Kapan Dosa Kecil Menjadi Dosa Besar?

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

Imam Ibnu Qudamah Rahimahullah berkata:

اعلم : أن الصغيرة تكبر بأسباب : منها الإصرار والمواظبة . وفى الحديث من رواية ابن عباس رضى الله عنه، عن النبى صلى الله عليه وآله وسلم أنه قال : ” لا صغيرة مع إصرار ولا كبيرة مع استغفار ” . واعلم : أن العفو عن كبيرة قد انقضت ولم يتبعها مثلها، أرجى من العفو عن صغيرة يواظب عليها العبد . ومثال ذلك قطرات من الماء تقع على حجر متواليات، فإنها تؤثر فيه، ولو جمعت تلك القطرات فى مرة وصبت عليه لم تؤثر، ولهذا قال صلى الله عليه وآله وسلم ” أحب العمل إلى الله أدومه وإن قل ” . ومن الأسباب التي تعظم الصغائر أن يستصغر الذنب، فإن الذنب كلما استعظمه العبد، صغر عند الله تعالى، وكلما استصغره العبد، كبر عند الله تعالى، فإن استعظامه يصدر عن نفور القلب منه وكراهيته له . قال ابن مسعود رضى الله عنه : إن المؤمن يرى ذنوبه كأنه فى أصل جبل يخاف أن يقع عليه، وإن الفاجر يرى ذنوبه كذباب وقع على أنفه، فقال به هكذا . أخرجاه فى ” الصحيحين “

Ketahuilah, dosa kecil bisa menjadi dosa besar karena beberapa sebab, di antaranya:

📌 Melakukannya secara berulang-ulang dan terus melakukannya. Dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu, dari Nabi ﷺ bahwa Beliau bersabda: “Tidak ada dosa kecil jika diulang-ulang, dan tidak ada dosa besar jika meminta ampun”. Ketahuilah memohon ampun dari dosa besar dapat meluluhkannya selama dia tidak menyusul dengan perbuatan serupa, sementara menunda memohon ampun dari dosa kecil justru akan membuat seorang hamba dipenuhi olehnya.

Perumpamaannya seperti tetesan air hujan yang banyak menimpa batu bertubi-tubi akan memberikan dampak pada batu itu, namun seandainya air itu di satukan dan disiram dalam sekali guyuran maka tidaklah berdampak pada batu itu. Oleh karena itu Nabi ﷺ bersabda: “Amal yang paling Allah ﷻ  sukai adalah yang rutin walau sedikit.”

📌 Sebab lainnya adalah meremehkan dosa. Sesungguhnya ketika seorang hamba memandang besar dosanya, maka di sisi Allah ﷻ  itu kecil, kebalikannya ketika seorang hamba meremehkan dosanya maka di sisi Allah ﷻ itu besar. Sebab, sikap memandang besar sebuah dosa lahir dari hati yang membenci dan antipati terhadap hal itu.
Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu mengatakan: “Sesungguhnya seorang mu’min memandang dosanya bagaikan sedang berada di dasar gunung yang dia khawatir akan tertimpa oleh gunung tersebut,  sedangkan pelaku dosa memandang dosanya bagaikan lalat yang hingga di hudangnya saja (diremehkan, pen).” Perkataan seperti ini juga ada dalam Shahihain.

✅✅✅✅✅✅✅

📚 Imam Ibnu Qudamah, Mukhtashar Minhaj Al Qashidin, 4/10

🌷☘🌺🌴🌻🌾🌸🍃

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top