Akhir Zaman: Banyak Penceramah, Qurra (Ahli Baca Al Quran), Tapi Sedikit Fuqaha (Ahli Fiqih)

💢💢💢💢💢💢💢

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّكُمْ قَدْ أَصْبَحْتُمْ فِي زَمَانٍ كَثِيرٍ فُقَهَاؤُهُ، قَلِيلٍ خُطَبَاؤُهُ، كَثِيرٍ مُعْطُوهُ قَلِيلٍ سُؤَّالُهُ الْعَمَلُ فِيهِ خَيْرٌ مِنَ الْعِلْمِ، وَسَيَأتِي [مِنْ بَعْدِكُمْ] زَمَانٌ قَلِيلٌ فُقَهَاؤُهُ، كَثِيرٌ خُطَبَاؤُهُ , كَثِيرٌ سُؤَّالُهُ، قَلِيلٌ مُعْطُوهُ، الْعِلْمُ فِيهِ خَيْرٌ مِنَ الْعَمَلِ

Sungguh, saat ini kalian hidup di mana banyak fuqaha (ahli fiqih), sedikit khuthaba (penceramah, tukang pidato, orator), banyak yang memberi, dan sedikit peminta-minta. Setelah kalian, akan datang zaman sedikit ahli fiqihnya, banyak penceramahnya, orang yang memberi sedikit, sedangkan yang meminta-minta banyak. Saat itu manusia lebih mementingkan ilmu dibanding amal.

(HR. Ath Thabarani dalam Mu’jam al Kabir, no. 3111)

Hadits di atas dinyatakan dhaif oleh Imam Zainuddin al ‘Iraqi. (Takhrijul Ihya’, Hal. 14)

Namun, ada yg shahih sebagai ucapan Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu:

إنك في زمان كثير فقهاؤه قليل قراؤه تُحْفَظُ فِيهِ حُدُودُ الْقُرْآنِ وَتُضَيَّعُ حُرُوفُهُ قَلِيلٌ مَنْ يَسْأَلُ كَثِيرٌ مَنْ يُعْطِي يُطِيلُونَ فِيهِ الصَّلَاةَ وَيُقَصِّرُونَ الْخُطْبَةَ يُبَدُّونَ أَعْمَالَهُمْ قَبْلَ أَهْوَائِهِمْ وَسَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ قَلِيلٌ فُقَهَاؤُهُ كَثِيرٌ قُرَّاؤُهُ يُحْفَظُ فِيهِ حُرُوفُ الْقُرْآنِ وَتُضَيَّعُ حُدُودُهُ كَثِيرٌ مَنْ يَسْأَلُ قَلِيلٌ مَنْ يُعْطِي يُطِيلُونَ فِيهِ الْخُطْبَةَ وَيُقَصِّرُونَ الصَّلَاةَ يُبَدُّونَ فِيهِ أَهْوَاءَهُمْ قَبْلَ أَعْمَالِهِمْ

Kalian (para sahabat nabi) hidup di zaman banyak fuqaha, sedikit qurra (ahli baca Al Quran), di zaman ini terjaga hukum-hukum Al Quran, hilang huruf-hurufnya (bacaan tidak terlalu bagus), peminta-minta lebih sedikit dibanding yang memberi, shalatnya panjang dan khutbahnya pendek, mereka mengutamakan amal-amalnya dibanding hawa nafsunya.

Akan datang zaman kepada manusia, fuqahanya sedikit, banyak ahli baca Al Quran, mereka hanya menjaga huruf-hurufnya tapi luput dari menjaga hukum-hukum syariat yang ada pada Al Quran, peminta-minta lebih banyak dibanding pemberi, khutbah mereka panjang tapi shalat mereka pendek, mereka lebih menampakkan hawa nafsunya dibanding amalnya.

(HR. Malik, Dishahihkan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar, Fathul Bari, 5/510. Imam Ibnu Abdil Bar berkata: “diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dengan banyak jalur yang bersambung, bagus, dan mutawatir.” (Al Istidzkar, 2/363)

Beberapa faedah:

📌 Riwayat ini merupakan pujian dan keutamaan atas zaman di mana ahli fiqih, orang yang paham agama, lebih banyak dibanding penceramah dan penghapal Al Quran.

Imam Ibnu Abdil Bar Rahimahullah mengatakan:

وَفِيهِ مِنَ الْفِقْهِ مَدْحُ زَمَانِهِ لِكَثْرَةِ الْفُقَهَاءِ فِيهِ وَقِلَّةِ الْقُرَّاءِ وَزَمَانُهُ هَذَا هُوَ الْقَرْنُ الْمَمْدُوحُ عَلَى لِسَانِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dalam hadits ini terdapat pemahaman adanya pujian untuk zaman banyak fuqahanya, saat itu sedikitnya qurra, dan zaman tersebut telah dipuji lewat lisan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

📌 Sekaligus sebagai celaan atas kondisi yang berubah yaitu banyak ahli baca Al Quran, tapi sedikit amalnya.

Imam Ibnu Abdil Bar Rahimahullah berkata:

وَفِيهِ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ كَثْرَةَ الْقُرَّاءِ لِلْقُرْآنِ دَلِيلٌ عَلَى تَغَيُّرِ الزَّمَانِ وَذَمِّهِ لِذَلِكَ. وَقَدْ رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم أَكْثَرُ مُنَافِقِي أُمَّتِي قُرَّاؤُهَا

Ini menjadi dalil bahwa banyaknya ahli baca Al Quran sebagai perubahan zaman dan itu tercela. Telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam: “Paling banyak golongan munafiq dari umatku adalah para qurra-nya.”

📌 Ini pun menjadi dalil, bacaan tidak bagus tidak apa-apa, asalkan dia menjaga syariat di dalamnya.

Imam Ibnu Abdil Bar berkata:

وَفِيهِ دَلِيلٌ أَنَّ تَضْيِيعَ حُرُوفِ الْقُرْآنِ لَيْسَ بِهِ بَأْسٌ لِأَنَّهُ قَدْ مَدَحَ الزَّمَانَ الَّذِي تُضَيَّعُ فِيهِ حُرُوفُهُ وَذَمَّ الزَّمَانَ الَّذِي يُحْفَظُ فِيهِ حُرُوفُ الْقُرْآنِ وَتُضَيَّعُ حُدُودُهُ

Ini menjadi dalil bahwa hilangnya huruf-huruf saat melafalkannya adalah tidak apa-apa, karena zaman disaat hilangnya huruf-huruf dilafalkan itu telah dipuji, yang tercela adalah menjaga huruf-hurufnya tapi tidak menjaga hukum syariat dalam Al Quran. (Al Istidzkar, 2/363)

Apa yg disebutkan dalam riwayat di atas sepertinya saat ini telah terjadi. Menjamurnya perhatian manusia terhadap hapalan Al Quran, dan bagusnya bacaan. Ada pun bagaimana menggali memahami hukum, syariat, hikmah, dan menjalankannya, kurang mendapat perhatian. Serta banyaknya para penceramah, bahkan dadakan, tapi sedikitnya ahli fiqih. Intinya adalah hilangnya keseimbangan, itulah yang dicela, adapun membaca Al Quran , menghapalnya, adalah hak yang mulia.

Wallahul Muwafiq Ilaa Aqwamith

🌸🌿🌻🌷🍃🍀🌳

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top