Allah Ta’ala berfirman:
{ وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ }
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan.
[Surat Al-A’raf: 96]
Beberapa hari ini, sudah tidak terhitung keluhan dari para aktivis Islam, baik Ikhwan dan akhawat, yang menceritakan caleg-caleg partai mana pun termasuk partai Islam juga melakukan serangan fajar (risywah, suap, sogokan)
Begitu pula semua timses capres dan caleg juga melakukannya, baik dlm jumlah kecil, dan besar, dan berbagai bentuk, malu-malu dan terang-terangan
Seolah sudah tidak takut terhadap ancaman laknatnya suap baik pelaku, penerima, dan perantaranya.
Bagi mereka yang penting menang, jika sudah menang ‘kan bisa tobat.
Inilah sebab tercabutnya keberkahan pada kemenangan mereka, hilangnya keberkahan pada gaji mereka, hilangnya keberkahan pada negeri mereka .. karena capaian mereka bukan didasari takut kepada Allah Ta’ala tapi justru melawan aturan Allah Ta’ala
Iblis dan hawa nafsu telah menjebak mereka dengan ilusi “membeli kemenangan”, “sedekah politik”, dan istilah lainnya, yang substansinya adalah permainan istilah untuk menghalalkan yang jelas haramnya.
Dahulu Rasulullah ﷺ bersabda dalam sebuah hadits shahih:
لَيَشْرَبَنَّ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِي الْخَمْرَ يُسَمُّونَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا
Benar-benar ada manusia dari umatku yang akan meminum minuman keras (KHAMR), LALU MEREKA MENAMAKAN DENGAN BUKAN NAMANYA. (HR. Ahmad)
Ya, khamr dinamakan dgn bukan namanya agar menjadi halal, begitu pula risywah (sogokan) dinamakan dengan “sedekah politik”, “membeli kebenaran”, “tipu daya dalam perang ‘kan dibolehkan”, dsb. Inilah talbis Iblis (perangkap syetan) kepada mereka.
Kaidah fiqih mengatakan:
العبرة بالمسميات لا بالاسماء
Yang dinilai adalah substansinya, bukan nama (bungkus) nya
Khusus untuk caleg partai Islam, seharusnya bisa memberikan teladan bukan malah ikut-ikutan rusak. Bukankah tujuan keikutsertaan ke sistem yang ada adalah untuk mewarnai dengan kebaikan dan nilai Islam? Bukan justru Anda terwarnai oleh kerusakan.
Dengarlah nasihat ulama dan asatidz dengan berbagai bayannya, jangan dicampakkan bahkan dilecehkan dengan mengatakan, “Para ustadz hanya tahu dalil, tapi tidak tahu medan di lapangan”
Kalah atau tidak terpilih dengan cara terhormat itu lebih baik, justru itulah kemenangan yang sebenarnya, dibanding terpilih dengan menghalalkan segala cara.
Karena sesungguhnya kita bisa bersabar atas kekalahan tapi kita tidak mampu bersabar atas api neraka.
Wallahul Musta’an wa ‘Alaihit Tuklan
✍ Farid Nu’man Hasan