Sempit Pandangan dalam Beragama

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

📌 Ada orang yang keras terhadap perkara yang hukumnya masih diperselisihkan

📌 Dia menolak pandangan yang berbeda dengannya

📌 Realita perbedaan pendapat di antara ulama mengagetkan dirinya

📌 Selama ini yang dia tahu, pendapat itu hanya pendapat dirinya, gurunya, atau kelompoknya

📌 Dimatanya, siapa pun yang berseberangan pendapat dengannya adalah salah bahkan sesat

📌 Dimatanya, siapa pun yang berbeda dengan pahamnya adalah rendah dan bodoh

📌 Entah apa yang dipelajarinya, atau apa yang diajarkan gurunya, sampai bertingkah seperti itu

📌 Toleransi adalah sikap yang sulit diraihnya, bahkan sangat mahal baginya, sebab memaksakan kehendak adalah budayanya

📌 Jika kita katakan, “dalam hal ini para imam kita berbeda pendapat”, dia menentang adanya kenyataan itu, sebab maunya adalah harus satu pendapat yaitu pendapat dirinya

📌 Padahal satu kitab saja dia tidak pernah membaca tuntas, merujuk kitab hanya mengandalkan catatan kaki buku-buku terjemahan

📌 Diskusi dengan manusia model begini tidaklah bermanfaat, dan mengotorkan hati

📌 Jika keras kepala, sempit pandangan, telah mendarah daging maka meninggalkannya adlh cara terbaik membungkamnya

📌 Sebab, saat itu hawa nafsu dan kibr menjadi imamnya, memandang rendah sudah menjadi perangainya

📌 Kalau Anda pernah mengalami berdiskusi dengan orang seperti ini, ambil-lah sikap seperti ayat berikut:

وَإِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ أَعْرَضُوا عَنْهُ وَقَالُوا لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ

Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil”. (Qs. Al Qashash: 55)

Wallahu A’lam

🌷☘🌺🌴🍃🌸🌾🌻

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top