Penyayangnya Rasulullah

Allah ﷻ berfirman tentang pribadi Rasulullah ﷺ:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. [1]

Semua orang beriman mendapatkan kasih sayangnya, tidak pilih kasih,  baik yang taat, atau yang maksiat. Imam Al Baghawi menyebutkan:

قيل: رؤوف بالمطيعين رحيم بالمذنبين

Dikatakan: belas kasihnya kepada orang-orang yang taat, dan sayangnya kepada orang-orang yang berdosa. [2]

Bahkan Rasulullah ﷺ adalah utusan Allah ﷻ yang membawa rahmat (kasih sayang) bagi alam semesta:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.[3]

Imam Ibnu Katsir mengatakan: “Allah ﷻ mengabarkan bahwa Dia menjadikan Muhammad ﷺ sebagai rahmat bagi alam semesta, yaitu Dia mengutusnya sebagai rahmat bagi mereka semua, maka siapa yang menerima rahmat ini dan bersyukur atas nikmat ini, maka dia akan bahagia dunia dan akhirat, dan siapa yang menolaknya dia akan merugi  dunia dan akhirat.”[4]

Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma berkata: “Ini berlaku umum bagi semua manusia, baik yang sudah beriman atau yang belum beriman. Bagi yang sudah beriman maka rahmat baginya di dunia dan akhirat, sedangkan bagi yang belum beriman maka rahmat baginya di dunia dengan diakhirkan azab baginya di akhirat.” [5]

📓 Beberapa Contoh

Berikut ini beberapa contoh sifat penyayangnya Rasulullah ﷺ .

1⃣ Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa ada seseorang yang berkata: “Wahai Rasulullah, doakanlah kaum musyrikin!” Maka Rasulullah ﷺ menjawab:

إني لم أبعث لعانا وإنما بعثت رحمة

Sesungguhnya aku tidaklah diutus dengan melaknat tetapi aku diutus hanyalah sebagai rahmat (kasih sayang}.[6]

Mereka mengingkan Nabi ﷺ mendoakan keburukan bagi kaum musyrikin, tapi Nabi ﷺmenolaknya dan menegaskan misinya sebagai pembawa rahmat bagi manusia.

2⃣ Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

جَاءَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي طَائِفَةِ اَلْمَسْجِدِ, فَزَجَرَهُ اَلنَّاسُ, فَنَهَاهُمْ اَلنَّبِيُّ – صلى الله عليه وسلم – فَلَمَّا قَضَى بَوْلَهُ أَمَرَ اَلنَّبِيُّ – صلى الله عليه وسلم – بِذَنُوبٍ مِنْ مَاءٍ; فَأُهْرِيقَ عَلَيْهِ

“Datang seorang A’rabi (orang pedalaman – Badui) lalu dia kencing pada dinding masjid, maka manusia mencegahnya, namun Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang mereka (untuk mencegah kencing si Badui, pen). Ketika orang itu sudah selesai kencing, maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan untuk membawa air yang banyak, lalu menyiramkan air kencing tersebut.” [7]

Kesalahan orang Badui ini sangat fatal, datang ke masjid bukan untuk menghormatinya, tapi justru dia kencing di salah satu sudut masjid. Para sahabat nabi marah. Namun Rasulullahﷺ justru melarang mereka memarahi orang Badui itu, tapi langsung memberikan solusi yaitu ambil air dan bersihkan najisnya.

3⃣ Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu bercerita:

قَبَّلَ رَسُولُ اللهِ الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ وَعِنْدَهُ الْأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ التَّمِيمِيُّ جَالِسًا (جَالِسٌ) فَقَالَ الْأَقْرَعُ إِنَّ لِي عَشَرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللهِ  ثُمَّ قَالَ مَنْ لَا يَرْحَمُ لَا يُرْحَمُ

Rasulullah ﷺ mencium Al Hasan bin Ali, saat itu ada ‘Aqra bin Habis At Tamimi di sampingnya, lalu ‘Aqra berkata: “Aku punya sepuluh anak, tapi tak satu pun aku pernah mencium mereka.” Maka Rasulullah ﷺ memandang kepadanya dan bersabda: “Barangsiapa yang tidak menyayangi, tidak akan disayangi.”[8]

Wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam

🌹🌺🌷🌾🍀🌴🌻🌿🍃🍄
✏ Farid Nu’man Hasan


🍃🍃🍃🍃🍃🍃

[1] QS. At Taubah: 128
[2] Imam Al Baghawi, Ma’alim At Tanzil, 16. Cet. 4, 1997M-1417H. Daruth Thayyibah
[3] QS. Al Anbiya: 107
[4] Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 5/385. Cet. 2, 1999M-1420H. Daruth Thayyibah
[5] Imam Al Baghawi, Ma’alim At Tanzil, 5/359
[6] HR. Muslim No. 2599
[7] HR. Muttafaq ‘Alaihi
[8] HR. Bukhari No. 5997, Muslim No. 2318, At Tirmidzi No. 1911, Abu Daud No. 5220

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top