Di Mana Arwah Para Nabi Pasca Wafatnya?

💢💢💢💢💢💢💢💢💢

📨 PERTANYAAN:

Assalamualaikum
Afwan ustadz mohon bimbingannya takut salah jawab
Ada jamaah bertanya

Manusia wafat ada di alam barzah apakah para nabi juga ada di alam barzah

Kalau semua ada di alam barzah kenapa para nabi yang sudah wafat ada di langit yang dilewati Baginda Rasulullah
Apakah langit itu juga alam barzah

Mohon bimbingannya ustadz

📬 JAWABAN

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Bismillahirrahmanirrahim..

Secara fisik, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memang telah wafat. Sebagaimana nabi-nabi sebelumnya juga telah wafat.

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٞ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهِ ٱلرُّسُلُۚ أَفَإِيْن مَّاتَ أَوۡ قُتِلَ ٱنقَلَبۡتُمۡ عَلَىٰٓ أَعۡقَٰبِكُمۡۚ وَمَن يَنقَلِبۡ عَلَىٰ عَقِبَيۡهِ فَلَن يَضُرَّ ٱللَّهَ شَيۡـٔٗاۚ وَسَيَجۡزِي ٱللَّهُ ٱلشَّٰكِرِينَ

Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur.

(QS. Ali ‘Imran, Ayat 144)

Ayat lainnya:

إِنَّكَ مَيِّتٞ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ

Sesungguhnya engkau (Muhammad) akan mati dan mereka akan mati (pula).

(QS. Az-Zumar, Ayat 30)

Hanya saja jasad para nabi, Allah Ta’ala jaga, tidak rusak di kuburnya.

Sebagaimana hadits:

إن الله عز وجل حرَّم على الأرض أجساد الأنبياء

Allah Ta’ala mengharamkan atas bumi merusak jasad-jasad para nabi.

(HR. Ahmad, no. 16162. Dishahihkan oleh Imam an Nawawi dalam Khulashah al Ahkam, no. 1441)

Al Qadhi ‘Iyadh Rahimahullah berkata:

ولم يقم دليل على فناء جسمه صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، بل جاء في بعض الأخبار ما يدل على بقياه صلوات الله عليه ” انتهى

Tidak ada dalil yang menunjukkan binasanya jasad Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, justru sebagian hadits menunjukkan keutuhan jasad Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

(Ikmal al Mu’lim, 7/218)

Ada pun ruhnya, hakikatnya masih hidup yaitu di alam barzakh (al hayatu al barzakhiyah), alam pembatas antara alam dunia dan akhirat.

Hal ini didasarkan pada ayat:

وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتَۢاۚ بَلۡ أَحۡيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمۡ يُرۡزَقُونَ

Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki,

(QS. Ali ‘Imran, Ayat 169)

Ayat ini menunjukkan ruh syuhada hakikatnya masih hidup, maka apalagi ruh para nabi yang lebih mulia dari mereka.

Dalam hadits juga disebutkan:

و ما من رجل يمر بقبر الرجل كان يعرفه في الدنيا فيسلم عليه إلا رد الله عليه روحه حتى يرد عليه

Tidaklah seorang laki-laki melewati kubur seseorang yang dikenalnya, lalu dia ucapkan salam kepada penghuni kubur itu, melainkan Allah kembalikan ruhnya kepadanya dan menjawab salamnya.

(HR. Ibnu Abdil Bar. Dishahihkan oleh Ibnu Abdil Bar, Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim, dll)

Ini terjadi pada ruh muslim. Maka, apalagi pada ruh oara nabi dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Hanya saja, posisi ruh para nabi -teristimewa lagi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam- adalah di ‘Illiyyin (posisi tertinggi) di antara ruh yang lainnya. Ketika dikembalikan ke jasadnya, dia hidup dalam kehidupan alam barzakh yang karakter kehidupannya sangat berbeda dgn kehidupan dunia. Jangan bayangkan para nabi dikuburnya melakukan aktivitas duniawi seperti saat masih hidup dulu: makan, minum, berjalan, ke pasar, dan lainnya. Tidak demikian.

Imam adz Dzahabi Rahimahullah berkata:

وَهُوَ حَيٌّ فِي لَحْدِهِ، حَيَاةَ مِثْلِهِ فِي البَرزَخِ الَّتِي هِيَ أَكمَلُ مِنْ حَيَاةِ سَائِرِ النَّبِيِّينَ ، وَحَيَاتُهُم بِلاَ رَيْبٍ أَتَمُّ وَأَشرَفُ مِنْ حَيَاةِ الشُّهدَاءِ الَّذِيْنَ هُم بِنَصِّ الكِتَابِ: { أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ } آل عمران/169

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hidup di liang lahadnya, dia hidup sebagaimana yang semisalnya di alam barzakh dengan kehidupan yang paling sempurna dibanding para nabi lainnya. Kehidupan para nabi tidak ragu lagi lebih sempurna kemuliaannya dibanding para syuhada, sebagaimana tertulis dalam Al Quran: Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki,

وَهَؤُلاَءِ حَيَاتُهُم الآنَ الَّتِي فِي عَالِمِ البَرْزَخِ حَقٌّ ، وَلَكِنْ لَيْسَتْ هِيَ حَيَاةَ الدُّنْيَا مِنْ كُلِّ وَجْهٍ ، وَلاَ حَيَاةَ أَهْلِ الجَنَّةِ مِنْ كُلِّ وَجْهٍ ، وَلَهُم شِبْهٌ بِحَيَاةِ أَهْلِ الكَهْفِ

Saat ini, kehidupan mereka di alam barzakh adalah benar adanya. Tapi tidak sama dengan kehidupan dunia di segala sisinya, dan tidak sama dengan kehidupan para penduduk surga. Bagi mereka adalah kehidupan yang mirip dengan Ashabul kahfi.

وَمِنْ ذَلِكَ اجْتِمَاعُ آدَمَ وَمُوْسَى لَمَّا احْتَجَّ عَلَيْهِ مُوْسَى ، وَحَجَّهُ آدَمُ بِالعِلْمِ السَّابِقِ ، كَانَ اجْتِمَاعُهُمَا حَقّاً ، وَهُمَا فِي عَالِمِ البَرْزَخِ ، وَكَذَلِكَ نَبِيُّنَا – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَخبَرَ أَنَّهُ رَأَى فِي السَّمَاوَاتِ آدَمَ ، وَمُوْسَى ، وَإِبْرَاهِيْمَ ، وَإِدْرِيْسَ ، وَعِيْسَى ، وَسَلَّمَ عَلَيْهِم ، وَطَالَتْ مُحَاوَرَتُهُ مع مُوْسَى

Oleh karena itu, Nabi Adam dan Nabi Musa pernah berjumpa dan berdebat. Adam mendebat Musa dengan ilmunya terdahulu. Pertemuan mereka adalah benar adanya, dan mereka di alam barzakh. Sebagaimana pertemuan nabi kita saat mengabarkan bahwa di langit berjumpa dengan Adam, Musa, Ibrahim, Idris, Isa, ‘Alaihimussalam. Serta panjangnya Beliau dialog dengan Musa.

(Siyar A’lam an Nubala, 7/570)

Demikian. Wallahu a’lam

🌻🌷🍀🌿🍃🌳

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top