💢💢💢💢💢
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)
1. Katakanlah (Muhammad): “Wahai orang-orang kafir.”
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah
3. Kalian pun tidak menyembah apa yang aku sembah
4. Dan Aku pun bukan seorang penyembah apa yang kamu sembah
5. Kalian pun bukan penyembah apa yang aku sembah
6. Bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
📌 Nama surat: Al Kafirun, diambil dari salah satu bunyi ayat: Yaa ayyuhal kaafiruun
*📌 Jumlah ayat:*6
📌 Jenis surat: Para ulama berselisih pendapat apakah ini Makkiyah atau Madaniyah.
Imam Al Qurthubi Rahimahullah berkata:
وهي مكية في قول ابن مسعود و الحسن و عكرمة ومدنية في أحد قولي ابن عباس و قتادة و الضحاك وهي ست آيات
Ini adalah surat Makkiyah menurut Ibnu Mas’ud, Al Hasan, dan ‘Ikrimah. Madaniyah menurut salah satu pendapat dari Ibnu Abbas, Qatadah, dan Adh Dhahak. Dan terdapat enam ayat. (Tafsir Al Qurthubi, 20/206)
Imam As Suyuthi, menyebutkan bahwa Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, turunnya Qul Yaa Ayyuhal Kaafiruun adalah di Mekkah. (Ad Durrul Mantsur, 8/654)
Daftar Isi
📌 Kandungan Secara Global:
Penegasan bahwa Tuhan yang disembah Nabi Muhammad Shallallahu’Alaihi wa Sallam dan pengikut-pengikutnya bukanlah apa yang disembah oleh orang-orang kafir, dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak akan menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir, baik dulu, sekarang dan akan datang.
📌 Kedudukan Surat Al Kafirun
▪ Senilai dengan seperempat Al Qur’an
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Salam bersabda:
وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ تَعْدِلُ رُبُعَ الْقُرْآنِ
Dan QUL YAA AYYUHAL KAAFIRUUN setara dengan seperempat Al Quran. (HR. At Tirmidzi no. 2894, shahih)
▪Sunnah dibaca saat shalat Sunnah Qabliyah subuh dan ba’diyah maghrib.
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membaca “Qul yaa ayyuhal Kaafiruun” dan “Qul huwallahu ahad” dalam dua raka’at shalat (sunnah) fajar.” (Hr. Abu Daud no. 1256, shahih)
Dari Abdullah bin Mas’ud berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam selalu membaca di dua rakaat setelah maghrib QUL YAA AYYUHAL KAAFIRUUN (Katakanlah: “Hai orang-orang kafir) dan QUL HUWA ALLAHU AHAD (Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa). ” (HR. Ibnu Majah no. 1166, Shahih)
📌 Sababun Nuzul (sebab turunnya) ayat:
ذكر ابن اسحاق وغيره عن ابن عباس : أن سبب نزولها أن الوليد بن المغيرة والعاص بن وائل والأسود بن عبدالمطلب وأمية بن خلف لقوا رسول الله صلى الله عليه و سلم فقالوا :
يا محمد هلم فلنعبد ما تعبد وتعبد ما نعبد ونشترك نحن وأنت في أمرنا كله فإن كان الذي جئت به خيرا مما بأيدينا كنا قد شاركناك فيه واخذنا بحظنا منه وأن كان الذي بأيدينا خيرا مما بيدك كنت قد شركتنا في أمرنا وأخذت بحظك منه فأنزل الله عز و جل { قل يا أيها الكافرون }
Ibnu Ishaq dan lainnya menceritakan, dari Ibnu Abbas: bahwa sebab turunnya ayat ini adalah bahwa Al Walid bin Al Mughirah, Al ‘Ash bin Waail, Al Aswad bin Abdul Muthalib, dan Umayyah bin Khalaf, mereka menjumpai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan berkata: “Wahai Muhammad, kami ajak kamu, kami akan menyembah apa yang kamu sembah dan kamu menyembah apa yang kami sembah, kita berserikat, kami dan kamu dalam perkara kita semuanya. Jika apa-apa yang kamu bawa adalah mengandung kebaikan bagi kami maka kami akan ikut kamu, dan kami akan mengambilnya, dan jika ada pada kami itu baik bagimu maka kamu ikut kami dan mengambil hal itu. Maka turunlah ayat: Katakanlah: Wahai orang-orang kafir.
