Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan Apakah Bid’ah?

✉️❔PERTANYAAN

Bismillah
Semoga Allah senantiasa merahmati ustadz.

Ustadz, izin bertanya
Didaerah ana sebelum masuk Ramadhan biasanya masyarakat
1. Membuat satu tradisi keagamaan, (cerama agama, ngaji dan makan bersama) itu dilakukan oleh seleuruh jamaah dalam 1 kampung acara ini biasanya dilaksanakan 2 atau 3 hari sebelum bulan ramadhan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat bisa berjumpa lagi dengan bulan ramdhan.

2. Setelah ramadhan ada kegiatan lagi tapi ini cenderung dilakukan oleh keluarga, yakni mengundang pengurus takmir dan beberapa tetangga kemudian meminta imam atau orang yang dianggap memiliki kelimuan dan shaleh untuk mendokan sebegai bentuk syukur bisa melewati ramdahan dan bermohon bisa berjumpa lagi dengan ramadhan berikutnya, selanjutnya makan bersama.

Disisi lain dari beberapa teman yang sudah ikut ngaji menganggap ini ada perbuatan bid’ah dan mereka tidak ikut berpatisipasi dalam kegiatan ini

Pertanyaan
1.Defenisi Bid’ah ini bagaimana ustadz?
2.apakah agenda diatas masuk kategori bid’ah?
3.apakah semua yang tidak ada dalilnya walaupun baik itu juga bid’ah?

Mohon pencerahannya ustadz

✒️❕JAWABAN

Bismillahirrahmanirrahim..

Ini bukan bid’ah. Menyambut datangnya bulan Ramadhan juga dilakukan para salaf. Imam Ibnu Rajab menceritakan bahwa para sahabat sudah menyiapkan diri merwka sejak 6 bulan sebelum Ramadhan.

Ada pun bagaimana cara penyambutannya adalah perkara yang lapang. Tapi, yang sering terjadi yaitu berkumpul diberikan pembekalan ilmu, persiapan ruhiyah,.. Ini bagus. Sebab, itu bagaian dari aktifitas yang memang dianjurkan.

Begitu pula menjelang lebaran, berkumpul dgn keluarga, dan tetangga, sambil ada taushiyah dan doa dr org shalih, lalu buka puasa bersama. Ini bagus. Tidak ada kemungkaran yang mesti ditingkari. Jika ada yang menyebutnya bid’ah maka dia bersikap ghuluw (melampaui batas).

Bid’ah adlh hal baru dalam ibadah mahdhah, yang dulunya belum ada. Sdgkan Ibadah ghairu mahdhah, lebih lentur. Seperti infak, silaturrahim,.. Semuanya ibadah, tapi tentang caranya bagaimana, berapa besarannya, itu tidaklah baku, alias bebas saja kecuali ZAKAT.

Jihad, juga ibadah, tapi tentang pengembangan senjata dan strategi, tentu tidak harus sama dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam karena beda zaman dan kondisi. Pengembangan ini bukanlah bid’ah padahal jihad juga ibadah.

Wallahu A’lam

✍️ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top