Pertanyaan
💦💥💦💥💦💥
Assalamu’alaykum, ustadz, ‘afwan mw tanya apakah hadits ini shohih?
“KENAPA TELINGA BERDENGEING”
Jangan Abaikan Saat Telinga Berdenging, Ini Maknanya
“TELINGA BERDENGING” Adalah Panggilan Baginda Nabi MUHAMMAD Sholallohu Alaihi Wasallam..!!
Ilustrasi Telinga yang Berdenging
Banyak Org Bertanya Kenapa Terkadang Telinga Bersuara “Nging” ?
Apa Sebab Musababnya, Karena Musababnya ada yang Mengatakan dengan Tidak Berpedoman, Bertahayul dan Sangkaan Jelek Terhadap HAL itu?
Sesungguhnya Suara “NGING” dalam Telinga, itu adalah Sayyidina Rosululloh SAW Sedang Menyebut Org yg Telinganya Bersuara “NGING” Dalam Perkumpulan yg Tertinggi (Malail A’laa) dan Supaya Dia ingat Pada Sayyidina Rasulullâh SAW dan Membaca SHOLAWAT.
Hal ini Berdasarkan Keterangan dari Kitab ( AZIZI ‘ALA JAMI’USH SHAGHIR)
“Jika Telinga Salah Seorang Kalian Berdengung (Nging) Maka Hendaklah Dia Mengingat Aku (Sayyidina Rasulullâh SAW) dan Membaca SHOLAWAT Kepada Ku..Serta Mengucapkan
“DZAKARALLOHU MAN DZAKARONII BIKHOIR”;
(artinya, ALLAH ta’ala Akan Mengingat yang Mengingatku dengan Kebaikan)”.
Imam Nawawi Berkata : Sesungguhnya Telinga itu Berdengung Hanya ketika Datang Berita Baik Ke Ruh..Bahwa Sayyidina Rasulullâh SAW telah Menyebutkan Orang ( Pemilik Telinga yang Berdengung “Nging”) Tersebut dengan Kebaikan di Al Mala’al A’la (Majlis Tertinggi) di Alam Ruh.
[ Kitab AZIZI ‘ALAL JAMIUSH SHAGIR ]
Sampaikanlah Kepada Orang lain, maka ini akan Menjadi Shadaqah Jariyah pada Setiap orang yg Anda Kirimkan Pesan ini. Dan Apabila Kemudian Dia Mengamalkannya, Maka Kita juga
Akan ikut Mendapat Pahalanya sampai Hari Kiamat..Aamiin
Rasulullah SAW Bersabda, “Barangsiapa yang Menyampaikan 1 (satu) Ilmu Saja dan Ada Orang yg Mengamalkan, Maka Walaupun yang Menyampaikan Sudah Tiada (Meninggal Dunia), dia akan tetap Memperoleh Pahala Nya. Aamiin ya robal Alamin.
SEMOGA BERMANFAAT😊
📝 Jawaban:
Wa ‘Alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakaruh. Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah wa ba’d:
Langsung aja ya ..,
Hadits yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Dari Abu Rafi’ Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
إِذَا طَنَّتْ أُذُنُ أَحَدِكُمْ فَلْيَذْكُرْنِي وَلْيُصَلِّ عَلَيَّ، وَلْيَقُلْ: ذَكَرَ اللَّهُ مَنْ ذَكَرَنِي بِخَيْرٍ
“Jika berdenging telinga salah seorang kalian maka ingatlah kepadaku dan bershalawatlah kepadaku, dan hendaknya dia berkata: DZAKARALLAHU MAN DZAKARANIY BIKHAIR – Allah akan mengingat siapa pun yang mengingatku dengan kebaikan.”
📌 Hadits ini dikeluarkan oleh:
🔹 Ath Thabarani dalam Al KabirNo. 958, Al Awsath No. 9222, Ash Shaghir No. 1104. Beliau berkata dalam Al Awsath: “Hadits ini tidak diriwayatkan oleh Abu Rafi’ kecuali dari isnad seperti ini, dan Ma’mar bin Muhammad menyendiri dalam meriwayatkannya.”
🔸 Al ‘Uqaili dalam Adh Dhu’afa, 4/261, dia berkata: “Dia (Ma’mar bin Muhammad) haditsnya tidak bisa diikuti, dan dia tidak diketahui kecuali dengan isnad ini.”
