▫▪▫▪▫▪▫▪
📨 PERTANYAAN:
Assalamu’alaikumwr.wb
Mohon ijin bertanya Ustadz, kebiasaan Masjid deket rumah setiap Shubuh pada hari jumat adalah membaca surat sajdah dan melakukan sujud tilawah di rakaat pertama. yang jadi pertanyaan apakah diperbolehkan kalau di rutinkan seperti itu (setiap jumat)?, Terimakasih Ustad atas jawabannya. (+62 895-1684-xxxx)
📬 JAWABAN
🍃🍃🍃🍃🍃
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh ..
Ya, merutinkan membaca surat As Sajadah saat shalat subuh di hari Jumat, berdasarkan hadits berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْجُمُعَةِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ الم تَنْزِيلُ السَّجْدَةَ وَهَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنْ الدَّهْرِ
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu berkata, “Nabi ﷺ dalam shalat Fajar (Subuh) membaca: “ALIF LAAM MIIM TANZIIL (Surah As Sajadah), dan ‘HAL ATAA ‘ALAL INSAANI HIINUM MINAD DAHRI (Surah Al Insaan).”
(HR. Bukhari no. 891)
Hadits ini menunjukkan bahwa SUNNAH dalam shalat subuh di hari Jumat, membaca surat As Sajadah di rakaat pertama secara sempurna dan Al Insan di rakaat kedua secara sempurna. Bukan dipotong-potong seperti yang dilakukan orang-orang saat ini.
Syaikh Raghib As Sirjaniy Hafizhahullah menjelaskan:
وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقرأ السورتين كاملتين، ولم يكن يختار آية السجدة وما حولها من آيات كما يفعل بعض الناس اليوم، ولا أدري ما الذي جعل الناس تعتقد أن المراد بقراءة سورة السجدة هي آية السجدة تحديدًا! إنما السُّنَّة أن نقرأ سورة السجدة كاملة في الركعة الأولى، ثم نقرأ سورة الإنسان كاملة في الركعة الثانية، ولا حُجَّة لمن يقول: إن النبي صلى الله عليه وسلم كان لا يُطَوِّل في صلاته بالناس. لأن التطويل أو التخفيف أمر نسبي، والمعيار الدقيق له هو سُنَّة الرسول صلى الله عليه وسلم، وهي في فجر الجمعة تكون كما وضَّحنا
Dahulu Nabi ﷺ membaca dua surat secara sempurna, Beliau tidak memilih ayat sajadah dan sekitarnya saja sebagaimana yang dilakukan sebagian manusia hari ini. Saya tidak tahu apa yang membuat manusia memahami bahwa membaca surat sajadah hanyalah terbatas pada ayat sajadah saja. Yg SUNNAH itu adalah kita membaca surat As Sajadah di rakaat pertama secara sempurna dan surat Al Insan di rakaat kedua secara sempurna.
Bukan alasan bagi mereka yang mengatakan “Sesungguhnya Nabi ﷺ tidak memanjangkan shalatnya bersama manusia”. Karena memanjangkan dan meringankan adalah perkara yang relatif (nisbi), parameter yang paling tepat adalah sunah Nabi ﷺ di mana pada shalat subuh di hari Jumat Nabi ﷺ melakukan seperti yang telah kami jelaskan.
(Lihat http://iswy.co/e14h5i)
Kesunnahan ini, para ulama berselisih apakah dirutinkan atau tidak ?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah berkata:
نعم كان النبي صلى الله عليه وسلم يقرأ بهما «ويديم على ذلك»، وهذه اللفظة ليست في الصحيحين، ولكن لا تنافي ما في الصحيحين، لكن لو أنه خشي أن يظن العامة أن قراءتهما فرض فلا بأس أحياناً أن يقرأ بغيرهما مثل في الشهر مرة، أو في الشهر مرتين
Ya, Nabi ﷺ dahulu membaca dua surat tersebut “dan dia merutinkan hal itu” dan lafaz ini bukan dalam Shahihain (Bukhari dan Muslim), tetapi tidak mengingkari apa yang ada pada Shahihain.
Tapi jika dia khawatir orang kebanyakan mengira itu wajib maka boleh baginya kadang dia membaca selain kedua surat lain, misalnya dalam sebulan sekali atau dua kali. (Selesai)
Ada pun meruntinkan membaca As Sajadah, jika karena meyakini sebagai kemestian dan bertujuan semata-mata ayat sajadahnya di subuh hari Jumat, maka sebagian imam memakruhkannya.
Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizhahullah mengatakan:
أما إذا كان مقصوده أنه لابد أن يصلي في يوم الجمعة بسورة فيها سجدة تلاوة ليسجد ظناً منه أن السجدة مقصودة لذاتها في يوم الجمعة، فهذا عمل مكروه، ولذلك فقد كره بعض الأئمة المداومة على قراءة سورة السجدة يوم الجمعة، دفعاً لتوهم بعض الجهلة من تخصيص يوم الجمعة بسجدة زائدة
Ada pun jika maksudnya adalah diharuskan saat shalat dihari Jumat membaca surat yang ada sujud tilawah agar dia sujud, yang dari itu dia menyangka bahwa sujud tersebut adalah maksud dan tujuan itu sendiri di hari Jumat, maka ini adalah perbuatan MAKRUH.
Oleh karena itu sebagian imam memakruhkan merutinkan membaca surat As Sajadah di hari Jumat untuk mencegah sebagian persangkaan orang bodoh yang mengkhususkan hari Jumat dengan sujud tambahan itu.
(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 9929)
Kesimpulannya, merutinkannya Sunnah, dan dibacanya tuntas sebagai upaya mengikuti sunah Nabi ﷺ .. ada pun membacanya dengan keyakinan atau mengincar kekhususan ayat sajadah semata justru makruh jika itu dirutinkan.
Demikian. Wallahu a’lam
🌻☘🌿🌸🍃🍄🌷💐
✍ Farid Nu’man Hasan