Hukum Masbuq Menjadi Imam Sholat

💢💢💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Assalamualaikum
mau bertanya ustadz,
kalau kita sholat berjamaah dan ada 2 orang terlambat 1 rakaat apakah setelah selesai sholat dan kami menambah 1 rakaat berjamaah lagi berdua or masing masing . (M. Yusuf)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Bismillahirrahmanirrahim ..

Apa yang ditanyakan ini memang cukup sering terjadi. Bolehkah seorang yg masbuq diangkat menjadi imam, baik oleh sesama masbuq atau orang lain yang baru datang?

Jika kita lihat haditsnya, memang tidak ada keterangan tegas; lanjutkan masing-masing atau bersama lagi.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا أُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَلَا تَأْتُوهَا تَسْعَوْنَ وَأْتُوهَا تَمْشُونَ عَلَيْكُمْ السَّكِينَةُ فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا

Jika shalat sudah didirikan, janganlah tergesa-gesa mendatanginya, berjalanlah dengan tenang, dan apa yang kalian dapatkan bersama imam lakukanlah, apa yang tertinggal sempurnakanlah.

(HR. Bukhari no. 908)

Hadits di atas memerintahkan menyempurnakan, melanjutkan, rakaat yang kuranh. Tapi, tidak ada rincian apakah masing-masing ataukah berjamaah lagi sesama masbuq.

Oleh karena itu para ulama berselisih pendapat. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz Rahimahullah mengatakan:

يعني المسبوق، لا بأس لكن ترك ذلك أولى لو فعل ذلك صحت صلاته على الصحيح لكن ترك هذا أولى كل واحد يصلي لنفسه، المسبوقين كل واحد يكمل لنفسه

Yakni orang yang masbuq, tidak apa-apa (jadi imam), tapi meninggalkannya lebih utama. Seandainya itu dilakukan juga tetap SAH shalatnya, namun meninggalkannya lebih utama. Hendaknya masing-masing melanjutkan sendiri. Orang-orang yang masbuq itu masing-masing menyempurnakan sendiri shalatnya.

Beliau juga berkata:

إذا دخل المسبوق المسجد وقد صلى الناس ووجد مسبوقًا يصلى، شرع له أن يصلي معه ويكون عن يمين المسبوق حرصًا على فضل الجماعة، وينوي المسبوق الإمامة ولا حرج في ذلك في أصح قولي العلماء

Jika seorang masbuq masuk ke masjid, dia dapatkan ada orang masbuq sedang shalat, maka disyariatkan baginya untuk shalat bersamanya disebelah kanan dalam rangka mendapatkan keutamaan berjamaah. Lalu, orang masbuq tadi berniat menjadi imam, tidak apa-apa hal itu menurut pendapat yg lebih shahih dari dua pendapat ulama.

(Majmu’ Fatawa wa Maqalat, 12/148)

Begitu pula dikatakan Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin Rahimahullah, bahwa itu tidak disyariatkan tapi boleh. Beliau berkata:

وقد اختلف العلماء في جوازه فمنهم من قال: إنه جائز، ومنهم من قال: إنه غير جائز، ولكن الصحيح أنه جائز، ولكن لا ينبغي

Para ulama berselisih pendapat tentang kebolehannya, mereka ada yang membolehkan, ada pula yang tidak membolehkan. Tapi, pendapat yang benar adalah BOLEH, tapi tidak semestinya itu dilakukan. (liqa Al Bab Al Maftuh, 18/14)

Demikian. Wa Shalallahu ‘Ala Nabiyyina Muhammadin wa’ala aalihi wa Sallam

Wallahu a’lam

📙📘📕📒📔📓📗

🖋 Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top