🔹 Ar Ruyani dalam Musnad-nya No. 718
🔸 Al Khara-ithiy dalamMakarimul Akhlaq No. 982
🔹 Ibnus Sunniy dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah No. 166
🔸 Al Bazzar dalam Musnad-nya No. 3884, tanpa kalimat: “bershalawatlah kepadaku”
🔹 Al Baihaqi dalam Ad Da’awat Al Kabir No. 490
🔸 Yahya Asy Syajariy dalamTartib Al Amaliy No. 630
💢💢💢💢
Tentang hadits di atas, Al Hafizh As Sakhawi mengatakan:
حَدِيث: إِذَا طَنَّتْ أُذُنُ أَحَدِكُمْ فَلْيَذْكُرْنِي، وَلْيُصَلِّ عَلَيَّ، وَلْيَقُلْ ذَكَرَ اللَّه بِخَيْرٍ مَنْ ذَكَرَنِي بِخَيْرٍ، الطبراني وابن السني في عمل اليوم والليلة، والخرائطي في المكارم، وآخرون عن أبي رافع مرفوعا بهذا، وسنده ضعيف، بل قال العقيلي: إنه ليس له أصل
“Hadits “Jika berdenging telinga salah seorang kalian maka ingatlah kepadaku dan bershalawatlah kepadaku, dan hendaknya dia berkata: DZAKARALLAHU MAN DZAKARANIY BIKHAIR – Allah akan mengingat siapa pun yang mengingatku dengan kebaikan.” Diriwayatkan oleh Ath Thabarani, Ibnus Sunniy dlm amalulyaum wal lailah, Al Kharaitiy dalam Al Makarim, dan lainnya, dari Abu Rafi’, secara marfu’, dan sanadnya DHA’IF, bahkan Al ‘Uqaili mengatakan: LAISA LAHU ASHL-tidak ada dasarnya.” (Al Maqashid Al Hasanah, 1/89)
Imam Ibnul Qayyim mengatakan:
وَكُلُّ حَدِيثٍ فِي طَنِينِ الأُذُنِ فَهُوَ كِذْبٌ
“Semua hadits yang menyebutkan tentang telinga berdenging adalah DUSTA.” (Al Manar Al Munif, no. 119)
Imam Asy Syaukani mengatakan:
رَوَاهُ الْعُقَيْلِيُّ عَنْ أَبِي رَافِعٍ مَرْفُوعًا. قِيلَ: هُوَ موضوع
Diriwayatkan oleh Al ‘Uqaili dari Abu Rafi’ secara marfu’. Dikatakan bahwa hadits ini PALSU. (Al Fawaid Al Majmuah, Hal. 224. Pentahqiq kitab ini: Syaikh Abdurraman bin Yahya Al Mua’limi Al Yamani mengatakan: “Seperti itulah hadits ini.”)
Syaikh Al Albani mengatakan: PALSU (Adh Dhaifah, no. 2631)
Tapi ….
Syaikh Abu Ishaq Al Huwaini Hafizhahullah mengomentari ucapan Imam Ath Thabarani:
“Hadits ini tidak diriwayatkan oleh Abu Rafi’ kecuali dari isnad seperti ini, dan Ma’mar bin Muhammad menyendiri dalam meriwayatkannya.”
Juga Imam Al ‘Uqaili yang berkata: “Dia (Ma’mar bin Muhammad) haditsnya tidak bisa diikuti, dan dia tidak diketahui kecuali dengan isnad ini.”
Abu Ishaq mengatakan: “Semoga Allah meridhai kalian berdua!” Lalu Beliau menyebutkan beberapa sanad lain yang menjadi mutaba’ah (penguat) bagi sanad Ma’mar bin Muhammad, yaitu:
🔹 Habban bin ‘Ali, berkata kepada kami: Muhammad bin ‘Ubaidillah bin Abi Rafi’, dengan sanad yang sama. (Ibnus Sunni,Al Yaum wal lailah No. 166, Ibnu ‘Adi, Al Kamil,2/ 2126-2152)
🔸 Mandal bin ‘Ali (Al Khat-ithiy,Makarimul Akhlaq No. 1022). (Lihat Syaikh Abu Ishaq Al Huwaini, Tanbih Al Hajid, 1/220-221)
Al Hafizh Nuruddin Al Haitsami mengatakan: “Isnadnya Ath Thabarani dalam Al Kabir adalah HASAN.” (Majma’ Az Zawaid, 10/138)
Oleh karena itu Az Zabidiy berkata:
“Tetapi Al Haitsami mengatakan isnad Thabarani dalam Al Kabir adalah HASAN, ini membatalkan tudingan orang-orang yang mengatakan DHA’IF terlebih lagi yang menyatakan PALSU, seperti Ibnul Jauzi dan Al ‘Uqaili. Sedangkan Al Munawi dalam syarahnya terhadap Jaami’ Ash Shaghiir menyebutkan bahwa ini juga diriwayatkan oleh IMAM IBNU KHUZAIMAH dalam kitab SHAHIH-nya, dengan lafaz seperti itu dari Abu Rafi’. Dan, Imam Ibnu Khuzaimah adalah seorang yang berkomitmen dalam kitabnya utk mencantumkan yang SHAHIH, maka ketahuilah!!”
(Takhrij Ahadits Ihya ‘Ulumuddin, 2/831)
📜 Kesimpulan:
▶ Para ulama tidak sepakat atas kedhaifan hadits ini walau mayoritas meragukan keshahihannya bahkan menganggapnya palsu.
▶ Sehingga berimplikasi pada kehujjahannya, bagi yang menganggapnya dhaif dan palsu hadits ini tidak layak diamalkan.
▶ Bagi yang menilainya shahih dan hasan, tentu mereka tidak berhalangan mengamalkannya.
▶ Sekalipun dhaif, tidak sedikit yang tetap menjadikannya sebagai hujjah untuk fadhailul a’mal.
▶ Maka, tidaklah hal ini menjadi sebab sikap saling mengingkari satu sama lain.
Sekian. Wallahu A’lam
🌹🌲🌼🌱🌷🌾🌻🍀🌿🍃🌳
✏ Farid Nu’man Hasan
Kalo dr sisi kesehatan telinga berdengung merupakan sinyal ginjal kekurangan air, wallahu a’lam