Muslim dan Mu’min, Samakah?

▫▪▫▪▫▪▫▪

Umumnya ulama membedakan diantara keduanya. Hal ini berdasarkan ayat:

قالَتِ الْأَعْرابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمانُ فِي قُلُوبِكُمْ

Berkatalah orang-orang Badui: “Kami telah beriman”. Katakanlah: “Kalian belum beriman, tetapi katakanlah kami telah berislam (berserah diri)”, dan iman itu belum masuk ke hati kalian. (QS. Al Hujurat: 14)

Juga ayat:

إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ …

Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya … (QS . Al-Ahzab: 35)

Dua ayat ini, jelas dan nyata membedakan antara muslim dan mu’min. Nampak bahwa mu’min lebih spesifik, spesial, dan khusus, dibanding muslim.

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan:

دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ الْإِيمَانَ غَيْرُ الْإِسْلَامِ، وَهُوَ أَخَصُّ مِنْهُ

Ini menjadi dalil bahwa iman itu hal yg lain dengan Islam, dia lebih khusus darinya.

(Tafsir Ibnu Katsir, 6/372)

Dan juga hadits:

لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ

Tidaklah orang yang berzina saat dia berzina itu dia beriman .. (HR. Bukhari no. 2475)

Hadits ini menunjukkan bahwa orang berzina itu kehilangan iman, tapi tidak kehilangan Islam. Dia masih muslim, belum kafir, kecuali dia menyatakan bahwa zina itu halal.

Para ulama menyatakan sebuah kaidah bahwa, antara kata Islam dan Iman, jika digabungkan maka akan terlihat bedanya. Sebaiknya, jika dipisahkan maka diantara keduanya ada kesamaan.

Contoh saat digabungkan, keduanya bermakna berbeda, yaitu ayat sebelumnya:

إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ …

Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya … (QS . Al-Ahzab: 35)

Tapi, ketika dipisahkan .. maka yang satu juga bermakna sama dengan yang lainnya.

Contoh, saat disebut ISLAM maka IMAN pun mencakup didalamnya. Seperti ayat:

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلامُ

Sesungguhnya agama yang diridhai Allah adalah Islam. (QS. Ali Imran: 19)

Tentunya dalam ayat ini iman juga termasuk diridhai Allah Ta’ala.

Contoh lain, saat disebut IMAN saja maka ISLAM juga termasuk. Seperti ayat:

وَمَنْ يَكْفُرْ بِالْأِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ

Dan barangsiapa yang kafir terhadap keimanan maka telah terhapuslah amalnya. (QS. Al Maidah: 5)

Tentunya orang kafir yaitu non Islam, mereka itulah yang terhapus amalnya. Ayat ini tidak bermakna orang Islam yang terhapus amalnya, tapi orang kafir yaitu yang sudah bukan Islam. Ini menunjukkan keduanya memiliki keterkaitan.

Oleh karena itu para ulama mengatakan:

أنهما إذا اجتمعا افترقا، وإذا افترقا اجتمعا

Keduanya (Islam dan Iman), jika dikumpulkan dalam satu kalimat maka akan terpisah (maknanya), dan jika dipisahkan maka akan terkumpul (maknanya).

Demikian. Wallahu a’lam

🌻☘🌿🌸🍃🍄🌷💐

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top