Hukum Berhutang dalam Jual Beli

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

📨 PERTANYAAN:

Apa benar kalau belanja itu harus cash atau tunai, tidak boleh berhutang? Di warung dekat rumah ada pemilik toko tidak mau dihutangi, kata ustadzahnya kalau beli-beli itu tidak boleh berhutang harus tunai.

Alasannya hadits ini:

“Jika emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum dijual dengan gandum, sya’ir (salah satu jenis gandum) dijual dengan sya’ir, kurma dijual dengan kurma, dan garam dijual dengan garam, maka jumlah (takaran atau timbangan) harus sama dan dibayar kontan (tunai). Barangsiapa menambah atau meminta tambahan, maka ia telah berbuat riba. Orang yang mengambil tambahan tersebut dan orang yang memberinya sama-sama berada dalam dosa” (HR. Muslim no. 1584).

Apakah benar alasannya? Syukran

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘ala Rasulillah wa ba’d:

Tidak benar berbelanja tidak boleh berhutang. Barang-barang yang disebutkan dalam hadits di atas memang barang ribawi (barang yang harganya berubah-ubah) yg mesti kontan (yadan biyadin) saat membelinya. Hadits ini juga menunjukkan larangan jual beli dengan mengambil barang yang berbeda takaran, maka itu riba yaitu riba fadhl.

Maka, tidak apple to apple, alias tdk nyambung berdalil dgn hadits tersebut. Saya khawatir dia salah paham ucapan ustadzahnya. Wallahu a’lam

Jual beli dgn cara berhutang ada dalam Al Quran dan As Sunnah. Di antaranya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.” (QS. Al Baqarah : 282)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

اشْتَرَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ يَهُودِيٍّ طَعَامًا بِنَسِيئَةٍ، وَرَهَنَهُ دِرْعَهُ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membeli sebagian bahan makanan dari seorang yahudi dengan pembayaran ditunda dan beliau juga menggadaikan perisai kepadanya.”
(HR. Bukhari No. 2096 dan Muslim No. 1603)

Maka, jika seseorang membeli pagi hari, bayarnya sore, atau keesokan harinya, baik cash atau kredit, ini sama sekali tidak masalah dan sudah terjadi di negeri-negeri muslim sepanjang zaman.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili Rahimahullah mengatakan:

أجاز الشافعية والحنفية والمالكية والحنابلة وزيد بن علي والمؤيد بالله والجمهور : بيع الشيء في الحال لأجل أو بالتقسيط بأكثر من ثمنه النقدي

Syafi’iyah, Hanafiyah, Malikiyah, Hanabilah, Zaid bin ‘Ali, dan Al Muayyid billah, serta jumhur (mayoritas ulama) membolehkan jual beli sesuatu secara tunda bayarnya atau kredit yang harganya melebihi harga tunainya. (Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, 5/147)

Demikian. Wallahu A’lam

☘🌸🌺🌴🍃🌷🌾🌻

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top