Dalam beberapa hadits Rasulullah ﷺ sering menyebut nilai sebuah amal lebih baik atau lebih berharga dari “Unta Merah”. Apa maknanya dan kenapa mesti Unta Merah?
Unta merah adalah kendaraan berupa unta terbaik, terbagus, tercepat, termahal, yang sangat diinginkan oleh orang Arab pada masa itu. Sebagai simbol kemewahan dan kedudukan sosial bagi yang memilikinya.
Imam Ibnul Atsir berkata:
Humrun Na’am (Unta Merah) adalah akhyaruha (unta terbaik) Wa ajyaduha (unta terbagus). (Imam Ibnul Atsir, Jami’ Al Ushul, jilid. 5, halm 492)
Syaikh Abdurrahman Al ‘Aql:
مرغوبة عند العرب وهي أحسن وأنفس ما يكون من الإبل عندهم.
Unta merah adalah hal yang sangat diobsesikan oleh orang Arab, dia adalah unta terbagus dan tercepat yang ada pada mereka.
(Syaikh Abdurrahman bin Abdul Aziz Al ‘Aql, Ghayatul Murid, hal. 88)
Dijadikan “Unta Merah” Sebagai perumpamaan dalam nilai kebaikan amal akhirat adalah untuk memudahkan atau mendekatkan pemahaman manusia thdp nilai amal tsb.
Imam An Nawawi berkata:
تشبيه أمور الآخرة بأعراض الدنيا إنما هو للتقريب من الأفهام، وإلا فذرة من الآخرة الباقية، خير من الأرض بأسرها وأمثالها معها
Diserupakannya urusan akhirat dengan kekayaan dunia hanyalah untuk mendekatkan manusia pada pemahaman, dan sebaliknya satu atom akhirat lebih baik dari seluruh bumi dan seisinya.
(Syarh Shahih Muslim, jilid. 15, hal. 178)
Jika mau dikonversi ke zaman sekarang, apakah kendaraan yang paling diinginkan oleh manusia zaman ini karena kemewahannya, keindahan, dan kecanggihannya? Jet pribadi? Ferari? Dst.
Daftar Isi
Amal yang Bernilai Lebih Baik dari Unta Merah
Ada beberapa amal yang nilainya lebih utama dari Unta Merah, di antarannya:
1. Menjadi Sebab Hidayah
Rasulullah ﷺ bersabda:
فَوَاللَّهِ لَأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ
Demi Allah, jika Ada seorang mendapatkan hidayah karena dirimu, maka itu lebih baik bagimu dibanding Unta Merah. (HR. Bukhari no. 3009, Muslim no. 2406)
2. Shalat Witir
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ أَمَدَّكُمْ بِصَلَاةٍ هِيَ خَيْرٌ لَكُمْ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ الْوِتْرُ جَعَلَهُ اللَّهُ لَكُمْ فِيمَا بَيْنَ صَلَاةِ الْعِشَاءِ إِلَى أَنْ يَطْلُعَ الْفَجْرُ
“Sesungguhnya Allah telah memberikan anugerah kepada kalian berupa salat yang mana lebih baik dari unta merah, yaitu salat Witir, Allah telah jadikan waktunya bagi kalian antara salat Isya sampai terbit fajar.”
(HR. At Tirmidzi no. 452. Hadits ini dinyatakan dhaif oleh Imam Bukhari dan lainnya. Lihat Takhrijul Ihya, hal. 232. Ada pun Al Albani menyatakan shahih, tanpa kalimat “Unta Merah”. )
3. Tidak banyak bergerak dalam shalat, kalau pun terpaksa cukup sekali saja
Abu Dzar Radhiallahu ‘Anhu berkata:
مَسْحُ الْحَصْبَاءِ مَسْحَةً وَاحِدَةً وَتَرْكُهَا خَيْرٌ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ
“Mengusap kerikil (saat shalat) itu cukup sekali usapan. Sedangkan membiarkannya lebih baik daripada unta merah.” (HR. Malik, Al Muwaththa’ no. 336. Ibnu Abdul Bar mengatakan hadits ini: marfu’ shahih mahfuzh . Lihat At Tamhid, jilid. 15, hal. 537)
Dahulu Rasulullah ﷺ menasihati para sahabatnya yg saat itu lantai masjidnya adalah pasir atau tanah. Mereka sering meratakan atau mengusap tempat shalat/sujud agar sujudnya nyaman, dan itu mereka lakukan ketika shalat. Para Fuqaha mengatakan itu makruh, kecuali sekali usap saja.
Demikian. Wallahu A’lam
✍ Farid Nu’man Hasan