(Tafsir Al Qurthubi, 20/206)
Nama-nama tokoh di atas adalah tokoh-tokoh Quraisy Mekkah, maka ini menunjukkan yang lebih kuat adalah ini Makkiyah.
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata:
وقيل: إنهم من جهلهم دَعَوا رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى عبادة أوثانهم سنة، ويعبدون معبوده سنة، فأنزل الله هذه السورة، وأمر رسوله صلى الله عليه وسلم فيها أن يتبرأ من دينهم بالكلية
Dikatakan: sesungguhnya mereka (kafir Quraisy) disebabkan kebodohan mereka, mengajak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk mengajak menyembah berhala-berhala mereka selama setahun, dan mereka akan menyembah Allah setahun, maka turunlah ayat surat ini. Dan di dalam ayat ini Allah Ta’ala memerintahkan Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk memutuskan hub dengan agama mereka secara total. (Tafsir Ibnu Katsir, 8/507)
Tafsir Ayat 1:
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
Katakanlah (Muhammad): “Wahai orang-orang kafir.”
Syaikh Ali Ash Shabuni Hafizhahullah berkata:
أي قل يا محمد لهؤلاء الكفار الذين يدعونك إِلى عبادة الأوثان والأحجار
Yaitu katakanlah wahai Muhammad kepada orang-orang kafir yang mengajakmu menyembah berhala dan batu. (Shafwatut Tafaasir, 3/236)
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan:
شمل كل كافر على وجه الأرض، ولكن المواجهين بهذا الخطاب هم كفارُ قريش
Ayat ini mencakup semua orang kafir di muka bumi, tetapi arah pembicaraan ayat ini saat itu adalah untuk orang-orang kafir Quraisy. (Tafsir Ibnu Katsir, 8/507)
Tafsir Ayat 2:
لا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah
Syaikh Abdurrahman Nashir As Sa’diy Rahimahullah berkata:
أي: تبرأ مما كانوا يعبدون من دون الله، ظاهرًا وباطنًا
Yaitu berlepas diri dari apa yang mereka sembah selain Allah baik secara zahir dan batin. (Tafsir As Sa’diy, Hal. 936)
Syahidul Islam, Sayyid Quthb Rahimahullah berkata:
فعبادتي غير عبادتكم ، ومعبودي غير معبودكم
Maka, peribadatanku bukanlah peribadatan kalian, yang aku sembah bukanlah yang kalian sembah. (Fi Zhilalil Qur’an, 8/117)
Tafsir Ayat 3:
وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
Kalian pun tidak menyembah apa yang aku sembah
Syaikh Ali Ash Shabuni Hafizhahullah berkata:
أي ولا أنتم يا معشر المشركين عابدون إِلهي الحق الذي أعبده وهو الله وحده ، فأنا أعبد الإِله الحقَّ هو الله ربُّ العالمين ، وأنتم تعبدون الأحجار والأوثان ، وشتان بين عبادة الرحمن ، وعبادة الهوى والأوثان
Yaitu kalian- wahai orang-orang musyrik- bukanlah penyembah Tuhanku yang Haq yang aku sembah, Dialah Allah yang Maha Esa. Maka, aku menyembah Tuhan yang haq, Dialah Allah Rabb semesta alam. Sedangkan kalian menyembah patung dan bebatuan, maka amat berbeda antar para hamba Allah (‘ibadurrahman) dengan para penyembah hawa nafsu dan berhala. (Shafwatut Tafaasir, 3/236)
Tafsir ayat 4:
وَلا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُم
Dan Aku pun bukan seorang penyembah apa yang kalian sembah
Ayat ini merupakan penegas ayat sebelumnya. Syaikh Ali Ash Shabuni berkata:
