💢💢💢💢💢💢💢💢
📌 Tiap hari kita mendengar berita kematian, bahkan belakangan ini hitungan beberapa jam ada berita kematian
📌 Di berbagai grup WA dan medsos lainnya, berita kematian selalu ada baik berita orang yang sama atau orang yang berbeda
📌 Saking banyaknya berita, akhirnya dahsyatnya kematian bagi anak manusia, sudah biasa. Kita pun menjadi “kebal” dan “tanpa rasa”.
📌 Padahal berita kematian adalah “mata kuliah” dengan bobot SKS paling berat.
📌 Ceramah para Ustadz dan wejangan para kiayi, tentang kematian tidaklah seberapa dibanding saat kita langsung menyaksikan proses sakaratul maut manusia. Apa lagi jika dia adalah orang terdekat kita.
📌 Seolah Allah Ta’ala sedang memberikan langsung pelajaran kepada kita melalui terbujur kakunya seonggok tubuh manusia: “Kau akan mati juga seperti dia, Jadwalmu sudah ada, tinggal tunggu!”
📌 Dulunya dia yang kuat, gagah, punya pengaruh, pintar, kaya raya, banyak pengikut,… Tapi saat itu dia tdk berdaya, kosong, hanya raga tanpa nyawa.
📌 Orang terdekatnya hanya mau mengantar sampai di kubur, tidak mau menemani di dalamnya.
📌Keluarga, kerabat, dan sahabat, mereka bersedih sehari saja, atau dua hari, keesokkannya mereka sudah kembali hidup normal dan kembali berkutat dgn kesibukan masing-masing.
📌 Tinggal si mayit yang sibuk menghadapi kehidupan barunya di alam barzakh seorang diri, baik atau buruknya, tergantung amalnya di dunia.
📌 Inilah mata kuliah berharga dari Allah Ta’ala untuk kita dari peristiwa kematian, .. Lalu, apa yang kita persiapkan untuk itu?
Wallahul Muwaffiq Ilaa aqwamith Thariq
🌿🌷🌺🌻🌸🍃🌵🌴
✍ Farid Nu’man Hasan