💢💢💢💢💢💢💢
Daftar Isi
Muqaddimah
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1) مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (2) وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (3) وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ (4) وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (5)
1. Katakanlah,” Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai Subuh
2. Dari kejahatan makhluknya
3. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap
4. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul.
5. Dan dari kejahatan pendengki apabila ia dengki.
A. Ta’rif Surah
Ayat ini termasuk Makkiyyah, ayatnya berjumlah lima ayat, ini pendapat Ikrimah, Hasan, Atha dan Jabir. Sedangkan menurut Ibnu Abbas dan Qatadah, surat ini termasuk Madaniyah.[1]
Sebagian ulama menyebutkan bahwa surat Al Falaq turun di Mekkah setelah surat Al Fiil, sehingga termasuk ke dalam surat-surat Makiyyah.[2]
B. Asbab Nuzul
Seperti halnya surat An-Nas, surat Al-Falaq dikenal juga dengan al-muawazatain (dua surat perlindungan).
Adapun sabab nuzulnya seperti telah kami sebutkan pada tafsir surat An Nas, namun kami sebutkan beberapa riwayat yang terkait. Diantaranya, An Nasa’i menyebutkan hadits:
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ الْأَسْلَمِيِّ -هُوَ ابْنُ أُنَيْسٍ-: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَضَعَ يَدَهُ عَلَى صَدْرِهِ ثُمَّ قَالَ: “قُلْ”. فَلَمْ أَدْرِ مَا أَقُولُ، ثُمَّ قَالَ لِي: “قُلْ”. قُلْتُ: ” قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ” ثُمَّ قَالَ لِي: “قُلْ”. قُلْتُ: ” أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ ” حَتَّى فَرَغْتُ مِنْهَا، ثُمَّ قَالَ لِي: “قُلْ”. قُلْتُ: ” قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ” حَتَّى فَرَغْتُ مِنْهَا. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “هَكَذَا فَتَعَوَذْ مَا تعوذَ الْمُتَعَوِّذُونَ بِمِثْلِهِنَّ قَطُّ
Dari Uqbah bin ‘Amir, dari Abdullah Al Aslami-ia adalah Ibnu Unais- bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam meletakkan tangannya diatas dadanya, kemudian ia berkata,” kemudian bersabda,”Katakanlah. Aku tak mengetahui apa yang akan aku katakan, kemudian beliau bersabda,” Katakanlah, aku berkata,” Qulhuwallahu Ahad, kemudian beliau bersabda kepadaku, Katakanlah,” Aku berkata,’ Qul a’uzubirabbil falaq, minsyarimakhalaq, hingga aku selesai. Kemudia beliau berkata,”katakanlah, lalu aku berkata,” Qul auzubirabbinnas, hingga aku selesai membaca. Lalu Rasulullah bersabda,”Hendaklah engkau memohon perlindungan seperti orang-orang yang meminta perlindungan dengan surat-surat seperti tersebut.”[3] (Sunan Nasa’i Kubra, No. 7845)
Juga hadits dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahuanha:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم كان يَقْرَأُ بِهِنَّ، وَيَنْفُثُ فِي كَفَّيْهِ، وَيَمْسَحُ بِهِمَا رَأْسَهُ وَوَجْهَهُ، وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ. وَقَالَ الْإِمَامُ مَالِكٌ: عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عُرْوَة، عَنْ عَائِشَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اشْتَكَى يَقْرَأُ عَلَى نَفْسِهِ بِالْمُعَوِّذَتَيْنِ وَيَنْفُثُ، فَلَمَّا اشْتَدَّ وَجَعُهُ كُنْتُ أَقْرَأُ عَلَيْهِ، وَأَمْسَحُ بِيَدِهِ عَلَيْهِ، رَجَاءَ بَرَكَتِهَا
Bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam pernah membaca al muawaizatain, lalu meniupkan dikedua telapak tangannya, mengusapkan keduanya diwajah dan kepala lalu keseluruh tubuhnya. Berkata Imam Malik,” Dari Ibnu Syihab, daru ‘Urwah dari ‘Aisyah bahwasanya Rasulullah jika ada keluhan Beliau membaca untuk dirinya al-muawazatain dan meniupkannya. Ketika semakin terasa sakitnya, aku membacakan untuk Beliau, lalu aku mengusapkan dengan tangannya, mengharap keberkahannya.[4]
( Al Muwatha, 2/942, Shahih Bukhari, No.5016, Shahih Muslim, No.3902, Sunan Abu Daud, 3902, Sunan Nasa’i Al Kubra, No. 7544,7549).