كأنه قال : لا أعبد هذه الأوثان في الحال ولا في الاستقبال ، فأنا لا أعبد ما تعبدونه أبداً ما عشتُ ، لا أعبد أصنامكم الآن ، ولا فيما يستقبل من الزمان
Seolah dia berkata: aku tidak akan menyembah berhala-berhala ini baik sekarang dan akan datang. Maka, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah selamanya selama aku hidup. Sekarang aku tidak menyembah apa yang kalian sembah, tidak pula di masa yang akan datang. (Ibid)
Tafsir ayat 5:
ْ وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
Kalian pun bukan penyembah apa yang aku sembah
Syaikh Ali Ash Shabuni menjelaskan:
أي ولستم أنتم في المستقبل بعابدين إِلهي الحق الذي أعبد
Yaitu kalian dimasa akan datang bukanlah penyembah Tuhanku yg maha Benar yang aku sembah. (Ibid)
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan:
أي: لا تقتدون بأوامر الله وشرعه في عبادته، بل قد اخترعتم شيئًا من تلقاء أنفسكم
Yaitu kalian tidaklah mengikuti perintah-perintah Allah dan aturannya dalam menyembah kepadaNya, tetapi justru kalian menciptakan sendiri sesuatu dalam diri kalian. (Tafsir Ibnu Katsir, 8/507)
Tafsir ayat 6:
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِين
Bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku
Ini merupakan penegas yang begitu jelas. Bahwa agama kita tidak sama dengan mereka. Maka, tidak benar pernyataan kaum liberal dan para pengikutnya, “Semua agama adalah sama.”
Imam Al Bukhari berkata:
Bagi kalian agama kalian, yaitu kekafiran.
Dan bagiku agamaku, yaitu Islam. (Shahih Bukhari no. 4966)
Sehingga, di dunia ini, pada prinsipnya manusia terbagi menjadi
dua saja, yaitu Islam dan Kafir, kafir itu adalah semua selain Islam.
Imam Al Kasani Rahimahullah menjelaskan klasemen kekafiran sebagai berikut:
صِنْفٌ مِنْهُمْ يُنْكِرُونَ الصَّانِعَ أَصْلاً ، وَهُمُ الدَّهْرِيَّةُ الْمُعَطِّلَةُ .
وَصِنْفٌ مِنْهُمْ يُقِرُّونَ بِالصَّانِعِ ، وَيُنْكِرُونَتَوْحِيدَهُ ، وَهُمُ الْوَثَنِيَّةُ وَالْمَجُوسُ .
وَصِنْفٌ مِنْهُمْ يُقِرُّونَ بِالصَّانِعِ وَتَوْحِيدِهِ ، وَيُنْكِرُونَ الرِّسَالَةَ رَأْسًا ، وَهُمْ قَوْمٌ مِنَ الْفَلاَسِفَةِ .
وَصِنْفٌ مِنْهُمْ يُقِرُّونَ الصَّانِعَ وَتَوْحِيدَهُ وَالرِّسَالَةَ فِي الْجُمْلَةِ ، لَكِنَّهُمْ يُنْكِرُونَ رِسَالَةَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُمُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى
📌Kelompok yang mengingkari adanya pencipta, mereka adalah kaum dahriyah dan mu’aththilah (atheis).
📌Kelompok yang mengakui adanya pencipta, tapi mengingkari keesaanNya, mereka adalah para paganis (penyembah berhala) dan majusi.
📌Kelompok yang mengakui pencipta dan mengesakanNya, tapi mengingkari risalah kenabian yang pokok, mereka adalah kaum filsuf.
📌Kelompok yang mengakui adanya pencipta, mengeesakanNya, dan mengakui risalahNya secara global, tapi mengingkari risalah Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mereka adalah Yahudi dan Nasrani. (Lihat: Imam Al Kasani, Al Bada’i Ash Shana’i, 7/102-103, lihat juga Imam Ibnu Qudamah, Al Mughni, 8/263)
Demikian. Wallahu a’lam
🍃🎋🍀🌹🌷🌸☘
✍ Farid Nu’man Hasan