Shalat Wajib Sambil Membaca Mushaf

◽◼◽◼◽◼◽

📨 PERTANYAAN:

ustadz izin bertanya,
masjid dekat rumah saya menyediakan alquran besar di depan imam, yang tujuannya utk dibaca oleh imam saat shalat wajib berjamaah,
bagaimana hukumnya apakah boleh, ustadz? imam membaca quran pada saat membaca surah pendek di shalat wajib. syukran (‪+62 856-8364-xxx)

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillahirrahmanirrahim ..

Untuk shalat wajib, sebagian ulama memakruhkan. Sebab hal itu tidak dibutuhkan, berbeda dgn shalat Sunnah, seperti tarawih yang memang biasanya ingin panjang bacaannya, maka pada shalat Sunnah itu dibolehkan.

Tapi, jika memang dibutuhkan maka tidak apa-apa melihat mushaf walau dalam shalat wajib juga. Ada pun bagi Hanafiyah hal itu adalah membatalkan shalat.

Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid Hafizahullah mengatakan:

لا بأس بقراءة القرآن من المصحف في صلاة النفل ، كقيام الليل . أما الفرض فيكره فيه ذلك لعدم الحاجة إليه غالبا ، فإن احتاج فلا بأس بالقراءة من المصحف حينئذٍ

Tidak apa-apa membaca mushaf saat shalat Sunnah, seperti shalat malam. Ada pun shalat wajib, itu dimakruhkan karena umumnya itu tidak dibutuhkan. Tapi, jika memang diperlukan maka tidak apa-apa saat itu.

(Al Islam Su’aal wa Jawaab no. 65924)

Maksud “diperlukan”, misalnya seperti orang yang tidak hapal Al Fatihah, padahal itu rukun shalat, maka tidak apa-apa baginya membuka mushaf baik shalat sunah atau wajib. Bahkan bukan hanya BOLEH, tapi WAJIB membuka mushaf bagi yg belum hapal Al Fatihah, sebab kedudukan Al Fatihah yang sangat vital dalam shalat.

Imam An Nawawi Rahimahullah mengatakan:

لَوْ قَرَأَ الْقُرْآنَ مِنْ الْمُصْحَفِ لَمْ تَبْطُلْ صَلَاتُهُ سَوَاءٌ كَانَ يَحْفَظُهُ أَمْ لَا بَلْ يَجِبُ عَلَيْهِ ذَلِكَ إذَا لَمْ يَحْفَظْ الْفَاتِحَةَ كَمَا سَبَقَ، وَلَوْ قَلَّبَ أَوْرَاقَهُ أَحْيَانًا فِي صَلَاتِهِ لَمْ تَبْطُلْ، وَلَوْ نَظَرَ فِي مَكْتُوبٍ غَيْرِ الْقُرْآنِ وَرَدَّدَ مَا فِيهِ فِي نَفْسِهِ لَمْ تَبْطُلْ صَلَاتُهُ وَإِنْ طَالَ، لَكِنْ يُكْرَهُ، نَصَّ عَلَيْهِ الشَّافِعِيُّ فِي الْإِمْلَاءِ وَأَطْبَقَ عَلَيْهِ الْأَصْحَابُ

“Seandainya membaca Al Quran melalui mushaf tidaklah membatalkan shalatnya, maka itu sama saja, apakah dia sudah hafal Al Quran atau belum, bahkan menjadi WAJIB melihat mushaf jika dia belum hafal Al Fatihah sebagaimana penjelasan lalu. Walau kadang membolak-balikan halamannya dalam shalat, maka itu tidak membatalkan shalatnya. Juga bagi seorang yang melihat catatan lain selain Al Quran dan diulang-ulang isinya dalam hati walau lama tidaklah batal, tetapi makruh. Demikian pemaparan Asy Syafi’i dalam Al Imla’.”

( Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 1/20. Mawqi’ Ruh Al Islam)

Ini juga menjadi pendapat Imam Malik, Imam Muhammad bin Hasan, Imam Abu Yusuf, Imam Ahmad bin Hambal, sedangkan Imam Abu Hanifah mengatakan: batal shalatnya. (Ibid)

Sementara itu, Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizahullah mengatakan:

فإن للمصلي أن يقرأ من المصحف في صلاة النافلة وكذا المكتوبة، وهذا هو مذهب الشافعية والقول المعتمد في مذهب أحمد. وذهب المالكية إلى الكراهة. ودليل المجيزين ما رواه البيهقي عن -عائشة رضي الله عنها- أنها كان يؤمها غلامها ذكوان من المصحف في رمضان، قال الزهري: كان خيارنا يقرؤون من المصاحف، وذهب الحنفية إلى أن القراءة من المصحف تفسد الصلاة

Sesungguhnya orang yang shalat boleh membaca lewat mushaf baik shalat Sunnah atau wajib, inilah pendapat Syafi’iyah dan pendapat resmi dari madzhab Imam Ahmad. Ada pun Malikiyah, mereka memakruhkannya.

Dalil pihak yang membolehkan adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi, dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa Dzakwan menjadi imam baginya pada shalat di bulan Ramadhan dengan membaca mushaf.

Az Zuhriy mengatakan: “Orang-orang terbaik kami mereka membaca mushaf saat shalat.” Sedangkan Hanafiyah mengatakan batalnya shalat sambil membaca mushaf.

(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 1781)

Untuk keluar dari Khilafiyah lebih baik itu tidak dilakukan pada shalat wajib. Berkata Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizhahullah:

الأولى ترك ذلك في الصلاة المكتوبة، خروجاً من الخلاف ومراعاة لسنن الصلاة من النظر إلى موضع السجود وترك الانشغال بالنظر وتقليب الأوراق

Lebih utama adalah hal itu ditinggalkan dalam shalat wajib, dalam rangka keluar dari perbedaan pendapat, dan menjaga sunah-sunnah shalat yaitu melihat tempat sujud, mata tidak disibukkan oleh pandangannya, dan membalik-balikkan kertas mushaf. (Ibid)

Demikian. Wallahu a’lam

🌻🌿🌸🍃🍄🌷 💐☘

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top