Ya ini sunah nabi, baik perintah (Sunnah Qauliyah) mau pun perbuatan nabi (Sunnah Fi’liyah).
Untuk perkataan Rasulullah ﷺ tertera dalam hadits shahih, ketika Sa’ad bin Mu’adz Radhiallahu ‘Anhu (tokoh Anshar) datang, Nabi ﷺ bersabda kepada orang-orang Anshar:
قُومُوا إِلَى خَيْرِكُمْ أَوْ سَيِّدِكُمْ
BERDIRILAH kalian untuk orang terbaik atau pemimpin kalian (HR. Bukhari no. 3804)
Ada pun perbuatan Rasulullah ﷺ, diceritakan oleh Aisyah Radhiallahu ‘Anha:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى فَاطِمَةَ بِنْتَهُ قَدْ أَقْبَلَتْ رَحَّبَ بِهَا ثُمَّ قَامَ فَقَبَّلَهَا ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِهَا حَتَّى يُجْلِسَهَا فِي مَكَانِهِ
Bahwa Nabi ﷺ jika melihat putrinya – Fathimah- dia akan menyambutnya, lalu BERDIRI dan menciumnya, dan memegang tangannya serta membawanya duduk ke tempatnya. (HR. An Nasa’i. Dikutip oleh Imam Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, 11/50)
Ada pun hadits yang mencela seseorang yg suka jika dirinya disambut orang lain dengan berdiri, yaitu:
من أحب أن يمثل له الرجال قياما فليتبوأ مقعده من النار
“Barangsiapa yang suka seseorang berdiri untuknya, maka persiapkanlah tempat duduknya di neraka”. (HR. Abu Daud no. 5229, At-Tirmidzi no. 2753)
Maka hadits ini larangan bagi orang yang GILA HORMAT, dia begitu berharap orang lain berdiri untuknya, bukan larangan bagi pihak yang menyambut.
Al Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah, mengutip dari Imam Ath Thabariy Rahimahullah sebuah penjelasan tentang hadits di atas:
إِنَّمَا فِيهِ نَهْيُ مَنْ يُقَامُ لَهُ عَنِ السُّرُورِ بِذَلِكَ لَا نَهْيَ مَنْ يَقُومُ لَهُ إِكْرَامًا لَهُ
Ini adalah larangan bagi orang yang senang jika ada orang yang berdiri untuknya, bukan larangan bagi orang yang berdiri untuk penghormatan. (Fathul Bari, 11/50)
Al Hafizh juga mengutip dari Imam Ibnu Qutaibah, dia berkata:
وَلَيْسَ الْمُرَادُ بِهِ نَهْيَ الرَّجُلِ عَنِالْقِيَامِ لِأَخِيهِ إِذَا سَلَّمَ عَلَيْهِ
Hadits ini bukan bermaksud larangan berdiri atas seseorang untuk memuliakan saudaranya jika dia salam kepadanya. (Ibid)
Demikian. Wallahu A’lam
Farid Nu’man Hasan