🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾
Daftar Isi
📨 PERTANYAAN:
Assalamu’alaikum. mw bertanya ust: saya seorang suami, sebelym tidur kita berhubungan suami istri, paginya ketika sholat shubuh saya lupa mandi junub hingga masuk kerja. bagaimana sholat shubuh saya ?? harus di qodho atau bagaimana??? mohon penjelasannya. jzk
i09
📬 JAWABAN
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah .., Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah wa Ba’d:
Keadaan suci, baik dari najis dan hadats, merupakan syarat keabsahannya shalat sebagaimana keterangan semua madzhab. Hal ini berdasarkan dalil-dalil berikut:
Allah ﷻ berfirman:
وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا
Dan jika kalian junub maka bersucilah. (QS. Al Maidah: 6)
Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
لا تقبل صلاة بغير طهور
Shalat tidaklah diterima dengan tanpa bersuci. (HR. At Tirmidzi No. 1. Imam At Tirmidzi berkata: hadits ini adalah yang paling shahih dan hasan dalam bab ini. Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan: isnadnya shahih. Lihat Fathul Bari, 3/278)
Dari Ali Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
مِفْتَاحُ الصَّلاَةِ الطَّهُورُ
Kunci pembuka shalat adalah bersuci. (HR. At Tirmidzi No. 3, Abu Daud No. 61. Imam Al Munawi mengatakan: isnadnya Shahih. Lihat At Taysir bisyarhil Jaami’ Ash Shaghiir, 2/730)
Syaikh Abul ‘Ala Al Mubarkafuri Rahimahullah menjelaskan:
وسمى النبي صلى الله عليه و سلم الطهور مفتاحا مجاز لأن الحدث مانع من الصلاة
Nabi ﷺ menamakan bersuci adalah “kunci” merupakan majaz, karena hadats merupakan penghalang dari shalat. (Tuhfah Al Ahwadzi, 1/33)
Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah mengatakan:
ويجب على المصلي أن يأتي بها بحيث لو ترك شيئا منها تكون صلاته باطلة
Wajib bagi orang yang shalat untuk mendatangkan syarat sahnya shalat, yang jika dia tinggalkan satu bagian saja, maka shalatnya batal. (Fiqhus Sunnah, 1/123) Dan, salah satu syarat sahnya shalat itu Beliau sebutkan adalah suci dari hadats besar dan kecil.
📌 Bagaimana jika terlanjur shalat tapi masih junub?
Jika melakukannya karena lupa, maka dia tidak berdosa, tapi wajib mengulanginya, yaitu dia lakukan saat dia mengingatnya. Sebab, shalat yang telah dia lakukan tidak sah, dan mandi yang dia lakukan juga mandi biasa, sebab dia tidak meniatkan sebagai mandi junub.
Imam Ibnu Rajab Al Hambali Rahimahullah menjelaskan:
تمييز العبادات بعضها عن بعض ، كتمييز صلاة الظهر من صلاة العصر مثلاً وتمييز صيام رمضان من صيام غيره ، أو تمييز العبادات من العادات ، كتمييز الغُسل من الجنابة من غسل التبرد والتنظف ، ونحو ذلك، وهذه النيَّةُ هي التي تُوجد كثيراً في كلام الفقهاء في كتبهم
(Niat) itu membedakan sebagian ibadah dengan ibadah lainnya, seperti membedakan shalat Dzuhur dengan shalat Ashar, membedakan puasa Ramadhan dengan puasa lainnya. Atau membedakan antara ibadah dengan adat kebiasaan, misalnya membedakan antara mandi junub dengan mandi untuk menyejukkan badan atau membersihkannya, dan lain sebagainya. Niat seperti inilah yang banyak sekali dijumpai di perkataan para fuqaha’. (Jaami’ Al ‘Uluum wal Hikam, hal. 11)
Jika dia belum mandi junub, maka mandilah dengan niat mandi junub, lalu shalatlah. Demikian.
Wallahu A’lam
🍃🌾🌴🌱🌻☘🌿🌺
✍ Farid Nu’man Hasan