Memisahkan Islam dan Arab, Mungkinkah?

Islam tidak selalu Arab, faktanya Islam telah menjadi agama semua ras, warna kulit, bahasa, dan benua. Bukan hanya Arab, baik dalam arti bangsa dan Jazirah.

Arab juga belum tentu Islam atau Islami, sebab di negeri-negeri Arab juga ada Yahudi, Kristen, dan sejumlah tradisi jahiliyah yang masih kuat.

Arab dalam arti negara juga belum tentu Islami (sesuai dengan Islam) atau sejalan dgn kepentingan umat Islam, disaat kebijakan-kebijakan mereka kadang kontroversi, seperti normalisasi hubungan dengan Zionis Israel, memenjarakan para pejuang Islam, memusuhi organisasi perjuangan Islam, dan memboikot sesama negara Arab.

Tapi, upaya memisahkan Islam dan Arab, adalah ide konyol yang ahistoris dan tidak masuk akal terendah sekali pun.

Sebab, Nabi Muhammad ﷺ adalah orang Arab, Al-Qur’an dan As-Sunnah berbahasa Arab, Islam berawal di tanah Arab, Adzan berbahasa Arab, Shalat tidak sah dengan selain bahasa Arab (ini pendapat Jumhur, kecuali Abu Hanifah yg membolehkan dgn bahasa Persia), dan kitab-kitab para ulama pun berbahasa Arab.

Oleh karenanya, gerakan anti Arab dan membenci Arab dalam arti bangsa, yang dilakukan oleh segelintir orang, merupakan gerakan rasis, provokatif, dan berbahaya yang dapat memecah belah persatuan NKRI, dan layak mendapatkan label sebagai pelaku kejahatan.

Nabi ﷺ bersabda :

تبغض العرب فتبغضني

Engkau membenci Arab maka kau telah membenciku.

(HR. At Tirmidzi No. 3927, katanya: hasan. Ahmad No. 23731, Al Hakim dalam _Al Mustadrak_ No. 6995, katanya: shahih)

Wallahul Musta’an!

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top