Adakah Dosa Warisan dalam Islam?

🐾🐾🐾🐾🐾🐾

📨 PERTANYAAN:

Ust. Mau tny tentang dosa yg diwariskan dlm pandangan islam terkait dgn hadits yg menjelaskan siapa yg melakukan kebaikan dan diikuti oleh org lain maka ia akan mendapatkan pahala sebanyak orang yg mengikutinya demikian pula keburukan

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃

Bismillah wal Hamdulillah …

Pada prinsipnya Islam tidak mengenal dan tidak mengakui dosa warisan, sebagaimana ayat:

وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۚ وَإِنْ تَدْعُ مُثْقَلَةٌ إِلَىٰ حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَيْءٌ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ ۗ إِنَّمَا تُنْذِرُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ ۚ وَمَنْ تَزَكَّىٰ فَإِنَّمَا يَتَزَكَّىٰ لِنَفْسِهِ ۚ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ

Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan sembahyang. Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allahlah kembali(mu). (QS. Fathir: 18)

Tapi, Islam mengakui dampak dan hasil kebaikan sebuah amal yang terus berkesinambungan untuk seseorang, karena orang tersebut menjadi inisiator, teladan dalam kebaikan, lalu banyak yang mengikuti amalnya itu … atau sebaliknya dia menjadi inisiator kejahatan, maka dia akan mendapatkan dosa yang berkesinambungan, lalu banyak yang mengikuti amal jahatnya itu ..

Ini terdapat dalam hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

من سن في الإسلام سنة حسنة فعمل بها بعده كتب له مثل أجر من عمل بها ولا ينقص من أجورهم شيء ومن سن في الإسلام سنة سيئة فعمل بها بعده كتب عليه مثل وزر من عمل بها ولا ينقص من أوزارهم شيء

“Barangsiapa memulai suatu kebaikan dalam Islam, maka dia mendapatkan pahala kebaikan, dan pahala orang-orang yang mengikutinya setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka, dan barang siapa yang memulai amalan kejelekan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya setelahnya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim no. 1017)

Jadi, “pewarisan” ini bukan ujug-ujug melainkan ada peran pelaku awalnya, lalu diikuti atau diteladani orang lain.

Misal, ada beberapa orang masuk ke masjid awalnya hanya seorang yang shalat tahiyatul masjid, lalu yang lain melihatnya sehingga mereka ikut tergerak dan tersadari untuk melakukannya, maka yang mengawali juga aman mendapatkan kebaikannya.

Begitu juga dalam kejahatan …

Wallahu a’lam

🌷☘🌺🌴🌻🍃🌾

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top