْلَتَيْنِ فِي قَوْل اِبْن الْمُسَيِّب وَطَائِفَة ، وَفِي قَوْل الشَّعْبِيّ أَهْل بَيْعَة الرِّضْوَان ، وَفِي قَوْل عَطَاء وَمُحَمَّد بْن كَعْب أَهْل بَدْر

“Ahlus Sunnah telah sepakat bahwa sahabat yang paling utama adalah Abu Bakar, kemudian Umar. Lalu mayoritas mengatakan: Utsman, kemudian Ali. Sebagian Ahlus Sunnah mengatakan dari Penduduk Kufah lebih mengutamakan Ali dibanding Utsman, yang shahih adalah mengutamakan Utsman. Abu Manshur Al Baghdadi berkata: ‘Sahabat-sahabat kami telah ijma’ bahwa para sahabat yang paling utama adalah khalifah yang empat sesuai urutan yang telah disebutkan, kemudian sepuluh orang (yang dijamin masuk surga), kemudian Ahli Badr, kemudian Uhud, kemudian Bai’atur Ridhwan, dan orang-orang mulia yang ikut serta dalam dua kali Bai’at ‘Aqabah dari kalangan Anshar, demikian juga as sabiqunal awwalun, mereka adalah orang yang pernah mengenyam dua buah kiblat menurut Said bin Al Musayyib, dan menurut Asy Sya’bi mereka adalah pengikut Bai’atur Ridhwan, ada pun menurut Atha’, Muhammad bin Ka’ab, mereka adalah Ahli Badr.

(Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, Muqadimah Bab Fadhailush Shahabah, Mausu’ah Syuruh Al Hadits)

📌 Tentang urutan Abu Bakar, Umar, dan Utsman, memiliki dasar shahih sebagai berikut:

Abdullah bin Umar Radhiallahu ‘Anhuma, berkata:

كُنَّا فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا نَعْدِلُ بِأَبِي بَكْرٍ أَحَدًا ثُمَّ عُمَرَ ثُمَّ عُثْمَانَ ثُمَّ نَتْرُكُ أَصْحَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا نُفَاضِلُ بَيْنَهُمْ

“Dahulu kami pada zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tidaklah membandingkan Ab Bakar dengan siapa pun, kemudian Umar, kemudian Utsman, barulah kami membiarkan sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan kami tidak mengutamakan satu sama lain di antara mereka.” (HR. Bukhari No. 3455, 3494)

📌 Ada pun keuatamaan Abu Bakar secara khusus

Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِي خَلِيلًا لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ وَلَكِنْ أَخِي وَصَاحِبِي

“Seandainya saya mengambil kekasih dari kalangan umatku, maka aku jadikan Abu Bakar sebagai kekasihku, tetapi dia adalah saudaraku dan sahabatku.” (HR. Bukhari No. 3456)

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS. At Taubah (9): 40)

Imam Bukhari meriwayatkan tentang ayat ini:

قالت عائشة وأبو سعيد وابن عباس رضي الله عنهم: وكان أبو بكر مع النبي صلى الله عليه وسلم في الغار

Berkata ‘Aisyah, Abu Said, dan Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhum: adalah Abu Bakar bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam gua. (HR. Bukhari No. 3692)

Ini juga diceritakan oleh Abu Bakar Ash Shiddiq sendiri, katanya:

قلت للنبي صلى الله عليه وسلم وأنا في الغار: لو أن أحدهم نظر تحت قدميه لأبصرنا، فقال: (ما ظنك يا أبا بكر باثنين الله ثالثهما)

“Aku berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan saat itu aku sedang di gua: ‘Seandainya salah seorang mereka melihat ke bawah kakinya niscaya kita akan terlihat.” Rasulullah bersabda: “Tidakkah engkau kira wahai Abu Bakar dengan dua orang, Allah-lah yang ketiganya.” (HR. Bukhari No. 3453, 4386, 3707)

📌 Gelar Ash Shiddiq adalah pemberian Allah ‘Azza wa Jalla kepadanya, setelah peristiwa Isra’ Mi’raj.

Abu Yahya berkata, aku mendengar Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu bersumpah:

أن الله أنزل اسم أبي بكر من السماء الصديق

“Sesungguhnya Allah menurunkan nama dari langit bagi Abu Bakar dengan Ash Shiddiq.” (HR. Ath Thabarani, Al Mu’jam Al Kabir, No. 14. Ibnu Abi ‘Ashim, Al Ahad wal Matsani, No. 6, Abu Nu’aim, Ma’rifatu Ash Shahabah, No. 56)

Berkata Al Hafizh Ibnu Hajar: rijalnya tsiqat (kredibel) (Fathul Bari, 7/9. Darul Fikr. Lihat juga Tuhfah Al Ahwadzi, 10/138. Al Maktabah As Salafiyah) begitu juga kata Imam Al Haitsami (Majma’ Az Zawaid, 9/41. Darul Kutub Al ‘Ilmiah) sedangkan Imam As Suyuthi mengatakan jayyid shahih (Tarikhul Khulafa’, Hal. 11)

