Kapankah Perbuatan MUBAH dinilai menjadi Ibadah?

💥💦💥💦💥💦💥

Dari Abu Dzar Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

وفي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ قالوا : يَا رسولَ اللهِ ، أيَأتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أجْرٌ ؟ قَالَ : أرَأيتُمْ لَوْ وَضَعَهَا في حَرامٍ أَكَانَ عَلَيهِ وِزرٌ ؟ فكذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا في الحَلالِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ

Di kemaluan kalian ada sedekah. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah salah seorang kami memainkan syahwatnya justru berpahala?” Beliau bersabda: “Apa pendapatmu seandainya dia meletakkan syahwatnya pada yang haram (zina), bukankah itu berdosa? Maka demikian juga jika meletakkannya pada yang halal maka dia berpahala.” (HR. Muslim No. 1006)

Imam An Nawawi Rahimahullah mengatakan:

وَفِي هَذَا دَلِيل عَلَى أَنَّ الْمُبَاحَات تَصِير طَاعَات بِالنِّيَّاتِ الصَّادِقَات ، فَالْجِمَاع يَكُون عِبَادَة إِذَا نَوَى بِهِ قَضَاء حَقّ الزَّوْجَة وَمُعَاشَرَتَهَا بِالْمَعْرُوفِ الَّذِي أَمَرَ اللَّه تَعَالَى بِهِ ، أَوْ طَلَبَ وَلَدٍ صَالِحٍ ، أَوْ إِعْفَافَ نَفْسِهِ أَوْ إِعْفَاف الزَّوْجَة وَمَنْعَهُمَا جَمِيعًا مِنْ النَّظَر إِلَى حَرَام ، أَوْ الْفِكْر فِيهِ ، أَوْ الْهَمّ بِهِ ، أَوْ غَيْر ذَلِكَ مِنْ الْمَقَاصِد الصَّالِحَة

Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa perkara yang mubah (boleh) akan dinilai sebagai ketaatan dengan niat-niat yang benar, maka jima’ menjadi ibadah jika diniatkan untuk memenuhi hak istri dan pergaulan yang baik dengannya yang mana Allah telah ﷻ perintahkan terhadapnya, atau demi untuk mendapatkan anak yang shalih, atau menjaga kehormatan diri dan istri, dan mencegah mereka berdua dari pandangan yang haram, atau memikirkan hal yang haram, atau hasrat haram, atau maksud-maksud baik selain itu.

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

📚 Imam An Nawawi, Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 7/92. Cet. 2. 1392H. Daar Ihya At Turats, Beirut

🌷☘🌺🌴🍃🌸🌻🌾

✍ Farid Nu’mam Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top