Untuk Orang Mukmin, Musibah Itu Bukan Azab

▫▪▫▪▫▪▫▪

Musibah yang menimpa suatu daerah, dan di dalamnya berkumpul berbagai manusia, ada mukmin dan kafir, orang muslim yg Shalih dan muslim maksiat, ada yang jujur dalam keimanannya dan ada yg munafik, maka tidak boleh dikatakan semua mereka diazab, atau semuanya diuji. Semua diperinci sesuai kondisi orangnya.

Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah menuliskan:

وذكر ابن أبي الدنيا عن أنس بن مالك: أنه دخل على عائشة، هو ورجل آخر، فقال لها الرجل: يا أم المؤمنين حدثينا عن الزلزلة، فقالت: إذا استباحوا الزنا، وشربوا الخمر، وضربوا بالمعازف، غار الله عز وجل في سمائه، فقال للأرض تزلزلي بهم، فإن تابوا ونزعوا، وإلا هدمها عليهم، قال: يا أم المؤمنين، أعذابا لهم؟ قالت: بلى، موعظة ورحمة للمؤمنين، ونكالا وعذابا وسخطا على الكافرين

Ibnu Abi Dunya menyebutkan dari Anas bin Malik: bahwa dia bersama Laki-laki lain menemui Aisyah dan Laki-laki itu bertanya kepadanya:

“Wahai Ummul mukminin, ceritakan kepada saya tentang gempa bumi.”

Aisyah Radhiyallahu Anha menjawab:

Jika mereka membolehkan zina, meminum khamr, bermain musik, maka Allah di langitNya cemburu dan berkata kepada bumi: “Bergoncanglah kamu, jika mereka berhenti dan bertobat berhentilah, tapi jika tidak hancurkanlah!”

Laki-laki itu berkata lagi: “Wahai ummul mu’minin, apakah itu azab bagi mereka?”

Aisyah Radhiyallahu Anha menjawab; “Tentu, tapi itu pelajaran dan rahmat bagi orang beriman, dan azab bagi orang kafir.”

(Fawaidul Fawaid, Hal. 46)

Maka, bagi orang beriman bencana adalah ujian bagi mereka, bahkan rahmat karena menghapuskan dosa mereka. Bagi ahli maksiat itu adalah peringatan dan pelajaran, agar dia bertobat. Bagi orang kafir, itu adalah azab, yaitu yg disegerakan di dunia sebelum di akhirat.

Wallahu a’lam

📙📘📕📒📔📓📗

🖋 Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top