Ucapan Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu ini menjadi penegas dustanya kaum Syi’ah. Abu Bakar yang mereka sebut dengan ‘Fir’aun’ justru Ali Radhiallahu ‘Anhu telah membelanya.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أما إنك يا أبا بكر أول من يدخل الجنة من أمتي

“Ada pun engka wahai Abu Bakar, adalah orang pertama dari umatku yang akan masuk surga.” (HR. Abu Daud, No. 4652. Ath Thabrani, Al Mu’jam Al Kabir, No. 538. Dishahihkan oleh Al Hakim, Tarikhul Khulafa’ Hal. 20)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah ridha bahwa Abu Bakar adalah penggantinya. Diriwayatkan oleh Jubeir bin Mut’im, dari ayahnya:

أتت امرأة النبي صلى الله عليه وسلم، فأمرها أن ترجع إليه، قالت: أرأيت إن جئت ولم أجدك؟ كأنها تقول: الموت، قال صلى الله عليه وسلم: (إن لم تجديني فأتي أبا بكر)

“Datang seorang wanita kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka nabi memerintahkannya untuk kembali lagi kepadanya. Wanita itu berkata: ‘Apa pendapatmu jika aku datang tetapi tidak berjumpa lagi denganmu?’ Seakan wanita itu mengatakan: Sudah wafat. Beliau bersabda: ‘Jika angkau tidak menemui aku, maka datanglah kepada Abu Bakar.” (HR. Bukhari No. 3459, 6927, 6794. Muslim No.2386. At Tirmidzi No. 3758)

Imam As Suyuthi Rahimahullah telah menulis demikian:

وفي حديث ابن زمعة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم أمرهم بالصلاة وكان أبو بكر غائباً فتقدم عمر فصلى فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” لا لا لا يأبى الله والمسلمون إلا أبا بكر يصلي بالناس أبو بكر ” . وفي حديث ابن عمر ” كبر عمر فسمع رسول الله صلى الله عليه وسلم تكبير فأطلع رأسه مغضباً فقال أين ابن أبي قحافة ” .
قال العلماء: في هذا الحديث أوضح دلالة على أن الصديق أفضل الصحابة على الإطلاق وأحقهم بالخلافة وأولاهم بالإمامة

“Dalam hadits Ibnu Zam’ah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan mereka shalat berjamaah dan saat itu Abu Bakar sedang tidak ada, maka majulah Umar ke depan, Nabi bersabda: “Tidak, tidak, tidak, Allah dan kaum msulimin akan menolak kecuali Abu Bakar, maka Abu Bakar pun shalat (jadi Imam) bersama manusia.”

Dalam riwayat Ibnu Umar: “Umar bin Al Khathab takbir (memimpin shalat berjamaah), maka Rasulullah mendengar takbirnya Umar, lalu dia menampakkan kepalanya dan berkata: “Di mana Ibnu Abi Quhafah (Abu Bakar)?”

Berkata para ulama: “Ini merupakan dalil yang jelas bahwa Abu Bakar merupakan sahabat paling utama secara mutlak, yang berhak dengan khilafah, dan paling utama dalam imamah/kepemimpinan.” (Tarikhul Khulafa’ Hal. 24)

Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam bersabda kepada Abu Bakar:

أنت صاحبي على الحوض، وصاحبي في الغار

“Engkau adalah sahabatku di haudh (telaga rasul di surga) dan sahabatku di gua.” (HR. At Tirmidzi No. 3752, katanya: hasan shahih gharib. Alauddin Al Muttaqi A l Hindi, Kanzul ‘Ummal, No. 32559. Al Fadhl Sayyid Abul Ma’athi An Nuri, Al Musnad Al Jami’ No. 8183)

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam bersabda kepada Abu Bakar:

من أصبح منكم اليوم صائما؟ ” قال أبو بكر: أنا. قال “فمن تبع منكم اليوم جنازة؟ ” قال أبو بكر: أنا. قال “فمن أطعم منكم اليوم مسكينا؟ ” قال أب

و بكر: أنا. قال “فمن عاد منكم اليوم مريضا؟” قال أبو بكر: أنا. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم “ما اجتمعن في امرئ إلا دخل الجنة

“Siapakah di antara kalian yang berpuasa pagi ini?”, Abu Bakar menjawab: “Saya.” Beliau bersabda lagi: “Siapa di antara kalian yang ikut meiringi jenazah hari ini?”, Abu Bakar menjawab: “Saya.” Beliau bersabda lagi: “Siapa di antara kalian yang memberi makan orang miskin hari ini?”, Abu Bakar menjawab: “Saya.” Beliau bersabda lagi: “Siapa di antara kalian yang sudah menjenguk orang sakit hari ini?”, Abu Bakar menjawab: “Saya.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidaklah semuanya terkumpul pada seseorang melainkan dia akan masuk surga.” (HR. Muslim No. 1028)

Wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa Sallam.

🍃🌾🌸🌻🌴🌺☘🌷

✏ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top