▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫
📨 PERTANYAAN:
Assalamualaikum wr.wb ustd maaf sebelumnya saya mau tanya teman saya ada yang bekerja di bank konvensional..akhir2ini karena ia ikut halaqoh ia mulai risau dengan pekerjaanya ini..ia per usia 30 th dan bl menikah ust yg jd pwrtanyaan saya bagai mana sebenarnya bank konvensional dalam islam dan apakah mungkin ust ada kaitanya jodoh yang tak kunjung datang dengan pekerjaanya ini..jzklh ust dan di tunggu pencerahanya ust..
(+62 852-6153-xxxx)
📬 JAWABAN
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh
Bismillahirrahmanirrahim ..
Bank konvensional, alias bank ribawi, tentu dibangun atas dasar sistem yg ribawi pula. Maka, aktifitas berupa mencatat, saksi, memakan hasilnya, dan memberikan riba adalah terlarang.
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba…” (QS. Ali ‘Imran: 130)
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ وَمَا هُنَّ قَالَ … وَأَكْلُ الرِّبَا …
“Jauhilah oleh kalian tujuh hal yang membinasakan.” Mereka bertanya: “Apa saja itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: (Salah satunya) .. memakan riba .. (HR. Al Bukhari No. 2766, Muslim No. 89)
Imam An Nawawi Rahimahullah menjelaskan:
هذا تصريح بتحريم كتابة المبايعة بين المترابيين والشهادة عليهما وفيه تحريم الاعانة على الباطل والله أعلم
Ini merupakan penjelasan keharaman penulisan transaksi antara para pelaku riba, juga menjadi saksinya, dan dalam hadits ini terdapat pengharaman memberikan bantuan terhadap kebatilan. Wallahu A’lam.
(Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 11/26)
Sebagian ulama ada yang memberikan “keringanan”, yaitu jika dia bekerja di bank konvensional tapi tidak langsung bersentuhan dengan proses ribanya maka tidak apa-apa. Seperti tukang servic AC, Office Boy, security, dan sejenisnya.
Berikut ini saya lampirkan fatwa cukup bagus dari Mufti Kerajaan Jordania, Syaikh Nur ‘Ali Salmaan Rahimahullah:
العمل في البنوك الربوية فيه تفصيل تابع لصفة العمل المقصود:
1- فإذا كان عمل الموظف في البنك الربوي بعيدا عن مباشرة الفوائد الربوية، وليس فيه إعانة مباشرة عليها: فلا بأس في عمله ولا حرج.
2- أما إذا كان عمل الموظف في البنك الربوي مباشرا للفوائد الربوية، وفيه إعانة عليها: فلا يجوز له ذلك، لقول الله عز وجل: (وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثم وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ) المائدة/ 2.
وفي صحيح مسلم عن جابر رضي الله عنه قال: (لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا وَمُؤْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ) يقول الإمام النووي رحمه الله: “فيه تحريم الإعانة على الباطل” انتهى. “شرح مسلم” (11/26)
والاعتذار عن العمل الحرام بنية تجميع الأموال والانتقال إلى عمل آخر مباح اعتذار مردود، فالمال المحرم لا يبارك الله فيه، والنية لا تقلب العمل المحرم حلالا، واللعن الوارد في الحديث لكل من أعان على الربا يوجب على المسلم التوقف والتأمل، إن كان يرضى أن يحشره الله في زمرة الملعونين، أم في زمرة التائبين العابدين.
وأخيرا نذكركم أن الله عز وجل يقول: (وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجاً وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً) الطلاق/2-3. والله أعلم.
Bekerja di Bank Ribawiyah (konvensional) ada perincian hukumnya sesuai sifat pekerjaan yang dimaksud:
1. Jika pekerjaan pegawai bank ribawi tersebut jauh dari berhubungan langsung dengan bunga bank, tidak ada aktifitas i’anah (membantu) secara langsung maka TIDAK APA-APA, tidak masalah
2. Jika pekerjaan pegawai bank ribawi tersebut langsung berhubungan dengan bunga bank maka di dalamnya ada aktifitas membantu secara langsung maka TIDAK BOLEH baginya kerja di situ.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Janganlah saling menolong dalam dosa dan pelanggaran. (QS. Al Maidah: 2)
Dalam Shahih Muslim, dari Jabir Radhiallahu ‘Anhu dia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaknat pemakan riba, pemberinya, penulisnya, dan dua ornag saksinya.” Beliau bersabda: “Semuanya sama.”
Imam An Nawawi berkata: “Pada hadits ini menunjukkan HARAMNYA membantu kebatilan.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 11/26)
Beralasan bahwa bekerja di tempat haram dengan niat mengumpulkan harta dulu dan pindah ke pekerjaan lain yang halal adalah alasan yang tertolak. Sebab harta yang haram tidak diberkahi Allah Ta’ala. Dan niat itu tidaklah mengubah suatu yg haram menjadi halal.
Kata laknat dalam hadits berlaku bagi semua bentuk pertolongan atas riba dan wajib setiap muslim untuk tunduk dan memperhatikannya. Jika dia ridha terhadap riba, maka Allah akan mengumpulkannya bersama orang-orang yang dilaknat. Ataukah dia mau dikumpulkan bersama orang-orang bertaubat.
Terakhir, kami ingatkan Anda dengan sebuah firman Allah Ta’ala:
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. Ath Thalaq: 2-3). Wallahu a’lam
Mufti: Syaikh Nuur ‘Ali Salmaan (mufti umum Darul Ifta)
(Fatwa No. 467)
Demikian. Jawaban saya atas masalah ini.
Ada pun apakah terhalangnya jodoh karena bekerja di bank konvensional? Wallahu a’lam. Para ulama menjelaskan -seperti Imam Ibnul Qayyim- bahwa maksiat termasuk penghalang rezeki, dan salah satu jenis rezeki dan nikmat hidup adalah pernikahan. Di sisi lain, kita lihat banyak orang yang hidupnya bergelimangan riba tapi baik-baik saja, juga memiliki istri dan anak-anak. Ini bisa jadi istidraj bagi mereka. Istidraj adalah kesenangan dan nikmat yang Allah ﷻ berikan kepada orang yang jauh dariNya yang sebenarnya itu hanyalah penundaan azab baginya, dengan istidraj ini menguji manusia apakah dia bertaubat atau semakin jauh.
Demikian. Semoga bermanfaat.
Wa Shalallahu ‘Ala Nabiyyina Muhammadin wa’ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam
📙📘📕📒📔📓📗
🖋 Farid Nu’man Hasan