Sikap Muslim Kepada Habaib

◼◽◼◽◼◽

✉️❔PERTANYAAN:

Afwan ustd mhn tanggapannya mengenai sikap kita thdp Habaib

✒️❕JAWABAN

Bismillahirrahmanirrahim..

Habaib adalah jamak dari habib, yaitu istilah bagi mereka yang nasabnya masih keturunan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dari jalur Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu dan Fathimah Radhiyallahu ‘Anha. Istilah ini kira-kira muncul beberapa abad yang lalu. Rata-rata mereka tinggal di Yaman, kemudian tersebar di banyak dunia Islam.

Perlu diingat, Manusia secara umum pada dasarnya dimuliakan oleh Allah Ta’ala. (QS. Al Isra: 70), tapi disebabkan kekafiran mereka maka posisinya bisa menjadi seburuk-buruknya makhluk (QS. Al Bayyinah: 6), namun akan menjadi sebaik2nya makhluk jika manusia itu beriman dan beramal shalih (QS. Al Bayyinah: 7).

Jika mereka sekaligus memiliki nasab Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, maka itu satu kelebihan dibanding lainnya SELAMA mereka juga beriman dan beramal shalih. Kita wajib memuliakan mereka karena keislamannya dan kemuliaan nenek moyangnya, yaitu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Hal ini berdasarkan beberapa hadits:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا كِتَابَ اللَّهِ وَعِتْرَتِي أَهْلَ بَيْتِي

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku telah meninggalkan di tengah-tengah kalian sesuatu yang jika kalian berpegang kepadanya, maka kalian tidak akan pernah sesat, yaitu; kitabullah dan sanak saudara ahli baitku.”

(HR. At Tirmidzi no. 3786, status: shahih)

Hadits lain:

أَحِبُّوا اللَّهَ لِمَا يَغْذُوكُمْ مِنْ نِعَمِهِ وَأَحِبُّونِي بِحُبِّ اللَّهِ وَأَحِبُّوا أَهْلَ بَيْتِي بِحُبِّي

“Cintailah Allah atas nikmat yang telah diberikan oleh-Nya, dan cintailah aku karena cinta kepada Allah serta cintailah ahli baitku karena cinta kepadaku.”

(HR. At Tirmidzi no. 3789, status: hasan)

Dahulu Zaid bin Tsabit Radhiallahu ‘Anhu, pernah mencium tangan Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma (sepupu Rasulullah), dengan alasan memuliakan dan menghormati keluarga Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Hanya saja memuliakan, mencintai, dan menghormati mereka bukan berarti mengkultuskan sampai menganggap ma’shum (tanpa dosa), sebab mereka juga manusia biasa dan bisa salah sebagaimana hadits: “Semua anak adam memiliki kesalahan…” (HR. At Tirmidzi no. 2499, status: hasan)

Hadits lain:

وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

Siapa yang lelet amalnya, maka itu tidak bisa dipercepat oleh nasabnya. (HR. Muslim no. 2699)

Namun kesalahan mereka tidak boleh membuat kita membenci mereka sampai membully seperti bulliyan yang dilakukan orang-orang fasiq dari kalangan sekuler dan liberal hari ini.

Demikian. Wallahu a’lam

✍ Farid Nu’man Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top