Bid’ahkah Berdoa Dengan Susunan Sendiri?

📨 PERTANYAAN:

Ada Ust yang membid’ahkan doa Rabithah yang disusun Syaikh Hasan Al Banna, alasannya itu bukan dari nabi, maka bid’ah .. benarkah itu?

📬 JAWABAN

Bismillah wal Hamdulillah …

Apa yang dikatakan oleh ustadz tersebut sangat berlebihan. Pada prinsipnya tidak mengapa, berdoa dengan doa yang tidak ma’tsur yang dibuat oleh kita sendiri sesuai hajat kita, dan ini merupakan pendapat mayoritas ulama, selama doa tersebut tidak ada hal yang terlarang. Walau afdhalnya tetap menggunakan doa-doa yang ma’tsur, yang Nabi ﷺ ajarkan.

Disebutkan dalam Al Mausu’ah:

ذَهَبَ جُمْهُورُ الْفُقَهَاءِ إِلَى جَوَازِ كُل دُعَاءٍ دُنْيَوِيٍّ وَأُخْرَوِيٍّ ، وَلَكِنَّ الدُّعَاءَ بِالْمَأْثُورِ أَفْضَل مِنْ غَيْرِهِ

Mayoritas fuqaha mengatakan bolehnya semua doa duniawi dan ukhrawi, tetapi doa yang ma’tsur lebih utama. (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 20/265)

Suatu ketika, Syaikh Dr. Abdullah Al Faqih Hafizhahullah, pernah ditanya tentang orang yang berdoa dari gangguan sihir, dengan menggunakan doa-doa susunan manusia, yang tidak ma’tsur dari Al Quran dan As Sunnah. Beliau menjawab:

فليس هذا الدعاء وارداً عن رسول الله صلى الله عليه وسلم فيما نعلم، ولا بأس بالدعاء به للوقاية من السحر، إذ لم يتضمن ما يخالف الشرع فيما يظهر لنا، إذ فيه الاستعاذة بصفة من صفات الله تعالى، ونرجو أن يكون هذا الدعاء سببا للعلاج من السحر أو الوقاية منه

Sejauh yang kami tahu, doa ini bukan berasal dari Nabi ﷺ, namun tidak apa-apa berdoa dengannya untuk melindungi diri dari Sihir, mengingat doa tersebut tidak mengandung hal-hal yang menyelisihi syariat yang nampak bagi kami, di dalamnya terdapat permohonan perlindungan dengan sifat-sifat Allah ﷻ, dan kami berharap doa ini menjadi sebab obat dari sihir atau pelindung darinya. (Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyah, 10/202)

Dalam fatwa yang lain, Beliau juga berkata:

فلا حرج على المسلم أن يدعو بدعاء يعبر فيه عن حاجته ورغبته أو كشف ضره، ولكنه إذا دعا بالأدعية المأثورة عن النبي صلى الله عليه وسلم أو غيره من الأنبياء كما جاء في القرآن الكريم أو السنة المطهرة كان أفضل، وعليه أن يختار من الأدعية ما يتناسب مع المقام الذي هو فيه أو الحاجة التي يطلبها، ولا مانع أن يجمع بين هذا وذلك ويركب من بينهما أدعية تعجبه وتناسب مقامه، فقد قال النبي صلى الله عليه وسلم: ثم يتخير من الدعاء أعجبه إليه فيدعوه . رواه البخاري

Tidak apa-apa bagi seorang muslim berdoa dengan kalimat yang di dalamnya tertera hajatnya, keinginannya, atau solusi atas kesulitannya. Tetapi, jika berdoa dengan doa-doa yang ma’tsur dari Nabi ﷺ atau dari para nabi lainnya, sebagaimana tertera dalam Al Quran, atau sunnah yang suci, maka itu lebih utama. Hendaknya dia memilih doa yang sesuai dengan keadaannya, kedudukannya, atau kebutuhan yang dia inginkan. Tidak terlarang baginya menggabungkan antara doa yang ini dan itu, dan mempraktekkan keduanya dengan doa-doa yang dia sukai dan sesuai posisinya.
Nabi ﷺ telah bersabda: “.. kemudian dia memilih doa yang ia sukai maka berdoalah kepadaNya.” (HR. Al Bukhari).

(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyah, 10/124)

Jadi, doa yang tidak ma’tsur itu dengan ketentuan:

– Di dalamnya tidak ada unsur yang bertentangan dengan Syariat

– Meyakini bahwa kesembuhan dari Allah ﷻ atau pengabulan hajat semata-mata dari Allah ﷻ saja

– Dalam membacanya tidak menganggap dari Nabi ﷺ

– Tidak membuat fadilah-fadilah yang direkayasa yang tidak memiliki dasar dalam syariat, sekali pun sebuah doa akhirnya memiliki keutamaan maka itu semata-mata kemurahan Allah ﷻ kepadanya

Maka dengan ketentuan ini, tidak masalah membaca doa apa pun yang disusun oleh manusia, seperti doa Rabithah, dan semisalnya. Walau yang lebih utama adalah doa berasal dari Al Quran dan As Sunnah. Kebolehan ini adalah pendapat mayoritas ulama, bahkan para salaf pun mencontohkannya, mereka berdoa kepada Allah ﷻ sesuai hajat mereka. Maka, pembid’ahan yang dikatakan ustadz tersebut tentu berlebihan dan bertabrakan dengan kenyataan sejak masa salafsh shalih.

Wallahu A’lam

🌺🌸🍃🌹🍀🌾🌴🌾


🌸🌿Di antara Doa Para Wali Allah 🌿🌸

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Doa Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah:

اللهم كما صنت وجهي عن السجود لغيرك فصنه عن المسألة لغيرك

Ya Allah, sebagaimana Engkau lindungi wajahku dari sujud kepada selainMu, maka jagalah ia dari meminta kepada selain diriMu

📚 Jawaahir min Aqwaal As Salaf No. 46

🌿🍀🌸🍃🌴🌺🌻🌷

✏ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top