💢💢💢💢💢💢💢💢
📌 Di era medsos, sangat mudah orang jadi terkenal dan viral; baik karena kebaikannya atau keburukannya.
📌 Ada baiknya bagi muslim mana pun yang aktiv di medsos memilah mana yang layak dipopulerkan, mana yang tidak.
📌 Mempopulerkan orang jahat, fasiq, ahli maksiat, karena kemaksiatannya, akan menenggelamkan orang-orang baik dan kebaikannya.
📌 Sehingga mata dan telinga manusia pun terbiasa dan lebih familiar dengan nama-nama orang jahat dan kejahatannya. Tentunya ini tidak sehat.
📌 Allah Ta’ala menceritakan orang-orang kafir dengan: walladzina kafaruu, menyebut orang zalim dengan zhaalimullinafsih, orang-orang fasiq dengan ulaaika humul faasiquun, dengan bentuk mubham (tidak jelas), agar person-person mereka tidak populer.
📌 Bahkan Fir’aun, Kisra, dan Qaishar, tidak disebutkan nama aslinya, itu sama nama gelar raja, bukan nama asli.
📌 Kecuali, bagi yang memang sudah parah seperti Qarun dan Abu Lahab.
📌 Sebaliknya, Allah Ta’ala mempopulerkan nama-nama nabi, rasul, seperti Adam, Idris, Nuh, Shalih, Ibrahim, Ismail, Musa, dan lainnya, serta orang shalih seperti Maryam, Luqman, dan Zaid.
📌 Bahkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah diperkenalkan di kitab-kitab terdahulu sebelum kelahirannya.
📌 Maka, populerkanlah orang-orang shalih dan kebaikannya, orang-orang berilmu dan keilmuannya, walau menjadi populer bukanlah cita-cita mereka.
📌 Sebab menjadi populer itu tidak salah, nyatanya para nabi, rasul, sahabat, imam mazhab, semuanya orang-orang populer.
📌 Yg salah adalah mempopulerkan diri sendiri dengan cara yang salah dan norak; bul ‘ala zamzam fatu’raf (kencingilah sumur zamzam kau akan terkenal).
📌 Dengan populernya orang-orang shalih dan ahli ilmu, semoga itu bisa menjadi teladan dalam keshalihan, kedermawanan, keilmuan, dan kebaikan lainnya.
Wallahul Muwaffiq Ilaa Aqwamith Thariq
Wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa Shahbihi wa Sallam
🌿🌻🍃🍀🌷🌸🌳
✍ Farid Nu’man Hasan