C. Kandungan Umum surat
Surat ini mengandung perlindungan kepada Allah, karena Allah Maha Kuasa atas segalanya. Saat manusia butuh dan lemah, tentu sebagai muslim, mereka akan kembali kepada Allah, hal ini juga seperti telah disebutkan didalam surat Al Fatihah:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Kepada Engkau (Allah) kami menyembah, dan kepada Engkau kami mohon pertolongan (QS. Al-Fatihah:5)
Rasulullah juga telah mengajarkan kepada kita, jika kita memohon sesuatu, mohonkanlah dengan penuh harap kepada Sang Maha Kaya, Sang Maha Pencipta. Dan jika kita meminta pertolongan, dahulukanlah meminta kepada Allah, sebelum kepada makhluk.
Sabda Nabi:
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ, وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
Jika kamu memohon, mohonlah kepada Allah, dan jika meminta pertolongan, mintalah dengan Allah”.[5] HR. Ahmad, No. 2669
Syekh Dr. Yusuf Al Qardhawi dalam Tafsir Juz ‘Amma beliau menyebutkan:
“Al-Qur’an mengajarkan Umat Islam agar memohon perlindungan kepada Allah atas keburukan dunia, atau atas keburukan sifat dari ciptaan Allah, baik jenis maupun kuantitasnya, karena hanya Allah saja yang Maha Mampu atas segalanya”.[6]
Sedangkan Syekh Mutawalli Asy Sya’rawi menyebutkan dalam tafsirnya:
Surat ini dan setelahnya mengandung taujih (arahan) dari Allah kepada Nabi Muhammad, dan kepada kaum muslimin umumnya. Berlindung kepada Allah dengan pengayoman-Nya, dari segala rasa takut, baik yg tersembunyi maupun yang terlihat, diketahui maupun yang diketahui, seolah Allah membuka perlingungannya, seolah Allah berfirman,” Kemarilah, kemarilah wahai hambaku, Aku Maha Kuat jika kau lemah, kemarilah kepada perlindungan-Ku, kau akan aman dan tenang, kemarilah, kepada-Ku lah ketenangan dan keselamatan”.[7]
والله أعلم
Bersambung…
🍃☘🌺🌾🌻🌿🌴🌸
✍ Ust Fauzan Sugiono, Lc
🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱
[1] Abu Hafs Sirajuddin An Nu’mani, Al Lubab, (Beirut: Dar Kutub Al Ilmiyah, 1419 H) 20/568
[2] Abdul Qadir bin Malaa, Bayan Al Ma’ani, 1/181
[3] Sunan Nasa’i, No. 7845
[4] Al Muwatha, 2/942, Shahih Bukhari, No.5016, Shahih Muslim, No.3902, Sunan Abu Daud, 3902, Sunan Nasa’i Al Kubra, No. 7544,7549
[5] HR. Ahmad, No. 2669
[6] Syekh Yusuf Al Qardhawi, Tafsir Juz Amma, h. 564
[7] Syekh Muhammad Mutawalli Asy Sya’rawi, Tafsir Juz Amma, (Mesir; Penerbit Ar Rayah) hal. 665
Selanjutnya:
Serial Tafsir Surat Al-Falaq